BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian fenomenologi ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan tentang bagaimana pengalaman ibu primipara post seksio sesarea
dengan preeklampsia berat. Keenam partisipan merupakan pasien yang baru bersalin secara seksio sesarea atas indikasi preeklampsia berat hari ke 3-4 di Rumah Sakit
Muhammadiyah Medan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam In Depth Interview menggunakan tape recorder.
1. Karakteristik Partisipan
Keenam partisipan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah partisipan yang memenuhi Kriteria: primipara, melahirkan secara seksio sesarea atas
indikasi preeklampsia berat, bersedia untuk diwawancarai serta menandatangani perjanjian sebelum in depth interview dimulai. Para partisipan terdiri dari enam
orang ibu yang baru bersalin secara seksio sesarea atas indikasi preeklampsia berat 3- 4 hari di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Medan. Satu orang partisipan berusia
21 tahun, dua orang partisipan berusia 22 tahun, satu orang partisipan berusia 24 tahun, satu orang partisipan berusia 26 tahun, dan satu orang partisipan berusia 32
tahun. Empat orang partisipan beragama islam, satu orang partisipan beragama katolik, dan satu orang partisipan beragama protestan. Satu orang berasal dari suku
melayu, dua orang berasal dari suku jawa, tiga orang berasal dari suku batak. Dua orang partisipan bekerja sebagai ibu rumah tangga, satu orang partisipan bekerja
sebagai wiraswasta, dan tiga orang bekerja sebagai PNS. Dua orang partisipan berpendidikan terakhir SMA, satu orang partisipan berpendidikan terakhir D3 dan
Universitas Sumatera Utara
tiga orang lainnya berpendidikan terakhir perguruan tinggi. Data demografi tentang ke enam partisipan dapat dilihat pada table 4.1.
Table 4.1 Data Demografi Partisipan Karakteristik
Jumlah
Umur ibu 21 tahun
22 tahun 24 tahun
26 tahun 32 tahun
1 2
1 1
1
Agama Islam
Katolik Protestan
4 1
1
Suku bangsa Melayu
Jawa Batak
1 2
3
Pekerjaan IRT
Pegawai Swasta PNS
2 1
3
Pendidikan Terakhir SMA
D3 Perguruan Tinggi
2 1
3
2. Pengalaman Ibu Primipara Post Seksio Sesarea dengan Preeklampsia Berat
Pengalaman ibu primipara post seksio sesarea dengan preeklampsia berat, meliputi 5 kategori yaitu: persepsi tentang preeklampsia berat, persepsi tentang
seksio sesarea, berbagai perubahan yang dialami setelah seksio sesarea atas indikasi preeklampsia berat, berbagai dukungan sosial yang diterima, kebutuhan setelah
seksio sesarea. 1.
Persepsi tentang preeklampsia berat Dari hasil wawancara seluruh partisipan yang di dasarkan atas pengalaman
mengalami preeklampsia berat, maka seluruh partisipan mengungkapkan persepsi masing-masing mengenai preeklampsia berat, baik itu pengertian preeklampsia
Universitas Sumatera Utara
berat, penyebab preeklampsia berat, tanda yang dialami partisipan, maupun gejala yang dialami partisipan pada saat mengalami preeklampsia berat.
a. Pengertian
Dari hasil wawancara seluruh partisipan mengungkapkan persepsi mereka mengenai pengertian preeklampsia berat bahwa preeklampsia berat adalah
peningkatan tekanan darah waktu hamil dan dapat di sebut juga keracunan kehamilan.
1 Peningkatan tekanan darah pada waktu hamil
Dari ke enam partisipan, empat orang mengungkapkan persepsi mereka tentang pengertian preeklampsia berat yaitu peningkatan tekanan darah pada waktu
hamil. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut ini: “Pas check up masuk bulan ke-6 tiba-tiba tensi aku naik jadi 160120, karena
naiknya tensi itu makanya di bilang preeklampsia berat…” Partisipan 2
“Yang saya tau sih preeklampsia ini terjadi karena adanya peningkatan tekanan darah di sebabkan oleh kehamilan”
Partisipan 4 “kata dokter nya sih tensi saya tinggi jadi saya di bilang dokter nya untuk
segera operasi hari itu juga, karena ada gejala preeklampsia gitu lah.. ya preeklamplasia berat karena sampek 180 tensi nya ”
Partisipan 5 “preeklampsia ya kenaikan tensi pada waktu hamil dek…waktu itu tensi nya
170120.. udah masuk berat itu kan dek, itulah kata dokter nya kemaren..” Partisipan 6
