Urban High-End Lifestyle, Landmark Dari Kemegahan dan Kemewahan Gaya Hidup Masyarakat Perkotaan di Kota Medan

(1)

HIDUP MASYARAKAT PERKOTAAN DI KOTA MEDAN

SKRIPSI

OLEH

SHERLEY YOHANNA SIREGAR

100406070

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

HIDUP MASYARAKAT PERKOTAAN DI KOTA MEDAN

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Dalam Departemen Arsitektur

Pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Oleh

SHERLEY YOHANNA SIREGAR

100406070

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

KEMEWAHAN GAYA HIDUP MASYARAKAT PERKOTAAN DI KOTA

MEDAN

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, ...


(4)

Nama Mahasiswa

: Sherley Yohanna Siregar

Nomor Pokok

: 100406070

Departemen

: Arsitektur

Menyetujui

Dosen Pembimbing

( Ir. Samsul Bahri, M.T.)

Koordinator Skripsi,

( Ir. Bauni Hamid, M.DesS, Ph.D )

Ketua Program Studi,

( Ir. N. Vinky Rahman, M.T. )


(5)

Panitia Penguji Skripsi

Ketua Komisi Penguji : Ir. Samsul Bahri, M.T.

Anggota Komisi Penguji : 1. Syahlan Juhkri Nst., S.T., IAI 2. Ir. Dwi Lindarto,M.T.


(6)

rahmat dan karunia-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir Skripsi ini dengan judul Urban High-End Lifestyle, Landmark Dari Kemegahan Dan Kemewahan Gaya Hidup Masyarakat Perkotaan di Kota Medan”sesuai dengan yang diharapkan.

Penyusunan Laporan Akhir Skripsi yang mengacu berdasarkan tugas Perancangan Arsitektur – 6 dan membahas penjelasan lengkap tentang Pengembangan Kawasan Muka Sungai dan Perancangan Model Permukiman Menengah Atas (Apartemen & Rumah Bandar) di Pusat Kota mengenai Sosiologi Perkotaan ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Departemen Aristektur di Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan Laporan Akhir Skripsi ini, tentunya banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua dari penulis serta keluarga besar yang telah memberi dukungan yang sangat besar kepada penulis.

2. Bapak Ir. Samsul Bahri, M.T., selaku dosen pembimbing penulis.

3. Bapak Ars. Syahlan Jukhri, IAI, selaku arsitek pembimbing penulis. 4. Bapak Ir. Bauni Hamid, M.Des, Ph.D, selaku dosen koordinator

penulis.

5. Para dosen dan staff dari Departemen Arsitektur di Universitas Sumatera Utara atas segala bantuan yang telah diberikan.

6. Kepada Putri Dwiastuti, Aisyha Farah Dina P, dan Clarisa Amanda Baker, selaku sahabat baik penulis yang telah membantu, memberi dukungan, memberi semangat dan masukan-masukan kepada penulis.


(7)

memberi masukan-masukan kepada penulis.

8. Kepada Abdul Aziz Alfitra Oemry, yang telah banyak membantu, menemani, menghibur, memberi dukungan, dan memberi semangat kepada penulis.

9. Kepada Herdian Rizki Hadi, selaku teman baik penulis yang telah membantu, memberi dukungan dan memberi masukan.

10. Kepada teman-teman angkatan 2010 yang banyak memberi dukungan, memberi masukan dan telah banyak membantu penulis selama perkuliahan.

11. Juga kepada adik-adik angkatan 2011 dan 2012 yang telah banyak memberi dukungan dan semangat kepada penulis selama perkuliahan.

12. Pihak-pihak lain yang telah membantu menyelesaikan laporan ini yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, penulis mengucapakan terima kasih.

Akhir kata, semoga Laporan Akhir Skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada siapa saja. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak memiliki kekurangan, baik dari materi maupun teknik penyajiannya. Maka penulis memohon maaf apabila ada terdapat kesalahan dan sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Medan,

Juli 2014


(8)

HALAMAN JUDUL LUAR ...

i

HALAMAN JUDUL DALAM ...

ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS...

iii

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ...

iv

HALAMAN PENGESAHAN ...

v

KATA PENGANTAR ...

vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ...

x

DAFTAR GAMBAR ...

xi

ABSTRAK ...

xii

ABSTRACT

... xiii

PROLOG ...

1

BAB I

LANDASAN DAN TINJAUAN TEORI

1.1

Landasan Teori Proyek Tapak ...

4

1.2

Landasan Teori Sosial, Masyarakat, Ekonomi, dan

Peraturan Tapak ...

7

BAB II

MENGACU TERHADAP KEBUTUHAN SOSIAL

2.1 Analisis dan Studi Literatur ...

14

BAB II

PENERAPAN TEMA GAYA HIDUP PADA RANCANGAN

3.1 Penjelasan Tema dan Konsep Perancangan ...

16

3.2 Penerapan Gaya Hidup Kelas Atas Terhadap Perancangan

di Tengah Kota Medan ...

20

3.3 Penerapan Gaya Hidup Kelas Atas Terhadap Tapak ...

22

3.3.1 Aksesbilitas dan Sirkulasi Pejalan Kaki ...

23

3.3.2 Aksesbilitas dan Sirkulasi Kendaraan ...

23


(9)

4.1 Metoda Membangun ...

29

4.1.1 Metoda Konstruksi Bangunan ...

29

4.1.2 Metoda Pengembangan Sungai ...

31

4.2 Sistem Struktur Konstruksi Bangunan dan Jembatan ...

32

4.2.1 Sistem Struktur dan Konstruksi Pondasi ...

32

4.2.2 Sistem Struktur dan Konstruksi Rangka Bangunan ...

33

4.2.3 Sistem Struktur dan Konstruksi Kolom ...

33

4.2.4 Sistem Struktur dan Konstruksi Pelat Lantai ...

34

4.2.5 Sistem Struktur dan Konstruksi Dinding ...

35

4.2.6 Sistem Struktur dan Konstruksi Tangga Darurat ...

35

4.2.7 Sistem Struktur dan Konstruksi Atap ...

36

4.2.8 Sistem Struktur dan Konstruksi Jembatan ...

41

4.3 Sistem Mekanikal Elektrikal dan Utilitas ...

41

4.3.1 Sistem Sanitasi ...

43

4.3.2 Sistem Kenyamanan Termal / Air Conditioner ...

43

4.3.3 Sistem Listrik ...

44

4.3.4 Sistem Penangkal Petir ...

44

4.3.5 Sistem Keamanan ...

45

4.3.6 Sistem Kebakaran...

45

4.3.7 Sistem Mesin Gondola ...

46

BAB V

PERANCANGAN AKHIR

5.1 Ruang Terbuka Hijau Pada Bangunan Apartemen dan

Tapak ...

