Landasan Teori Sosial, Masyarakat, Ekonomi, dan Peraturan Tapak

perkotaan yang serba cepat. Jalan kehidupan yang cepat di kota mengakibatkan faktor waktu, sehingga teliti dalam mengatur waktu sangat penting bagi masyarakat kota untuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan pribadi mereka. Karena gaya hidup masyarakat kota menengah atas yang selalu ingin segala halnya tersedia dengan kualitas yang paling baik, terutama fasilitas-fasilitas yang bisa mereka gunakan disaat waktu senggang mereka. Maka dari itu tema yang diambil untuk kasus proyek ini adalah “Urban High-end Lifestyle” dengan mengambil konsep Arsitektur Metafora. Penerapan “Urban High-end Lifestyle” pada kawasan ini diharapkan akan menjadi kawasan yang melambangkan pusat hunian dengan gaya hidup glamour di kota Medan. Kawasan yang dilengkapi fasilitas- fasilitas kelas satu yang mendukung gaya hidup masyarakat menengah atas. Melestarikan Sungai Deli dan menjadikannya sebagai salah satu pendukung fasilitas, seperti sebagai view restaurant yang berada di atas air floating restaurant. Namun tidak mungkin membiarkan konsumen menikmati hidangan restauran dengan pemandangan sungai yang dipenuhi sampah, maka dari itu perlu dilakukan pelestarian dan pembersihan sungai terlebih dahulu.

