Komplikasi Pencegahan Penatalaksanaan Preeklampsia 1. Defenisi

6. Pemeriksaan Penunjang

Selain anamnesa dan pemeriksaan fisik, pada kecurigaan adanya preeklampsia sebaiknya diperiksa juga: a. Pemeriksaan darah rutin serta kimia darah: urium kreatinin, SGOT, LDH, bilirubin. b. Pemeriksaan urine: protein, reduksi, bilirubin, sedimen. c. Kemungkinan adanya pertumbuhan janin terhambat dengan konfirmasi USG bila tersedia. d. Kardiotokografi untuk menilai kesejahteraan janin.

7. Komplikasi

Komplikasi ibu dengan preeklampsia atau PIH: cerebral vascular accident, kardiopulmonari edema, insufisiensi Renal Shutdown, retardasi pertumbuhan, kematian janin intra uterine yang disebabkan hipoksia dan premature. PIH dapat berkembang secara progresif menjadi eklampsia yaitu preeklampsia ditambah dengan kejang dan koma Khattheryn laura, 1995.

8. Pencegahan

Pencegahan timbulnya preeklampsia berat dapat dilakukan dengan pemeriksaan antenatal care secara teratur. Gejala ini dapat ditangani secara tepat. Penyuluhan tentang manfaat istirahat akan banyak berguna dalam pencegahan. Istirahat tidak selalu berarti tirah baring di tempat tidur, tetapi ibu masih dapat melakukan kegiatan sehari-hari, hanya dikurangi di antara kegiatan tersebut, ibu dianjurkan duduk atau berbaring. Nutrisi penting untuk diperhatikan selama hamil, terutama protein. Diet protein yang adekuat bermanfaat untuk pertumbuhan dan perbaikan sel dan transformasi lipid. Universitas Sumatera Utara

9. Penatalaksanaan

Prinsip penatalaksanaan preeklampsia : a. Melindungi dari efek peningkatan tekana darah b. Mencegah progesifitas penyakit menjadi eklampsia c. Mengatasi atau menurunkan resiko janin solusio plasenta, pertumbuhan janin terhambat, hipoksia sampai kematian janin. d. Melahirkan janin dengan cara yang paling aman dan cepat sesegera mungkin setelah matur atau imatur jika diketahui bahwa resiko janin atau ibu akan lebih berat jika persalinan ditunda lebih lama. Penatalaksanaan preeklampsia ringan TD 14090 mmHg: a. Dapat dikatakan tidak beresiko bagi ibu dan janin. b. Tidak perlu segera diberi obat anti hipertensi dan tidak perlu dirawat, kecuali tekanan darah meningkat terus batas aman : 140-15090-100 mmHg. c. Istirahat yang cukup berbaring 4 jam pada siang hari dan 8 jam pada malam hari. d. Diet rendah garam dan tinggi protein. e. Jika maturitas janin masih lama, lanjutkan kehamilan, periksa tiap satu minggu. f. Indikasi dirawat, jika ada perburukan, tekanan darah tidak turun setelah 2 minggu rawat jalan. g. Jika dalam perawatan tiak ada perbaikan, tatalaksana sebagai preeklampsia berat. Penatalaksanaan preeklampsia berat TD 160110 mmHg: a. Penanganan konservatif Penangan konservatif berarti kehamilan tetap dipertahankan bersamaan dengan pemberian pengobatan medicinal untuk kehamilan 35 minggu tanpa disertai tanda-tanda impending eklampsia dengan keadaan janin baik. Universitas Sumatera Utara b. Penangan aktif Apabila ibu memiliki 1 atau lebih kriteria berikut: 1 Ada tanda-tanda impending eklampsia 2 Ada HELLP syndrome 3 Ada kegagalan penangana konservatif 4 Ada tanda-tanda pertumbuhan janin terhambat 5 Usia kehamilan 35 minggu 6 Maka Ibu harus dirawat dirumah sakit, khususnya kamar bersalin. 7 Pemberian pengobatan medicinal: anti kejang. 8 Terminasi kehamilan: bila pasien belum inpartu dilakukan induksi persalinan. Indikasi persalinan pada preeklampsia: a Ibu: Umur kehamilan lebih dari 38 minggu; hitung trombosit kurang dari 100.000 sel mm 3 ; penurunan fungsi hati yang progresif; penurunan fungsi ginjal yang progresif; dugaan abrupsio plasenta; nyeri kepala menetap atau gangguan penglihatan; nyeri ulu hati, mual, dan muntah berat yang menetap. b Janin: restriksi perkembangan janin yang parah; hasil pemeriksaan janin meragukan; oligohidramnion. 9 Persalinan SC dilakukan apabila syarat induksi persalinan tidak terpenuhi atau ada kontraindikasi persalinan per vaginam.

E. Preeklampsia Berat 1. Defenisi