48

DAFTAR PUSTAKA

... 54


(10)

(11)

Gambar 1.1

Foto Satelite Site ...

4

Gambar 1.2

Kantor PTPN IV ...

8

Gambar 1.3

Kantor Polisi Militer (PM) ...

8

Gambar 1.4

Perumahan Warga dan Ruko ...

8

Gambar 1.5

Kondisi Sungai Deli...

9

Gambar 1.6

Interaksi Sosial Penghuni Tepi Sungai...

10

Gambar 1.7

Interaksi Sosial Masyarakat Bermain di Sungai ...

11

Gambar 1.8

GSB Jl. Mangkubumi ...

11

Gambar 1.9

GSB Jl. Jend Suprapto ...

11

Gambar 1.10

GSB Jl. Badur ...

12

Gambar 3.1

Konsep Metafora Bentuk Berlian ...

18

Gambar 3.2

Metafora Bentuk Berlian Pada Tower ...

19

Gambar 3.3

Tower Bangunan ...

28

Gambar 4.1

Lapisan Struktur Roof Garden ...

38

Gambar 4.2

Roof Garden Pada Atap Podium ...

39

Gambar 4.3

Roof Garden Pada Atap Tower ...

40

Gambar 4.4

Atap Membran...

41

Gambar 4.5

Gondola ...

46

Gambar 5.1

Floating Restaurant ...

49

Gambar 5.2

Fasilitas Outdoor Area Publik ...

50

Gambar 5.3

Fasilitas Outdoor Area Private ...

51


(12)

Kehidupan kota tidak luput dengan kehidupan sosial masyarakat, khusunya di Kota Medan. Masyarakat yang hidup di kawasan perkotaan (masyarakat urban) memiliki karakter individual, berdaya saing tinggi, berpikiran terbuka, dapat mengurus diri sendiri, memiliki jalan pikiran rasional yang menyebabkan inetraksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.

Istilah “work hard, play hard” merupakan istilah yang melekat pada masyarakat perkotaan, semakin tinggi jam kerja mereka, maka akan semakin banyak pula penghasilan yang akan mereka dapatkan. Dengan meningkatnya kualitas hidup mereka, maka mereka juga menginginkan sesuatu dengan kualitas yang paling baik untuk mendukung gaya hidup mewah mereka. Masyarakat inilah yang termasuk dalam golongan masyarakat menengah atas dengan gaya hidup kelas atas.

Urban High-end Lifestyle ini menganut pengertian Urban sendiri yaitu, “gaya hidup orang perkotaan yang serba cepat”, Maka diterapkan bangunan yang simpel, modern, mewah dan fungsional. Disertai fasilitas-fasilitas untuk masyarakat menengah atas yang lengkap sesuai dengan kebutuhan mereka, tanpa harus membuat mereka meninggalkan apartemennya.

Mengambil konsep Arsitektur Metafora perwujudan sebuah berlian terhadap bangunan, dengan alasan berlian merupakan benda idaman setiap manusia karena keindahan, kemahalan, kepopulerannya dan sangat identik dengan kelas menengah atas.

Kata Kunci : Masyarakat Kota, Kehidupan Sosial, Kehidupan Kelas Atas, Berlian, Kota Medan.


(13)

City life can‟t be apart from social life, especially in Medan. People who are

living in urban areas (Urban Society) has an individual character, highly competitive, open-minded, able to take care of themselves, have a rational way of thinking, which causes interactions are more based on interest factor rather than personal factors.

The term of “work hard, play hard” is the terms that reflect in urban society. The

higher the working hours, then the more they will earn. Since their quality of life increases, they also want something with the most excellent quality to support their luxury lifestyle. This kind of society is included and belongs to the upper middle class with an upper class lifestyle.

This Urban High-end Lifestyle is defines the meaning of Urban itself, “fast-paced

urban lifestyle”, So that is how simple, modern, luxury and functional design applied to

the building. The building provides equipped facilities for the upper middle class according to their needs, without having to make them leave their apartment.

Taking Metaphors Architecture concept which adopting the shape of a diamond on the building, which means diamond is an object of human desire because of its beauty, prestige, and its popularity that are identical to the upper middle class.


(14)

Kehidupan kota tidak luput dengan kehidupan sosial masyarakat, khusunya di Kota Medan. Masyarakat yang hidup di kawasan perkotaan (masyarakat urban) memiliki karakter individual, berdaya saing tinggi, berpikiran terbuka, dapat mengurus diri sendiri, memiliki jalan pikiran rasional yang menyebabkan inetraksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.

Istilah “work hard, play hard” merupakan istilah yang melekat pada masyarakat perkotaan, semakin tinggi jam kerja mereka, maka akan semakin banyak pula penghasilan yang akan mereka dapatkan. Dengan meningkatnya kualitas hidup mereka, maka mereka juga menginginkan sesuatu dengan kualitas yang paling baik untuk mendukung gaya hidup mewah mereka. Masyarakat inilah yang termasuk dalam golongan masyarakat menengah atas dengan gaya hidup kelas atas.