Universitas Sumatera Utara
2 Keracunan kehamilan.
Selain mengatakan bahwa, preeklampsia berat adalah peningkatan tekanan darah pada waktu hamil. Beberapa partisipan juga mengungkapkan persepsi
mereka tentang pengertian preeklampsia berat adalah keracunan kehamilan. Dari ke enam orang partisipan hanya tiga orang yang menyatakan preeklampsia
berat adalah keracunan kehamilan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut ini:
“Preeklampsia ya ? keracunan kehamilan kan... Karena ini merupakan kehamilan pertama, nggak mengerti sama sekali apa itu keracunan kehamilan,
apa kenapa harus gimana? Yang ada di benak saya waktu itu hanya kenapa’ kehamilan kok meracuni, siapa yang diracuni dan siapa yang meracuni??”
Partisipan 1 “Yah…..preeklampsia itu adalah keracunan pada kehamilan..”
Partisipan 3 “preeklampsia itu ya keracunan kehamilan karena tensi tadi itu lahh, dek..”
Partisipan 4 b.
Penyebab Dari hasil wawancara seluruh partisipan mengungkapkan persepsi mereka
mengenai penyebab preeklampsia berat, didapatkan bahwa empat orang partisipan tidak mengetahui apa penyebab partisipan mengalami preeklampsia
berat, namun satu orang partisipan menyatakan bahwa penyebab partisipan mengalami preeklampsia berat adalah karena adanya riwayat hipertensi dalam
keluarga.
Universitas Sumatera Utara
1 Belum diketahui
Dari ke enam partisipan, lima orang mengungkapkan persepsi mereka tentang penyebab preeklampsia berat yaitu belum diketahui. Hal ini dapat dilihat dari
pernyataan partisipan berikut ini:
“tekanan darah waktu pertama normal-normal aja, ntah lah koq bisa jadi preeklampsia..”
Partisipan 1 “Ya, aku gak tau kenapa bisa begini, padahal sebelum hamil dan pada awal-
awal kehamilan dulu, aku mempunyai tekanan darah rendah loh…” Partisipan 2
“penyebab nya belum tahu dek, saya langsung lemas waktu di bilang dokter,’ibu terkena preeklampsia’…”
Partisipan 3 “Belom taulah apa penyebab nya bisa jadi preeklampsia…”
Partisipan 5 “biasanya aja darah saya cuma 8060, nah ini jadi naik, berdoa ajalah biar gak
gitu lagi, karena preeklampsia inipun belom tau juga apa penyebabnya kan…” Partisipan 6
2 Riwayat Keluarga dengan Hipertensi
Dari ke enam partisipan, satu orang mengungkapkan persepsi nya tentang penyebab preeklampsia berat yaitu karena adanya riwayat hipertensi dalam
keluarga. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
“saya adalah orang dengan potensi hipertensi bawaan genetis dari ayah. Selama ini saya tidak pernah punya tekanan lebih dari 12080, tapi pas hamil di
trimester ketiga ini, duweeeew… tekanan darah saya naik jadi 160110, saya pun divonis mengalami gejala pre-eklampsia.
Partisipan 4 c.
Tanda Dari hasil wawancara seluruh partisipan mengungkapkan persepsi mereka
mengenai tanda preeklampsia berat yang dialami partisipan, yaitu tekanan darah tinggi, kaki bengkak, dan hasil laboratorium yang mengarah ke preeklampsia
berat. 1
Tekanan Darah Tinggi Seluruh partisipan mengungkapkan persepsi nya tentang tanda preeklampsia
berat yaitu tekanan darah tinggi. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut ini:
“Tekanan darah saya saat itu hampir menembus angka 180120” Partisipan 1
“Pas check up masuk bulan ke-6 tiba-tiba tensi aku naik jadi 160120” Partisipan 2
“karena saat itu tekanan darah aku tinggi sekali, mencapai 225142 pada saat masuk UGD”
Partisipan 3 “duweeeew… tekanan darah saya naik jadi 160110”
Partisipan 4
Universitas Sumatera Utara
“memasuki trimester tiga, oo…oo.. tekanan darah kenapa naik jadi 167119 ya,…”
Partisipan 5
“karena tekanan darahku tiba-tiba tinggi… 190120 dan gak merasakan apa- apa.”
