16
BAB III PENERAPAN TEMA GAYA HIDUP PADA RANCANGAN
3.1. Penjelasan Tema dan Konsep Perancangan
Masyarakat yang hidup dikawasan perkotaan disebut juga dengan Masyarakat Urban. Karakter masyarakat urban ini sendiri lebih individual, berdaya saing tinggi, berpikiran
terbuka, dapat mengurus dirinya sendiri, dan memiliki jalan pikiran rasional yang menyebabkan interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan
daripada faktor pribadi. Urban juga didefinisikan sebagai gaya hidup orang perkotaan yang serba cepat, dan cepatnya kehidupan berjalan di kota mengakibatkan faktor waktu,
sehingga teliti dalam mengatur waktu sangat penting bagi masyarakat kota untuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan pribadi mereka. Istilah
“work hard, play hard” juga merupakan istilah yang sudah sangat melekat pada masyarakat ini, karena pada umumnya
masyarakat perkotaan memiliki jam kerja yang tinggi, semakin tinggi jam kerja mereka, maka akan semakin banyak pula penghasilan yang akan mereka dapatkan. Dengan
meningkatnya kualitas hidup mereka, maka mereka juga pasti menginginkan sesuatu dengan kualitas yang paling baik untuk mendukung gaya hidup mereka yang serba cepat
dan jadwal-jadwal mereka yang padat. Masyarakat inilah yang termasuk dalam golongan masyarakat menengah atas dengan gaya hidup kelas atas High-end Lifestyle.
Urban High-End Lifestyle adalah kehidupan masyarakat perkotaan menengah atas dengan gaya hidup yang mewah dan dengan kualitas kelas satu. Maka Urban High-
end Lifestyle menawarkan daerah kawasan bangunan apartemen khusus masyarakat menengah atas dengan fasilitas-fasilitas gaya hidup yang berkelas dan glamour, terutama
Universitas Sumatera Utara
kafetaria, restoran, shoping-mall, supermarket, lounge, fitness centre, spa, karaoke, theatre dan sebagainya. Salah satu strategi ruang terbuka dan tata hijau dari bangunan
apartemen ini yang diperuntukkan bagi para masyarakat sekitar, penghuni, maupun pengunjung untuk saling melakukan interaksi sosial adalah Floating Restaurant, yaitu
restaurant yang dibangun dan didesain diatas sungai, untuk mendapatkan view yang menarik dan tidak biasa didapatkan pada restaurant kebanyakan, kemudian Garden
Restaurant, yaitu restaurant yang berada ditengah taman yang menjual view pemandangan taman bunga dan berdekatan dengan Ampitheatre agar para pengunjung
juga dapat menikmati penampilan atau pertunjukkan sambil menikmati hidangan restaurant.
Berdasarkan gaya hidup modern ini maka menangkat bangunan dengan konsep dan prinsip
“Arsitektur Metafora”. Metafora berasal dari bahasa Yunani metapherein, berasal dari kata
„meta‟ yang berarti memindahkan atau menurunkan, dan „pherein‟ yang berarti mengandung atau memuat. Jadi, secara etimologi metafora dapat diartikan sebagai
pemindahan makna yang dikandungnya kepada obyek atau konsep lain sehingga makna tersebut terkandung pada obyek yang dikenakan baik melalui perbandingan langsung
maupun analogi ref: http:www.girinarasoma.commemahami-metafora-arsitektur
. Anthony C. Antoniades 1992 mengidentifikasi metafora arsitektur ke dalam 3
kategori, yakni Metafora Abstrak Intangible Metaphor, Metafora Konkrit Tangible Metaphor dan Metafora Kombinasi. Adanya klasifikasi ini mempermudah kita untuk
lebih memahami metafora dalam arsitektur. Arsitektur Metafora, yaitu kiasan atau ungkapan bentuk, diwujudkan dalam
bangunan dengan harapan akan menimbulkan tanggapan dari orang yang menikmati atau memakai karyanya. Mengidentifikasikan hubungan antara benda dimana hubungan
Universitas Sumatera Utara
tersebut lebih bersifat abstrak daripada nyata serta mengidentifikasi pola hubungan sejajar ref:
http:calonarsitek.wordpress.com20081022metafora-definisi-dalam-arsitektur .