Urban High-end Lifestyle ini menganut pengertian Urban sendiri yaitu, “gaya hidup orang perkotaan yang serba cepat”, Maka diterapkan bangunan yang simpel, modern, mewah dan fungsional. Disertai fasilitas-fasilitas untuk masyarakat menengah atas yang lengkap sesuai dengan kebutuhan mereka, tanpa harus membuat mereka meninggalkan apartemennya.

Mengambil konsep Arsitektur Metafora perwujudan sebuah berlian terhadap bangunan, dengan alasan berlian merupakan benda idaman setiap manusia karena keindahan, kemahalan, kepopulerannya dan sangat identik dengan kelas menengah atas.

Kata Kunci : Masyarakat Kota, Kehidupan Sosial, Kehidupan Kelas Atas, Berlian, Kota Medan.


(15)

City life can‟t be apart from social life, especially in Medan. People who are

living in urban areas (Urban Society) has an individual character, highly competitive, open-minded, able to take care of themselves, have a rational way of thinking, which causes interactions are more based on interest factor rather than personal factors.

The term of “work hard, play hard” is the terms that reflect in urban society. The

higher the working hours, then the more they will earn. Since their quality of life increases, they also want something with the most excellent quality to support their luxury lifestyle. This kind of society is included and belongs to the upper middle class with an upper class lifestyle.

This Urban High-end Lifestyle is defines the meaning of Urban itself, “fast-paced

urban lifestyle”, So that is how simple, modern, luxury and functional design applied to

the building. The building provides equipped facilities for the upper middle class according to their needs, without having to make them leave their apartment.

Taking Metaphors Architecture concept which adopting the shape of a diamond on the building, which means diamond is an object of human desire because of its beauty, prestige, and its popularity that are identical to the upper middle class.


(16)

“Riverfront Architecture”

Riverfront Architecture atau arsitektur kawasan muka sungai merupakan salah satu latar belakang permasalahan yang akan dibahas dalam sipnosis kali ini. Di sebagian kota di Indonesia, banyak terdapat sungai yang kawasan sekitarnya sangat kumuh bahkan sama sekali tidak menarik untuk dilihat. Banyaknya masyarakat yang membangun bangunan dengan fungsi yang tidak legal bahkan menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan sampah atau limbah merupakan salah satu penyebab sungai menjadi daerah terlantar dan kumuh. Padahal seharusnya sungai memiliki daerah sempadan yang bebas struktur fisik serta terjaga kelestariannya. Sungai Deli di Kota Medan juga merupakan salah satu sungai yang tercemar dan merupakan daerah kawasan yang kumuh, dasar sungai ini juga sudah dipenuhi oleh sampah-sampah masyarakat yang menyebabkan dasar sungai mengalami pedangkalan dan akan meluap apabila terjadi hujan deras. Padahal sungai sangat berperan dalam kehidupan manusia. Gedung-gedung maupun bangunan di Kota Medan yang dibangun ditepi sungai juga tidak banyak memanfaatkan sungai tersebut. Lebih membiarkan sungai sebagai tempat pembuangan tanpa sedikitpun memikirkan cara untuk melestarikannya.

Melestarikan sungai juga merupakan salah satu alternatif cara untuk dapat mewujudkan interaksi sosial antar masyarakat. Apabila sungai dilestarikan akan tercipta suatu lingkungan baru yang dapat mengundang masyarakat untuk berekreasi dan mau lebih menjaga kebersihan dan kelestarian sungai tersebut. Karena interaksi sosial antar masyarakat yang terjadi di sekitar sungai juga merupakan faktor dari sosiologi perkotaan.


(17)

Sosiologi perkotaan adalah ilmu yang mempelajari tentang interaksi dan kehidupan sosial masyarakat di wilayah metropolitan, baik itu tentang struktur, proses, perubahan, maupun masalah di sebuah wilayah urban dan memberikan masukan untuk perencanaan dan pembuatan kebijakan dengan cara menggunakan analisis statistik, pengamatan, teori sosial, wawancara, dan metode lain untuk mempelajari berbagai topik termasuk migrasi dan tren demografi, ekonomi, kemiskinan, hubungan ras, tren ekonomi, dan lainnya. Masyarakat yang hidup di kawasan perkotaan disebut masyarakat urban. Karakter dasar masyarakat urban ini sendiri lebih indvidual, berdaya saing tinggi, berpikiran terbuka, dapat mengurus dirinya sendiri, memiliki jalan pikiran rasional yang menyebabkan interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi. Jalan kehidupan yang cepat di kota mengakibatkan faktor waktu, sehingga teliti dalam mengatur waktu sangat penting bagi masyarakat kota untuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan pribadi mereka.

Masyarakat perkotaan juga cenderung selalu ingin meningkatkan kualitas hidup mereka, maka dari itu mereka ingin memiliki hunian dengan fasilitas yang bisa mendukung gaya hidup mereka yang serba cepat dan jadwal-jadwal mereka yang padat. Istilah “work hard, play hard” merupakan istilah yang sudah sangat melekat pada masyarakat golongan ini, karena pada umumnya mereka memiliki jam kerja yang tinggi. Semakin tinggi jam kerja mereka, maka akan semakin banyak pula penghasilan yang akan mereka dapatkan. Dengan meningkatnya kualitas hidup mereka, maka mereka juga menginginkan sesuatu dengan kualitas yang paling baik untuk mendukung gaya hidup mewah mereka saat ini. Masyarakat inilah yang termasuk dalam golongan masyarakat menengah atas dengan gaya hidup kelas atas (High-end Lifestyle). Karena gaya hidup mereka yang selalu ingin segala halnya tersedia dengan kualitas yang paling baik,


(18)

terutama fasilitas-fasilitas yang bisa mereka gunakan disaat waktu senggang mereka. maka dari itu “Urban High-end Lifestyle”yang akan menjadi sub tema ini.