Partisipan 6
2 Kaki Bengkak
Seluruh partisipan mengungkapkan persepsi nya tentang tanda preeklampsia berat yaitu kaki bengkak. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut
ini:
“ditambah dengan kaki bengkak dan kenaikan berat badan secara drastis…” Partisipan 1
“pada usia kehamilan menjelang bulan ke-8, barulah saya mengalami keluhan yang tidak wajar, pada kaki mengalami pembengkakan yang agak besar, selain
itu saat kaki atau tangan ditekan tertekan untuk kembali ke kondisi semula itu lamaa lah..”
Partisipan 2 “ditambah dengan tangan dan kaki mulai bengkak…”
Partisipan 3 “Memasuki bulan keenam, bengkak di kaki mulai Nampak, tapi kukira waktu itu
kakiku bertambah gemuk sampai tulang mata kaki tidak terlihat lagi…” Partisipan 4
Universitas Sumatera Utara
“… tuh kan kakinya bengkak lagi…” Partisipan 5
“… bengkak kaki tangan makin parah...” Partisipan 6
3 Hasil Dari Laboratorium
Dari ke enam partisipan, tiga orang mengungkapkan persepsi mereka tentang tanda preeklampsia berat yaitu hasil laboratorium yang mengarah ke
preeklampsia berat . Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut ini:
“di check protein urin hasilnya positive..” Partisipan 1
“pas di rumah sakit, periksa protein pun positive tiga..” Partisipan 3
“langsung check lab gitu trus di periksa kencing katanya protein urine nya positive..”
Partisipan 5
d. Gejala
Dari hasil wawancara seluruh partisipan mengungkapkan persepsi mereka mengenai gejala preeklampsia berat yang dialami partisipan, yaitu pandangan
kabur, sakit kepala, sakit perut, dan muntah.
Universitas Sumatera Utara
1 Pandangan Kabur
Dari ke enam partisipan, dua orang mengungkapkan persepsi mereka tanda preeklampsia berat yaitu pandangan kabur. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan
partisipan berikut ini:
“di bulan ke tujuh, pandangan saya kabur gitu…” Partisipan 2
“kayak rabun gitu dek, tiba-tiba pandangan nya kabur..” Partisipan 3
2 Sakit kepala
Dari ke enam partisipan, tiga orang mengungkapkan persepsi mereka tentang gejala preeklampsia berat yaitu sakit kepala. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan
partisipan berikut ini: kalo udah muntah kepala rasanya kayak di palu..”
Partisipan 1
“Memasuki bulan kelima sakit kepala mulai mengganggu…” Partisipan 4
“mulai lah sakit kali tuh kepalanyaa.. tersiknya lah..huhh “ Partisipan 6
3 Sakit perut
Dari ke enam partisipan, tiga orang mengungkapkan persepsi mereka tentang gejala preeklampsia berat yaitu sakit perut. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan
partisipan berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
“Perut pun juga sakit…” Partisipan 1
“Di bagian bawah perut ini sakit kali rasanya..” Partisipan 4
“ganggu kali lah dek pas muntah itu sakit perutnyaaa…” Partisipan 5
4 Muntah
Dari ke enam partisipan, lima orang mengungkapkan persepsi mereka tentang gejala preeklampsia berat yaitu muntah. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan
partisipan berikut ini:
“Aku lebih terganggu dengan mual-muntah di tiap harinya…” Partisipan 1
“mual muntah terus-terusan.. Partisipan 2
“gak ada masuk makanan, tiap makan muntah ajja …” Partisipan 4
“Ampun lah rasanya mual muntah setiap hari…” Partisipan 5
“terus ditambah lagi muntah-muntah..” Partisipan 6
Universitas Sumatera Utara
2. Persepsi tentang Seksio sesarea
Dari hasil wawancara seluruh partisipan yang di dasarkan atas pengalaman bersalin secara seksio sesarea, maka seluruh partisipan mengungkapkan
persepsi masing-masing mengenai seksio sesarea, baik itu pengertian seksio sesarea, dan penyebab seksio sesarea yang dialami oleh masing-masing
partisipan. a.
Pengertian Dari hasil wawancara seluruh partisipan mengungkapkan persepsi mereka
mengenai pengertian seksio sesarea bahwa seksio sesarea adalah tindakan pembedahan di perut untuk mengeluarkan bayi pada saat melahirkan.
