Menurut Varney 2006, preeklampsia adalah sekumpulan gejala yang secara spesifik hanya muncul selama kehamilan dengan usia lebih dari 20 minggu kecuali
pada penyakit trofoblastik dan dapat didiagnosis dengan kriteria berikut : a.
Ada peningkatan tekanan darah selama kehamilan sistolik ≥140 mmHg atau
diastolik ≥ 90 mmHg, yang sebelumnya normal, disertai proteinuria ≥ 0,3 gram
protein selama 24 jam atau ≥ 30 mgdl dengan hasil reagen urine ≥1+.
b. Apabila hipertensi selama kehamilan muncul tanpa proteinuria, perlu dicurigai
adanya preeklampsia seiring kemajuan kehamilan, jika muncul gejala nyeri kepala, gangguan penglihatan, nyeri pada abdomen, nilai trombosit rendah, dan
kadar enzim ginjal abnormal . Diagnosis preeklampsia didasarkan atas ditemukannya hipertensi disertai
dengan proteinuria atau edema, atau keduanya Oxorn, 2010
2. Epidemiologi
prevalensi preeklampsia bervariasi sesuai karakteristik populasi dan defenisi yang digunakan untuk menerangkannya Chappell et all, 1999. Terjadi kurang dari
5 dalam kebanyakan populasi, dan studi prospektif menunjukkan insiden di bawah 2,2 , bahkan pada populasi primigravida yang diketahui prevalensinya lebih tinggi
Higgins et al, 1997 dalam Asuhan Kebidanan Persalinan Kelahiran, 2006.
3. Etiologi
Penyebab timbulnya preeklampsia pada ibu hamil belum diketahui secara pasti, tetapi pada umumnya disebabkan oleh vasospasme arteriola. Faktor-faktor lain
yang diperkitrakan akan mempengaruhi timbulnya preeklampsia atau disebut juga sebagai faktor resiko antara lain: primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, mola
hidatidosa, multigravida, malnutrisi berat, usia ibu kurang dari 18 tahun atau lebih dari 35 tahun serta anemia.
Universitas Sumatera Utara
4. Tanda dan Gejala
Preeklampsia dinyatakan berat bila ada satu diantara gejala-gejala berikut: a.
Hipertensi dengan tekanan darah 160110 mmHg atau lebih, diukur minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam pada keadaan istirahat.
b. Proteinuria 5 gram 24 jam atau lebih, +++ atau ++++ pada pemeriksaan
kualitatif. c.
Oliguria, urine 400 ml 24 jam atau kurang. d.
Edema paru-paru, sianosis. e.
Tanda gejala lain yaitu sakit kepala yang berat, masalah penglihatan, pandangan kabur dan spasme arteri retina pada funduskopi, nyeri epigastrium, mual atau
muntah serta emosi mudah marah. f.
Pertumbuhan janin intrauterine terlambat. g.
Adanya HELLP Syndrome H= Hemolysis, ELL= Elevated Liver Enzym, P= Low Platelet Count.
Kriteria menentukan adanya edema adalah : nilai positif jika pitting edema di daerah tibia, lumbosakral, wajah kelopak mata, dan tangan terutama setelah malam
tirah baring. Bila sulit menentukan tingkat edema, maka metode yang digunakan adalah
sebagai berikut : + = sedikit edema pada daerah kaki pretibia, ++ = edema ditentukan pada ekstremitas bawah, +++ = edema pada muka, tangan, abdomen
bagian bawah ++++ = anasarka disertai asites protein positif, artinya jumlah protein lebih dari 0,3 gram per liter urine 24 jam atau lebih dari 2 gram per liter
sewaktu urine diambil dengan penyadapan kateter.
Universitas Sumatera Utara
5. Patofisiologi