Urban High-end Lifestyle ini akan menganut dengan pengertian Urban sendiri yaitu, “gaya hidup orang perkotaan yang serba cepat”, Maka diterapkan bangunan yang simpel, modern, mewah dan fungsional. Disertai fasilitas-fasilitas untuk masyarakat menengah atas yang lengkap sesuai dengan kebutuhan mereka, tanpa harus membuat mereka meninggalkan apartemennya. Untuk fasilitas akan disediakan fasilitas-fasilitas seperti jogging track, swimming pool & jacuzzi, floating restaurant, ampitheatre, garden restaurant, salon & spa, lounge & bar, private lounge, coffee shop, indoor & outdoor playground, dan tennis court yang sesuai dengan gaya kehidupan mereka.

Urban High-end yang juga berarti Urban Living, yang mempunyai arti masyarakat menengah atas yang lebih memiliki karakter dan style, kemudian kehidupan High-end yang juga berarti kehidupan modern. Kemodernan selalu identik dengan keserba-adaan, maka dari itu gaya hidup masyarakat urban sangat dekat dengan modernitas, dimana mereka sangat terbuka dalam menerima pengaruh luar, terutama teknologi. Maka akan diterapkan teknologi dimana citra dari arsitektur modern adalah bangunan yang berorientasi kepada perkembangan zaman di masa sekarang ini yang ditunjukkan melalui eskpresi atau fasad bangunan. Maka dari itu fasad bangunan akan didesain dengan menggunakan material yang tidak hanya menambah estetika bangunan namun juga memiliki manfaat bagi bangunan.


(19)

LANDASAN DAN TINJAUAN TEORI

1.1.

Landasan Teori Proyek

Tema dan Kasus Proyek bagi mahasiswa Perancangan Arsitektur 6 kelompok C adalah Sosiologi Perkotaan, dengan Kasus Proyek yaitu Model Permukiman Menengah Atas (apartemen & rumah bandar) dan berlokasi di Jl. Mangkubumi.

Gambar 1.1 Foto Satelit Site

Proyek tugas Perancangan Arsitektur 6 ini merupakan proyek dari Pihak Pemerintah Kota ( Pemko) Medan yang memutuskan untuk bekerja sama dengan pihak swasta (PT Twin Rivers Development) dalam proyek mengembangkan Revitalisasi Kawasan Muka Sungai Deli. Kemudian menunjuk Departemen Arsitektur Fakultas Teknik USU untuk membuat usulan rancangan beberapa proyek di sepanjang aliran Sungai Deli. Upaya


(20)

revitalisasi kawasan ini juga telah didukung dan disetujui oleh pihak penghuni di kawasan terpilih. Tujuan dari proyek ini adalah untuk mewujudkan satu model penataan, pengembangan, dan revitalisasi kawasan Muka Sungai Deli (Riverfront) didalam satu perencanaan terpadu yang diharapkan dapat menjadi referensi bagi upaya dan langkah untuk pengembangan Kawasan Muka Sungai Deli di Kota Medan pada daerah Kelurahan Aur dan Kelurahan Hamdan, merancang bangunan apartemen menengah atas dengan rancangan arsitektural fisik bangunan dan tapak mencerminkan kekhasan tapak kawasan muka sungai di Kota Medan, membangun sebuah model pemukiman dalam konteks untuk efisiensi pembangunan kota, dan menyelaraskan sub-tema sesuai dengan tema Sosiologi Perkotaan.

Pendataan awal yang didapat setelah melakukan survey lokasi proyek adalah luas tanah sekitar ± 2,5 Ha dan memiliki kontur lahan menurun mulai dari jalan raya menuju sungai. Pada bagian utara site merupakan pemukiman warga, bagian timur site merupakan Jl. Mangkubumi dan pemukiman warga, bagian selatan site merupakan Jl. Suprapro, dan bagian barat site merupakan Jl. Badur dan Pemukiman warga. Kondisi site merupakan berupa pemukiman, lahan kosong, dan bersebelahan dengan sungai. Potensi pada site memiliki sungai yang dapat dijadikan sebagai ruang terbuka hijau, terletak di pusat kota Medan sehingga mudah untuk diakses dari berbagai arah, lokasi site merupakan lokasi yang strategis sehingga memungkinkan banyak peminat. Permasalahan yang terdapat pada site ini antara lain daerah sungai yang tidak tertata dengan rapi, banyaknya sampah yang tertumpuk di sepanjang pinggiran sungai yang menyebabkan sungai mengalami pedangkalan, banyaknya terdapat bangunan liar di sepanjang sisi sungai Deli, dan lebar luas jalan pada Jl. Badur yang terlalu sempit untuk dilalui oleh 2 mobil sekaligus.


(21)

Hasil dari analisis lokasi tapak proyek yaitu, luas tapak 25.000 m2 dan luas bangunan 67.000 m2, kemudian memiliki KDB 60% dan KLB 16, GSB pada tapak ini sendiri yaitu pada Jl. Mangkubumi seluas 3 meter, Jl. Badur 5 meter, dan pada Sungai Deli yaitu seluas 15 meter. Bangunan di sekitar lokasi site didominasi oleh bangunan rumah tinggal dan ruko hingga 5 lantai. Site juga bersebelahan dengan tanah kosong yang ditumbuhi cukup banyak vegetasi pepohonan rimbun. Trotoar untuk sirkulasi pejalan kaki tidak memadai, tidak nyaman untuk dilalui, rusak, dan banyak dijadikan tempat untuk orang berjualan kaki lima. Sirkulasi kendaraan menuju ke dalam site bisa dilalui dari Jl. Mangkubumi dan Jl. Badur. Masyarakat warga sekitar daerah site pada umumnya merupakan masyarakat menengah keatas, pekerjaan rata-rata mereka adalah sebagai PNS, pegawai swasta, dan pengusaha. Area site merupakan area komersial yang berisi tentang kebutuhan dan fasilitas kota.