1 Pembedahan di Perut
Seluruh partisipan mengungkapkan persepsi mereka tentang pengertian seksio sesarea yaitu pembedahan di perut untuk mengeluarkan bayi pada saat
melahirkan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut ini:
“SC itu ya pembedahan diperut untuk mengeluarkan bayi yang gak bisa secara normal ”
Partisipan 1 “di operasi, dibelah perutnya, terus dikeluarkan bayinya, kemudian dijahit
lagi..” Partisipan 2
“kekmanalah harus operasi, namanya juga dibelah perutnya ya pasti lama kan sembuhnya..”
Partisipan 3
Universitas Sumatera Utara
“proses melahirkan dengan cara pembedahan dari perut apabila terdapat kelainan pada saat hamil..”
Partisipan 4 “aku ya taunya operasi itu sereem lah, di potong perutnyaa demi ngeluarin bayi
yang gak bisa keluar dari bawah.. hehe..” Partisipan 5
“operasi itu ya suatu pengeluaran bayi dengan cara membedah perut ibu dikamar operasi karena adanya suatu kelainan sehingga ibu tidak bisa
melahirkan normal...” Partisipan 6
b. Penyebab
Dari hasil wawancara seluruh partisipan mengungkapkan persepsi mereka mengenai penyebab partisipan harus bersalin secara seksio sesarea yaitu, karena
adanya peningkatan tekanan darah, bayi besar, dan persalinan belum waktunya. 1
Adanya peningkatan tekanan darah Seluruh partisipan mengatakan bahwa partisipan harus di operasi karena adanya
peningkatan darah. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut ini: “Pada hari itu kita pulang kerja dan rencana langsung ke dokter untuk check
up, hasil pemeriksaan cukup mengagetkan karena waktu itu tensi sekitar 170, maka diputuskan hari itu detik itu juga harus masuk rumah sakit bersalin,
Karena besok harus operasi sesarea untuk persalinan.” Partisipan 1
“tensiku mencapai 200160, sehingga dokter menyarankan aku untuk segera dioperasi Caesar…”
Partisipan 2
Universitas Sumatera Utara
“Pada malam hari saat kembali berkonsultasi dengan dokter kami, tekanan darah saya meningkat lebih tinggi menjadi 150. Dokter menyarankan bahwa
sebaiknya bayi segera dilahirkan malam itu juga dengan operasi…”
Partisipan 3
“Tekanan darah saat itu 180120. No choice, demi keselamatan kami berdua, si boy harus segera dilahirkan. Sampai disini aku masih mikir kalo segera
dilahirkan itu artinya besok atau lusa, ternyata maksudnya segera adalah saat itu juga. Ini juga masih belum terlalu ngeh bakalan dilahirkan itu dengan cara
sesarea.. ” Partisipan 4
“waktu diperiksa tensi mendadak naik 160, ya terpaksalah harus operasi dek, mau gimana lagi, yang penting selamat..”
Partisipan 5
“…ternyata pas kandunganku 9 bulan lebih aku mengandung tensiku naik 190130 terpaksa lahir paksa di RS Alhamdulillah selamat”
Partisipan 6 2
Bayi besar “di usg bayinya sampek 4 kilo, jadi ya harus operasi jugak..”
Partisipan 1 “orang makan aja kerjanya, ya gedek adeknya jadi harus operasi karena
tensinya juga tadi..” Partisipan 5
Universitas Sumatera Utara
3 Persalinan belum waktunya
Dari ke enam partisipan, dua orang partisipan mengatakan bahwa partisipan harus di operasi karena kehamilannya belum cukup bulan sehingga harus
bersalin sebelum waktunya. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut ini:
“masih 8 bulanan, tapi ya harus dikeluarin, operasilah jadinya..” Partisipan 2
“janin nya gawat kata dokternya, jadi mau gak mau harus operasi walaupun belom cukup bulan”
Partisipan 3
3. Berbagai Perubahan Yang Dialami
Dari hasil wawancara diperoleh adanya berbagai perubahan yang dialami ibu pasca melahirkan secara seksio sesarea atas indikasi preeklampsia berat adalah
kedinginan, pandangan kabur, pusing, sakit untuk mobilisasi, dada sering terasa sesak.
a. Kedinginan
Tiga dari enam partisipan merasa kedinginan setelah melahirkan secara seksio sesarea atas indikasi preeklampsia berat. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan
partisipan berikut: “Siap operasi dinginnya mintak ampun..”
Partisipan 1 “mungkin karena AC ya, yang kakaki rasain dingin di seluruh tubuh..”