Mengambil kategori Metafora Yang Nyata Tangible Metaphors, yaitu metafora yang
berangkat dari hal-hal visual seperti spesifikasikarakter tertentu dari sebuah benda.
Metafora yang diambil adalah metafora bentuk Berlian Diamond, dimana bentuk tower
pada bangunan apartemen ini diambil dari metafora bentuk berlian. Alasan mengambil bentukan massa berlian adalah selain untuk menghasilkan arsitektur yang lebih ekspresif
adalah dikarenakan berlian yang juga dikenal sebagai batu permata, sangat identik dengan kelas menengah atas. Berlian merupakan benda idaman setiap manusia untuk dimiliki
karena keindahan, kemahalan, dan karena kepopulerannya. Berlian juga memiliki ciri utama pancaran kilauan yang indah, dan juga dipercaya dapat membawa keberuntungan
bagi siapapun yang memilikinya ref: http:www.anehdidunia.com201307sejarah-asal-
mula-berlian.html . Karena itu bangunan apartemen ini akan didesain dengan konsep dan
definisi seperti yang dimiliki sebuah berlian, yaitu indah dilihat, apartemen yang luxury, dan terkenal beserta populer akan fasilitas yang dimiliki apartemen ini sendiri.
Gambar 3.1 Konsep Metafora Bentuk Berlian
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.2 Metafora Bentuk Berlian Pada Tower
Selain itu, bangunan apartemen ini juga mengambil unsur konsep bangunan Arsitektur Modern, keindahan plastisitas alam dan menyatukannya dengan kemajuan
teknologi untuk dimanifestasikan kedalam media arsitektur dan seni, serta gaya hidup. Karakteristik Arsitektur Modern sendiri pada umumnya adalah :
- Suatu penolakan terhadap gaya lama
- Suatu yang mengadopsi prinsip bahwa bahan dan fungsi sangatlah
menentukan hasil dalam suatu bangunan. -
Hi-Tech technology -
Menolak adanya ornamen atau ukiran pada bangunan -
Bangunan sederhana tanpa detail ref:
http:www.galihgumelar.org201209sejarah-arsitektur-modern.html Struktur bangunan juga mengikut dari sebuah berlian, yang dikenal akan kualitas
fisiknya yang superlatif
2
, terutama kekerasannya, seperti nama berlian sendiri yang diambil dari bahasa Greek yang memili
ki arti “tidak bisa dipecahkan”. Maka sistem
2
Superlatif: tingkat perbandingan teratas atau tingkat yang menyatakan kualitas atau keadaan yang paling tinggi
Universitas Sumatera Utara
struktur dan konstruksi bangunan apartemen ini menggunakan kerangka baja yang juga kita ketahui lebih kuat, kemudian untuk pondasi bangunan, dikarenakan bangunan
apartemen ini merupakan bangunan high-rise, maka akan menggunakan pondasi tiang pancang, kemudian untuk dinding bangunan digunakan dinding beton dan baja agar
pemasangannya lebih mudah dan praktis. Konsep rancangan tapak dan ruang terbuka pada site ini lebih difokuskan pada
site bagian B yaitu site yang menghadap ke Jl. Badur. Pada site bagian ini akan dibuat danau buatan untuk nantinya akan dibangun floating restaurant, sehingga pembangunan
bangunan restaurant tersebut yang merupakan bangunan permanent tidak menganggu GSB maupun kelestarian Sungai Deli, ditanami lebih banyak vegetasi dan taman bunga,
beserta garden restaurant dan ampitheatre yang dibangun bersebelahan, dengan tujuan pengunjung restaurant dapat menikmati taman bunga sambil menikmati hidangan dan
pertunjukan dan penampilan musik akustik dari ampitheatre. Terdapat area olahraga yaitu lapangan basket, lapangan tennis yang bersifat private dan merupakan fasilitas yang
hanya bisa diakses oleh penghuni apartemen.
3.2. Penerapan Gaya Hidup Kelas Atas Terhadap Perancangan di Tengah Kota