Program ruang untuk kebutuhan pada bangunan apartemen yang akan dibangun pada lokasi site ini antara lain, yaitu kebutuhan ruang unit apartemen, terdapat empat tipe unit hunian, yaitu tipe studio, tipe suite, tipe deluxe, tipe family deluxe, dan tipe penthouse. Kebutuhan ruang untuk fasilitas apartemen, yaitu, fitness centre,jogging track, swimming pool & jacuzzi, mini theatre, family karaoke, floating restaurant, ampitheatre, garden restaurant, salon & spa, private lounge, lounge & bar, coffee shop, indoor & outdoor playground, dan tennis court. Kebutuhan ruang untuk fasilitas pendukung, yaitu supermarket, laundry, ATM Centre, mushola, smoking room, children care, bakery & cake shop. Kebutuhan ruang untuk servis, yaitu kantor pemasaran, kantor pengelola, ruangan mekanikal dan elektrikal.

Mengembangkan tema sosiologi perkotaan dari kelompok kasus C, yaitu pembuatan proposal pengembangan rancangan arsitektural model permukiman menengah atas (apartemen dan rumah bandar), maka urban juga didefinisikan sebagai gaya hidup orang


(22)

perkotaan yang serba cepat. Jalan kehidupan yang cepat di kota mengakibatkan faktor waktu, sehingga teliti dalam mengatur waktu sangat penting bagi masyarakat kota untuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan pribadi mereka. Karena gaya hidup masyarakat kota menengah atas yang selalu ingin segala halnya tersedia dengan kualitas yang paling baik, terutama fasilitas-fasilitas yang bisa mereka gunakan disaat waktu senggang mereka. Maka dari itu tema yang diambil untuk kasus proyek ini adalah“Urban High-end

Lifestyle” dengan mengambil konsep Arsitektur Metafora. Penerapan “Urban High-end

Lifestyle” pada kawasan ini diharapkan akan menjadi kawasan yang melambangkan pusat hunian dengan gaya hidup glamour di kota Medan. Kawasan yang dilengkapi fasilitas-fasilitas kelas satu yang mendukung gaya hidup masyarakat menengah atas. Melestarikan Sungai Deli dan menjadikannya sebagai salah satu pendukung fasilitas, seperti sebagai view restaurant yang berada di atas air (floating restaurant). Namun tidak mungkin membiarkan konsumen menikmati hidangan restauran dengan pemandangan sungai yang dipenuhi sampah, maka dari itu perlu dilakukan pelestarian dan pembersihan sungai terlebih dahulu.

1.2.

Landasan Teori Sosial, Masyarakat, Ekonomi, dan Peraturan Tapak

Site kasus proyek C berlokasi di kecamatan Medan Maimun, dan mengambil dua kelurahan yaitu Kelurahan Aur dan Kelurahan Hamdan. Lokasi Site juga berbatasan langsung dengan beberapa jalan utama yaitu Jl. Legend Suprapto, yang pada jalan ini terdapat bangunan-bangunan dan kantor seperti kantor PTPN IV dan kantor polisi militer (PM). Kemudian berbatasan dengan Jl. Mangkubumi, yang pada sepanjang jalan ini lebih didominasi oleh bangunan-bangunan rumah tinggal, seperti ruko kemudian bangunan perkantoran, seperti swalayan, kantor Palang Merah Indonesia (PMI), dan kantor pajak. Yang terakhir berbatasan dengan Jl. Badur, yang pada jalan ini didominasi oleh bangunan-bangunan rumah tinggal yang bertingkat satu hingga tiga lantai.


(23)

Gambar 1.2 Gambar 1.3

Kantor PTPN IV Kantor Polisi Militer (PM)

Gambar 1.4

Perumahan Warga dan Ruko

Masyarakat yang tinggal di area sekitar tapak, dapat digolongkan sebagai Masyarakat Menengah Atas (Upper-Middle Class), dikarenakan melihat pekerjaan masyarakat di area sekitar tapak yang rata-rata sebagai PNS/pegawai swasta, pegawai pemerintah, pengusaha, dan kaum professional, yang sesuai dengan klasifikasi kelas sosial masyarakat menengah atas yang rata-rata memiliki pekerjaan tersebut. Disamping itu lokasi site yang berada di tengah kota dan dipenuhi dengan sarana publik dan merupakan daerah komersial, sangat mendukung bagi pembangunan apartemen untuk kelas menengah atas.

Berdasarkan hasil survey, masyarakat yang tinggal di sekitar area tapak mayoritas beretnis Cina, terutama pada Kelurahan Aur Lingkungan IX, masyarakat yang bermukim di Jl. Mangkubumi didominasi oleh etnis Cina, kemudian diikuti oleh etnis lainnya yaitu


(24)

masyarakat yang beretnis Nias, Batak, dan Aceh. Kemudian pada Kelurahan Hamdan Lingkungan X, masyarakat yang bermukim di Jl. Badur didominasi oleh masyarakat beretnis Aceh yang menjadikan lingkungan ini juga didominasi oleh masyarakat penganut agama Islam/muslim, pada daerah ini juga terdapat fasilitas ibadah yaitu Mesjid dan Musholla.

Hasil survey dari jumlah penduduk di daerah sekitar tapak, Kelurahan Hamdan Lingkungan X memiliki jumlah penduduk berkisar ±1769 jiwa, dengan terdapat ±467 kepala keluarga. Kemudian pada Kelurahan Aur Lingkungan IX memilki jumlah penduduk berkisar ±758 jiwa, dengan ±170 kepala keluarga yang terdapat didalamnya. Namun, jumlah penduduk yang bermukim di sepanjang pinggir sungai tidak diperoleh data penduduknya dengan jelas, dikarenakan pemukiman ini merupakan pemukiman illegal (pemukiman liar) yang tidak termasuk pada sensus penduduk data Kelurahan Hamdan maupun Kelurahan Aur.