Partisipan 2
Universitas Sumatera Utara
“Gak sadar lagi karena kedinginan juga waktu itu..” Partisipan 3
b. Pusing
Tiga dari enam partisipan merasa pusing setelah melahirkan secara seksio sesarea atas indikasi preeklampsia berat. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan
partisipan berikut:
“Kepala pusing, pas siap operasi itu..” Partisipan 2
“Baru kali ini operasi kan, siap operasi masih pusing kepalanya..” Partisipan 5
“Alhamdulillah selamat walaupun siap itu kepala terasa pening..” Partisipan 6
c. Sakit Untuk Mobilisasi
empat dari enam partisipan merasa sakit untuk mobilisasi setelah melahirkan secara seksio sesarea atas indikasi preeklampsia berat. Hal ini dapat dilihat dari
pernyataan partisipan berikut: “gak berani gerak-gerak karena masih sakit juga..”
Partisipan 2 “telentang ajja gitu, soalnya sakit gitu kalo mau gerak-gerak..
Partisipan 4 “Cuma bisa tiduran ginilah, gak bisa mereng-mereng karena masih sakit ..
Partisipan 5
Universitas Sumatera Utara
“sakit dek semua bandannya, sampek gerak- gerak pun tak bisa dah..” Partisipan 6
d. Dada Sering Terasa Sesak
Dua dari enam partisipan merasa sudah pasrah ketika melahirkan di atas usia 35 tahun. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut:
“selesai operasi dadanya terasa sesak gitu,,” Partisipan 3
“banyak lah rasanya campur aduk, bernapas juga sesak..” Partisipan 5
4. Dukungan Sosial
Dari hasil wawancara seluruh partisipan yang di dasarkan atas pengalaman mengalami preeklampsia berat, maka seluruh partisipan mengungkapkan
tentang dukungan sosial yang partisipan terima saat mengalami preeklampsia berat, baik itu dari sumber dukungan dan bentuk dukungan.
a. Sumber Dukungan
Dari hasil wawancara seluruh partisipan mendapatkan dukungan positif dari suami, keluarga, tenaga kesehatan.
1 Suami
Dari keenam partisipan, empat orang partisipan mengatakan bahwa partisipan banyak mendapatkan dukungan dari suami. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan
partisipan berikut ini: “agak kurang sedihnya karena mendapat dukungan penuh dari suami..
Partisipan 1
Universitas Sumatera Utara
“suami lah yang selalu ada di samping kakak.. Partisipan 2
“untungnya abang terus mendukung kakak, kalo gak gak taulah mau kayakmana lagi..”
Partisipan 4 “iyalah dek, tapi yang jelas abang lah yang mendukung semuanya-semuanya.. ”
Partisipan 5
2 Keluarga
Dari keenam partisipan, dua orang partisipan mengatakan bahwa partisipan banyak mendapatkan dukungan dari keluarga. Hal ini dapat dilihat dari
pernyataan partisipan berikut ini: “keluarga juga selalu menemani dek, tiap hari pasti penuh ni kamar ditungguin
semua keluarga, tengoklah remenya gini dek” Partisipan 3
“semua keluarga ngedukung lah, supaya kalok bisa gak usah operasi, tapi ya mau gimana lagi,, semuanya pada mendoakan yang terbaik lah..”
Partisipan 6
3 Tenaga Kesehatan
Dari keenam partisipan, dua orang partisipan mengatakan bahwa partisipan banyak mendapatkan dukungan dari tenaga kesehatan . Hal ini dapat dilihat dari
pernyataan partisipan berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
“perawat-perawatnya pada ramah, pada perhatian semua, mendukung lah supaya kakak gak down atas penyakit ini..”
Partisipan 3 “ini suster-suster ini juga nyemangatin terus..”
Partisipan 4 “dokternya juga selalu menanyakan keadaan, ngasi motivasi tiap hari..”
Partisipan 5
b. Bentuk Dukungan
Dari hasil wawancara seluruh partisipan menyatakan bahwa partisipan mendapatkan dukungan dalam bentuk, memberikan rasa nyaman, merasa lebih
diperhatikan, member kekuatan pertisipan selama operasi sesarea dilakukan. 1
Memberikan Rasa Nyaman Dari keenam partisipan, dua orang partisipan mengatakan bahwa bentuk
dukungan social yang diterima yaitu adanya rasa nyaman. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut ini:
“iya dibuatnya lah supaya kakak bisa nyaman tu gimana..” Partisipan 1
“nyaman kalo tiap hari ditemenin terus..” Partisipan 2
2 Merasa Lebih Diperhatikan
Dari keenam partisipan, dua orang partisipan mengatakan bahwa bentuk dukungan social yang diterima yaitu merasa lebih diperhatikan. Hal ini dapat
dilihat dari pernyataan partisipan berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
“rasanya juga lebih diperhatikan, tiap hari ditungguin, di temenin, di penuhin semua kebutuhannya..”