1.2. Landasan Teori Sosial, Masyarakat, Ekonomi, dan Peraturan Tapak

Site kasus proyek C berlokasi di kecamatan Medan Maimun, dan mengambil dua kelurahan yaitu Kelurahan Aur dan Kelurahan Hamdan. Lokasi Site juga berbatasan langsung dengan beberapa jalan utama yaitu Jl. Legend Suprapto, yang pada jalan ini terdapat bangunan-bangunan dan kantor seperti kantor PTPN IV dan kantor polisi militer PM. Kemudian berbatasan dengan Jl. Mangkubumi, yang pada sepanjang jalan ini lebih didominasi oleh bangunan-bangunan rumah tinggal, seperti ruko kemudian bangunan perkantoran, seperti swalayan, kantor Palang Merah Indonesia PMI, dan kantor pajak. Yang terakhir berbatasan dengan Jl. Badur, yang pada jalan ini didominasi oleh bangunan-bangunan rumah tinggal yang bertingkat satu hingga tiga lantai. Universitas Sumatera Utara Gambar 1.2 Gambar 1.3 Kantor PTPN IV Kantor Polisi Militer PM Gambar 1.4 Perumahan Warga dan Ruko Masyarakat yang tinggal di area sekitar tapak, dapat digolongkan sebagai Masyarakat Menengah Atas Upper-Middle Class, dikarenakan melihat pekerjaan masyarakat di area sekitar tapak yang rata-rata sebagai PNSpegawai swasta, pegawai pemerintah, pengusaha, dan kaum professional, yang sesuai dengan klasifikasi kelas sosial masyarakat menengah atas yang rata-rata memiliki pekerjaan tersebut. Disamping itu lokasi site yang berada di tengah kota dan dipenuhi dengan sarana publik dan merupakan daerah komersial, sangat mendukung bagi pembangunan apartemen untuk kelas menengah atas. Berdasarkan hasil survey, masyarakat yang tinggal di sekitar area tapak mayoritas beretnis Cina, terutama pada Kelurahan Aur Lingkungan IX, masyarakat yang bermukim di Jl. Mangkubumi didominasi oleh etnis Cina, kemudian diikuti oleh etnis lainnya yaitu Universitas Sumatera Utara masyarakat yang beretnis Nias, Batak, dan Aceh. Kemudian pada Kelurahan Hamdan Lingkungan X, masyarakat yang bermukim di Jl. Badur didominasi oleh masyarakat beretnis Aceh yang menjadikan lingkungan ini juga didominasi oleh masyarakat penganut agama Islammuslim, pada daerah ini juga terdapat fasilitas ibadah yaitu Mesjid dan Musholla. Hasil survey dari jumlah penduduk di daerah sekitar tapak, Kelurahan Hamdan Lingkungan X memiliki jumlah penduduk berkisar ±1769 jiwa, dengan terdapat ±467 kepala keluarga. Kemudian pada Kelurahan Aur Lingkungan IX memilki jumlah penduduk berkisar ±758 jiwa, dengan ±170 kepala keluarga yang terdapat didalamnya. Namun, jumlah penduduk yang bermukim di sepanjang pinggir sungai tidak diperoleh data penduduknya dengan jelas, dikarenakan pemukiman ini merupakan pemukiman illegal pemukiman liar yang tidak termasuk pada sensus penduduk data Kelurahan Hamdan maupun Kelurahan Aur. Gambar 1.5 Kondisi Sungai Deli Pemukiman yang berada di sepanjang sungai ini sudah melanggar undang-undang dan peraturan daerah, yaitu Peraturan Daerah Perda Nomor 10 2009 tentang Izin Mendirikan Bangunan IMB yang dijabarkan bahwa untuk membangun atau mendirikan bangunan di sekitar daerah aliran sungai, minimal memiliki jarak 25 meter dari pinggir sungai tertinggi ref: Google. Peraturan Daerah Perda ini cukup membuktikan bahwa Universitas Sumatera Utara pemukiman disepanjang pinggir Sungai Deli ini merupakan illegal, dikarenakan daerah sempadan sungai yang harusnya bebas dari struktur fisik. Hasil yang diperoleh berdasarkan survey lebih lanjut ke pemukiman tepi Sungai Deli, didapatkan bahwa pemukim yang berada di tepi sungai bagian Jl. Mangkubumi, mayoritas masyarakatnya didominasi oleh etnis India. Sementara pemukim yang berada di tepi sungai bagian Jl. Badur, lebih didominasi oleh etnis Jawa dan etnis Melayu. Pekerjaan atau mata pencaharian masyarakat di sekitar tepi sungai adalah sebagai kuli bangunan, dan membuka warung atau kaki lima. Sosialisasi masyarakat pada area site sangat kurang, dikarenakan daerah ini merupakan daerah perdagangan. Yang hanya bersifat melayani disaat keramaian yang terjadi pada waktu pagi hingga sore saja dan menyebabkan kemacetan di Jl. Mangkubumi dikarenakan banyaknya kendaraan yang parkir sembarangan di pinggir jalan. Dan kemudian diwaktu malam hari daerah ini tergolong sepi dikarenakan sedikitnya kegiatan yang terjadi pada malam hari pada daerah ini. Namun sosialisasi masyarakat pada daerah tepi Sungai Deli tergolong tinggi, setiap sore para masyarakat daerah tepi sungai sering berkumpul bersama dan bersosialisasi dengan tetangga dan banyaknya anak-anak kecil yang bermain dan berenang di tepi sungai. Gambar 1.6 Ineteraksi Sosial Penghuni Tepi Sungai Universitas Sumatera Utara Gambar 1.7 Interkasi Sosial Masyarakat Bermain di Sungai Masyarakat daerah tepi sungai cukup berepengaruh terhadap Sungai Deli, bisa dikatakan Sungai Deli merupakan salah satu sumber kehidupan mereka. Mereka menjadikan Sungai Deli sebagai fasilitas seperti anak-anak bermain dan berenang di tepi sungai, mandi dan buang air ditepi sungai, juga terdapat ibu-ibu yang mencuci baju dan perlengkapan rumah tangga lainnya di tepi sungai. Sungguh disayangkan karena masyarakat ini secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap pelestarian Sungai Deli, dikarenakan mereka membuang sampah limbah rumah tangga mereka kedalam sungai. Disamping itu sumber listrik pemukiman masyarakat tepi sungai yang didominasi oleh rumah panggung ini, kemungkinan besar mencuri listrik dari tiang PLN. Gambar 1.8 Gambar 1.9 GSB Jl. Mangkubumi GSB Jl. Jend Suprapto Universitas Sumatera Utara Gambar 1.10 GSB Jl. Badur Site tempat lokasi apartemen akan dibangun memiliki luas 2,5 ha, yang kemudian terdapat Sungai Deli melalui atau membelah site ini. Namun untuk pembangunan pada site ini memiliki syarat dan ketentuan hukum dikarenakan site ini berlokasi di pinggir sungai Riverside. Syarat pembangunan bangunan tepi sungai yang ditetapkan oleh peraturan pemerintah yang diperoleh melalui RTRW yang wajib dipatuhi untuk menjaga keamanan bangunan yaitu, bangunan paling sedikit harus memiliki Garis Sempadan Bangunan GSB selebar 15 m dari tepi kiri dan kanan bibir sungai, dan sepanjang alur sungai untuk sungai yang bertanggul dan kecil, kemudian pada Jl. Mangkubumi memiliki GSB selebar 3 m, dan pada Jl. Badur memiliki GSB selebar 5 m. Koefisien Dasar Bangunan KDB yaitu 60, dan Koefisien Luas Bangunan KLB yaitu 12. Didapatkan luas site yang diizinkan untuk dibangun oleh bangunan permanen adalah seluas ± 1,5 ha. Mengingat kembali peraturan daerah RTRW pasal 14 ayat 3 yang menetapkan bahwa kecamatan Medan Maimun merupakan kawasan pusat pelayanan kota, yang merupakan suatu wilayah yang memiliki kegiatan utama dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, kegiatan perdagangan ataupun bisnis, dan kegiatan ekonomi ref: Universitas Sumatera Utara Wikipedia. Sangat tepat untuk wilayah tapaksite yang merupakan daerah atau area komersil, sangat sesuai untuk pembangunan apartemen kelas menengah atas dengan fasilitas-fasilitas pendukung lainnya. Mengingat aspek hirarkis 1 yang menjelaskan bahwa kelas sosial penting bagi pemasaran, bahwa kelas sosial seperti Masyarakat Menengah Atas, memiliki faktor gaya hidup tertentu yaitu kepercayaan, sikap, kegiatan, dan perilaku. Sehingga rencana pembangunan apartemen ini nantinya akan menganut “Apartemen Menengah Atas” yang akan menjadikan kawasan ini kawasan komersil dengan fasilitas-fasilitas lengkap selain memiliki fungsi sebagai apartemen serta kebutuhan hidup masyarakat menengah atas lainnya. Bangunan apartemen ini akan dibangun memiliki 2 tower dengan tinggi 20 lantai, dan terdapat podium setinggi 4 lantai yang dapat dikategorikan sebagai mall kecil untuk masyarakat publik, kemudian fasilitas-fasilitas ruang terbuka hijau dan taman terbuka hijau untuk publik yang memanfaatkan sungai dengan menjadikannya sebagai view dan melestarikannya. 1 Aspek hirarkis: aspek cara besikap yang telah diatur baik secara tertulis maupun tidak tertulis sesuai dengan tingkatan atau jabatan. Universitas Sumatera Utara 14 BAB II MENGACU TERHADAP KEBUTUHAN SOSIAL

2.1. Analisis dan Studi Literatur