Gambar 1.5 Kondisi Sungai Deli

Pemukiman yang berada di sepanjang sungai ini sudah melanggar undang-undang dan peraturan daerah, yaitu Peraturan Daerah (Perda) Nomor 10/ 2009 tentang Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang dijabarkan bahwa untuk membangun atau mendirikan bangunan di sekitar daerah aliran sungai, minimal memiliki jarak 25 meter dari pinggir sungai tertinggi (ref: Google). Peraturan Daerah (Perda) ini cukup membuktikan bahwa


(25)

pemukiman disepanjang pinggir Sungai Deli ini merupakan illegal, dikarenakan daerah sempadan sungai yang harusnya bebas dari struktur fisik.

Hasil yang diperoleh berdasarkan survey lebih lanjut ke pemukiman tepi Sungai Deli, didapatkan bahwa pemukim yang berada di tepi sungai bagian Jl. Mangkubumi, mayoritas masyarakatnya didominasi oleh etnis India. Sementara pemukim yang berada di tepi sungai bagian Jl. Badur, lebih didominasi oleh etnis Jawa dan etnis Melayu. Pekerjaan atau mata pencaharian masyarakat di sekitar tepi sungai adalah sebagai kuli bangunan, dan membuka warung atau kaki lima.

Sosialisasi masyarakat pada area site sangat kurang, dikarenakan daerah ini merupakan daerah perdagangan. Yang hanya bersifat melayani disaat keramaian yang terjadi pada waktu pagi hingga sore saja dan menyebabkan kemacetan di Jl. Mangkubumi dikarenakan banyaknya kendaraan yang parkir sembarangan di pinggir jalan. Dan kemudian diwaktu malam hari daerah ini tergolong sepi dikarenakan sedikitnya kegiatan yang terjadi pada malam hari pada daerah ini. Namun sosialisasi masyarakat pada daerah tepi Sungai Deli tergolong tinggi, setiap sore para masyarakat daerah tepi sungai sering berkumpul bersama dan bersosialisasi dengan tetangga dan banyaknya anak-anak kecil yang bermain dan berenang di tepi sungai.

Gambar 1.6


(26)

Gambar 1.7

Interkasi Sosial Masyarakat Bermain di Sungai

Masyarakat daerah tepi sungai cukup berepengaruh terhadap Sungai Deli, bisa dikatakan Sungai Deli merupakan salah satu sumber kehidupan mereka. Mereka menjadikan Sungai Deli sebagai fasilitas seperti anak-anak bermain dan berenang di tepi sungai, mandi dan buang air ditepi sungai, juga terdapat ibu-ibu yang mencuci baju dan perlengkapan rumah tangga lainnya di tepi sungai. Sungguh disayangkan karena masyarakat ini secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap pelestarian Sungai Deli, dikarenakan mereka membuang sampah limbah rumah tangga mereka kedalam sungai. Disamping itu sumber listrik pemukiman masyarakat tepi sungai yang didominasi oleh rumah panggung ini, kemungkinan besar mencuri listrik dari tiang PLN.

Gambar 1.8 Gambar 1.9


(27)

Gambar 1.10 GSB Jl. Badur

Site tempat lokasi apartemen akan dibangun memiliki luas 2,5 ha, yang kemudian terdapat Sungai Deli melalui atau membelah site ini. Namun untuk pembangunan pada site ini memiliki syarat dan ketentuan hukum dikarenakan site ini berlokasi di pinggir sungai (Riverside). Syarat pembangunan bangunan tepi sungai yang ditetapkan oleh peraturan pemerintah yang diperoleh melalui RTRW yang wajib dipatuhi untuk menjaga keamanan bangunan yaitu, bangunan paling sedikit harus memiliki Garis Sempadan Bangunan (GSB) selebar 15 m dari tepi kiri dan kanan bibir sungai, dan sepanjang alur sungai untuk sungai yang bertanggul dan kecil, kemudian pada Jl. Mangkubumi memiliki GSB selebar 3 m, dan pada Jl. Badur memiliki GSB selebar 5 m. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) yaitu 60%, dan Koefisien Luas Bangunan (KLB) yaitu 12. Didapatkan luas site yang diizinkan untuk dibangun oleh bangunan permanen adalah seluas ± 1,5 ha.

Mengingat kembali peraturan daerah RTRW pasal 14 ayat 3 yang menetapkan bahwa kecamatan Medan Maimun merupakan kawasan pusat pelayanan kota, yang merupakan suatu wilayah yang memiliki kegiatan utama dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, kegiatan perdagangan ataupun bisnis, dan kegiatan ekonomi (ref:


(28)

Wikipedia). Sangat tepat untuk wilayah tapak/site yang merupakan daerah atau area komersil, sangat sesuai untuk pembangunan apartemen kelas menengah atas dengan fasilitas-fasilitas pendukung lainnya.

Mengingat aspek hirarkis1 yang menjelaskan bahwa kelas sosial penting bagi pemasaran, bahwa kelas sosial seperti Masyarakat Menengah Atas, memiliki faktor gaya hidup tertentu yaitu kepercayaan, sikap, kegiatan, dan perilaku. Sehingga rencana

pembangunan apartemen ini nantinya akan menganut “Apartemen Menengah Atas” yang

akan menjadikan kawasan ini kawasan komersil dengan fasilitas-fasilitas lengkap selain memiliki fungsi sebagai apartemen serta kebutuhan hidup masyarakat menengah atas lainnya. Bangunan apartemen ini akan dibangun memiliki 2 tower dengan tinggi 20 lantai, dan terdapat podium setinggi 4 lantai yang dapat dikategorikan sebagai mall kecil untuk masyarakat publik, kemudian fasilitas-fasilitas ruang terbuka hijau dan taman terbuka hijau untuk publik yang memanfaatkan sungai dengan menjadikannya sebagai view dan melestarikannya.

1

Aspek hirarkis: aspek cara besikap yang telah diatur baik secara tertulis maupun tidak tertulis sesuai dengan tingkatan atau jabatan.