Partisipan 3 “yang gak pernah-pernah nya abang masak, bisanya dibuatinnya kakak bubur
kemaren, jadi rasanya lebih diperhatikan gitulah..” Partisipa 5
3 Memberi Kekuatan Partisipan Selama Operasi Dilakukan
Dari keenam partisipan, tiga orang partisipan mengatakan bahwa bentuk dukungan social yang diterima yaitu memberi kekuatan partisipan selama
operasi dilakukan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut ini:
“di motivasi-motivasi terus supaya gak takut operasinya..” Partisipan 2
“ditemenin terus, disemangatin, jadi nya kakak pun berusaha biar gak takut, walaupun wajar ya namanya juga anak pertama, tapi setidaknya sedikit kuat lah
untuk menghadapinya..” Partisipan 4
“waktu operasi berdoa dulu semua keluarga jadi ada kekuatan tersensirilah untuk menghadapi operasi yang baru pertama kali ini..
Partisipan 6
Universitas Sumatera Utara
5. Kebutuhan Setelah Seksio sesarea
Dari hasil wawancara seluruh partisipan yang di dasarkan atas pengalaman bersalin secara seksio sesarea, maka seluruh partisipan mengungkapkan tentang
kebutuhan partisipan setelah seksio sesarea atas indikasi preeeklampsia berat yaitu, perawatan postpartum, perawatan bayi baru lahir normal, informasi akan
jenis obat yang diberikan, dan informasi tentang kehamilan berikutnya. a.
Perawatan Post Partum Dua dari enam partisipan mengatakan membutuhkan perawatan post partum. Hal
ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut: “belom tau cara ngerawat siap operasi melahirkan, karena ini juga kan baru
pertama kali, kalo disini kan ada yang ngerawat, nah kalo dirumah ya palingan mamak lah sama suami..”
Partisipan 5
“merawat perut ini lah yang macemana, tapi katanya suruh kemari 3 hari lagi.. kalo udah pulang buat ganti perban, karena kan gak ngerti juga merawat ini
lukanya.. ” Partisipan 6
b. Perawatan Bayi Baru Lahir
Tiga dari enam partisipan mengatakan membutuhkan perawatan bayi baru lahir. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut:
“masih pertama, megangnya ajja pun masih takut, masih kecil jadi masih perlu dirawat dulu sama suster-susternya..”
Partisipan 1
Universitas Sumatera Utara
“gantiin bajunya macemana, mandikannya macemana, ya butuh perawatan buat si dedek ajja lah gimana..”
Partisipan 2 “berat nya kurang jadi harus diinkubator “
Partisipan 4
c. Informasi Akan Jenis Obat Yang Di berikan
Dua dari enam partisipan mengatakan membutuhkan informasi akan jenis obat yang diberikan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut:
“banyak obatnya, tapi gak tau buat apa aja, apa harus sebanyak itu yaaa..” Partisipan 3
“disuntik bokongnya kanan kiri, sakit banget, katanya sih buat nurunkan tensi, tapi kan operasi bukan normal, kenapa mesti diturunkan tensinya, ”
Partisipan 5
d. Informasi Tentang Kehamilan Berikutnya
Tiga dari enam partisipan mengatakan butuh informasi tentang kehamilan berikutnya. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut:
“kira-kira kehamilan berikutnya bisa kenak juga gak ya, kalo bisa jangan lah..” Partisipan 4
“masih takut hamil, trauma kali lah..” Partisipan 5
Universitas Sumatera Utara
“udah cukup lah segini aja, sakit kali, ampun lah, gak tau giman kalo hamil lagi kayak gini lagi..”
Partisipan 6
B. PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini akan diuraikan secara literatur yang berhubungan dengan pengalaman ibu primipara post seksio sesarea dengan preeklampsia berat, yang
meliputi persepsi tentang preeklampsia berat, persepsi tentang seksio sesarea, berbagai perubahan yang dialami setelah seksio sesarea atas indikasi preeklampsia
berat, berbagai dukungan sosial yang diterima, kebutuhan setelah seksio sesarea
1. Interpretasi dan Hasil Diskusi