(29)

MENGACU TERHADAP KEBUTUHAN SOSIAL

2.1.

Analisis dan Studi Literatur

Mengambil tema “Urban High-End Lifestyle”, dengan mengutamakan fasilitas-fasilitas yang terdapat pada gedung dan bangunan pintar yang Hi-technology. Memilih mengambil arsitektur metafora, yaitu metafora bentuk berlian (diamond) kepada bentukan massa gedung tower bangunan. Alasan mengambil bentukan massa berlian adalah dikarenakan berlian sangat identik dengan kelas menengah atas. Berlian merupakan benda idaman setiap manusia untuk dimiliki karena keindahan, kemahalan, dan karena kepopulerannya. Karena itu bangunan apartemen ini akan didesain dengan konsep dan definisi seperti yang dimiliki sebuah berlian, yaitu indah dilihat, apartemen yang luxury, dan terkenal beserta populer akan fasilitas yang dimiliki apartemen ini sendiri.

Peran faktor sosial perilaku dan karakteristik sosial dan perilaku orang lokal sebagai pengguna cukup berpengaruh terhadap pembangunan apartemen ini, karakteristik sosial masyarakat di sekitar site yang cukup tinggi dan senang berbaur antara sesama masyarakat, khususnya bagi masyarakat yang bertempat tinggal di pinggir Sungai Deli. Lokasi site berada di antara Jl. Letjend Suprapto, Jl. Mangkubumi, dan Jl. Badur, merupakan lokasi yang strategis, berada di tengah kota, dipenuhi dengan sarana publik, dan merupakan daerah komersial yang sesuai dengan peraturan tata kota, sangat mendukung bagi pembangunan apartemen pada site ini, khususnya apartemen untuk kelas menengah atas. Lokasi ini juga dapat dimanfaatkan dengan menciptakan ruang terbuka publik khususnya ruang terbuka hijau yang dibuat pada apartemen ini, seperti


(30)

ampitheatre, arena fasilitas olahraga, garden restaurant, floating restaurant, beserta taman yang ditujukan bagi para masyarakat sekitar, penghuni apartemen, dan para pengunjung untuk dapat saling berinteraksi.

Fasilitas dan perlengkapan yang terdapat di sekitar site dan pada site tempat lokasi akan dibangun sangat kurang dan tidak memadai, dikarenakan kurangnya penerangan lampu pada jalan di sekitar lokasi sehingga pada saat malam hari jalan sangat gelap karena kurangnya penerangan sehingga bisa sangat rawan untuk terjadinya tindakan kriminal, trotar di sekitar site juga kurang memadai, jalurnya terpotong-potong dan tidak rata, sudah rusak dan retak, ditanami tumbuhan, dan dijadikan sebagai tempat masyarakat untuk berjualan, bahkan pada Jl. Mangkubumi dan Jl. Badur sama sekali tidak terdapat trotoar. Tidak terdapat halte atau pemberhentian bus, sehingga sering terjadinya kemacetan karena kendaraan umum bisa berhenti dimana saja dan tidak teratur. Tempat sampah juga sangat kurang sehingga tidak jarang masyarakat sekitar membuang sampah sembarangan bahkan membuang sampah tersebut ke dalam Sungai Deli.

Menurut hukum dan peraturan yang telah diterapkan oleh peraturan tata kota maka diperoleh bahwa KDB 60% dan GSB pada Jl. Mangkubumi 3 meter, pada Jl. Badur 5 meter, dan GSB sungai 15 meter. Dan total luas site setelah GSB dan KDB menjadi 14.000 m2. Kemudian untuk faktor anggaran biaya dan analisis investasi bangunan apartemen ini diperoleh harga tanah/lahan ±2,5 juta/m2 dikali luas lahan site ±25.224,1 m2, maka diperkirakan harga dari total keseluruhan lahan yaitu sekitar ±64 milyar. Harga standart tiap unit apartemen yang sudah dilengkapi dengan prabot diperkirakan ±8 juta/m2, maka untuk harga unit apartemen tipe studio ±512 juta, tipe deluxe ±832 juta, tipe suite ±1,400 juta, tipe family suite ±1,464 dan untuk tipe penthouse ±3,840.


(31)

PENERAPAN TEMA GAYA HIDUP PADA RANCANGAN

3.1.

Penjelasan Tema dan Konsep Perancangan

Masyarakat yang hidup dikawasan perkotaan disebut juga dengan Masyarakat Urban. Karakter masyarakat urban ini sendiri lebih individual, berdaya saing tinggi, berpikiran terbuka, dapat mengurus dirinya sendiri, dan memiliki jalan pikiran rasional yang menyebabkan interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi. Urban juga didefinisikan sebagai gaya hidup orang perkotaan yang serba cepat, dan cepatnya kehidupan berjalan di kota mengakibatkan faktor waktu, sehingga teliti dalam mengatur waktu sangat penting bagi masyarakat kota untuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan pribadi mereka. Istilah “work hard, play hard” juga merupakan istilah yang sudah sangat melekat pada masyarakat ini, karena pada umumnya masyarakat perkotaan memiliki jam kerja yang tinggi, semakin tinggi jam kerja mereka, maka akan semakin banyak pula penghasilan yang akan mereka dapatkan. Dengan meningkatnya kualitas hidup mereka, maka mereka juga pasti menginginkan sesuatu dengan kualitas yang paling baik untuk mendukung gaya hidup mereka yang serba cepat dan jadwal-jadwal mereka yang padat. Masyarakat inilah yang termasuk dalam golongan masyarakat menengah atas dengan gaya hidup kelas atas (High-end Lifestyle).

Urban High-End Lifestyle adalah kehidupan masyarakat perkotaan menengah atas dengan gaya hidup yang mewah dan dengan kualitas kelas satu. Maka Urban High-end Lifestyle menawarkan daerah kawasan bangunan apartemen khusus masyarakat menengah atas dengan fasilitas-fasilitas gaya hidup yang berkelas dan glamour, terutama


(32)

kafetaria, restoran, shoping-mall, supermarket, lounge, fitness centre, spa, karaoke, theatre dan sebagainya. Salah satu strategi ruang terbuka dan tata hijau dari bangunan apartemen ini yang diperuntukkan bagi para masyarakat sekitar, penghuni, maupun pengunjung untuk saling melakukan interaksi sosial adalah Floating Restaurant, yaitu restaurant yang dibangun dan didesain diatas sungai, untuk mendapatkan view yang menarik dan tidak biasa didapatkan pada restaurant kebanyakan, kemudian Garden Restaurant, yaitu restaurant yang berada ditengah taman yang menjual view pemandangan taman bunga dan berdekatan dengan Ampitheatre agar para pengunjung juga dapat menikmati penampilan atau pertunjukkan sambil menikmati hidangan restaurant.

Berdasarkan gaya hidup modern ini maka menangkat bangunan dengan konsep dan prinsip “Arsitektur Metafora”. Metafora berasal dari bahasa Yunani metapherein, berasal dari kata „meta‟ yang berarti memindahkan atau menurunkan, dan „pherein‟ yang berarti mengandung atau memuat. Jadi, secara etimologi metafora dapat diartikan sebagai pemindahan makna yang dikandungnya kepada obyek atau konsep lain sehingga makna tersebut terkandung pada obyek yang dikenakan baik melalui perbandingan langsung maupun analogi (ref: http://www.girinarasoma.com/memahami-metafora-arsitektur/).

Anthony C. Antoniades (1992) mengidentifikasi metafora arsitektur ke dalam 3 kategori, yakni Metafora Abstrak (Intangible Metaphor), Metafora Konkrit (Tangible Metaphor) dan Metafora Kombinasi. Adanya klasifikasi ini mempermudah kita untuk lebih memahami metafora dalam arsitektur.

Arsitektur Metafora, yaitu kiasan atau ungkapan bentuk, diwujudkan dalam bangunan dengan harapan akan menimbulkan tanggapan dari orang yang menikmati atau memakai karyanya. Mengidentifikasikan hubungan antara benda dimana hubungan


(33)

tersebut lebih bersifat abstrak daripada nyata serta mengidentifikasi pola hubungan sejajar (ref: http://calonarsitek.wordpress.com/2008/10/22/metafora-definisi-dalam-arsitektur/). Mengambil kategori Metafora Yang Nyata (Tangible Metaphors), yaitu metafora yang berangkat dari hal-hal visual seperti spesifikasi/karakter tertentu dari sebuah benda. Metafora yang diambil adalah metafora bentuk Berlian (Diamond), dimana bentuk tower pada bangunan apartemen ini diambil dari metafora bentuk berlian. Alasan mengambil bentukan massa berlian adalah selain untuk menghasilkan arsitektur yang lebih ekspresif adalah dikarenakan berlian yang juga dikenal sebagai batu permata, sangat identik dengan kelas menengah atas. Berlian merupakan benda idaman setiap manusia untuk dimiliki karena keindahan, kemahalan, dan karena kepopulerannya. Berlian juga memiliki ciri utama pancaran kilauan yang indah, dan juga dipercaya dapat membawa keberuntungan bagi siapapun yang memilikinya (ref:

http://www.anehdidunia.com/2013/07/sejarah-asal-mula-berlian.html). Karena itu bangunan apartemen ini akan didesain dengan konsep dan

definisi seperti yang dimiliki sebuah berlian, yaitu indah dilihat, apartemen yang luxury, dan terkenal beserta populer akan fasilitas yang dimiliki apartemen ini sendiri.

Gambar 3.1


(34)

Gambar 3.2

Metafora Bentuk Berlian Pada Tower

Selain itu, bangunan apartemen ini juga mengambil unsur konsep bangunan Arsitektur Modern, keindahan plastisitas alam dan menyatukannya dengan kemajuan teknologi untuk dimanifestasikan kedalam media arsitektur dan seni, serta gaya hidup. Karakteristik Arsitektur Modern sendiri pada umumnya adalah :

- Suatu penolakan terhadap gaya lama

- Suatu yang mengadopsi prinsip bahwa bahan dan fungsi sangatlah menentukan hasil dalam suatu bangunan.

- Hi-Tech technology

- Menolak adanya ornamen atau ukiran pada bangunan - Bangunan sederhana tanpa detail

(ref: http://www.galihgumelar.org/2012/09/sejarah-arsitektur-modern.html)

Struktur bangunan juga mengikut dari sebuah berlian, yang dikenal akan kualitas fisiknya yang superlatif2, terutama kekerasannya, seperti nama berlian sendiri yang diambil dari bahasa Greek yang memiliki arti “tidak bisa dipecahkan”. Maka sistem

2

Superlatif: tingkat perbandingan teratas atau tingkat yang menyatakan kualitas atau keadaan yang paling tinggi


(35)

struktur dan konstruksi bangunan apartemen ini menggunakan kerangka baja yang juga kita ketahui lebih kuat, kemudian untuk pondasi bangunan, dikarenakan bangunan apartemen ini merupakan bangunan high-rise, maka akan menggunakan pondasi tiang pancang, kemudian untuk dinding bangunan digunakan dinding beton dan baja agar pemasangannya lebih mudah dan praktis.

Konsep rancangan tapak dan ruang terbuka pada site ini lebih difokuskan pada site bagian B yaitu site yang menghadap ke Jl. Badur. Pada site bagian ini akan dibuat danau buatan untuk nantinya akan dibangun floating restaurant, sehingga pembangunan bangunan restaurant tersebut yang merupakan bangunan permanent tidak menganggu GSB maupun kelestarian Sungai Deli, ditanami lebih banyak vegetasi dan taman bunga, beserta garden restaurant dan ampitheatre yang dibangun bersebelahan, dengan tujuan pengunjung restaurant dapat menikmati taman bunga sambil menikmati hidangan dan pertunjukan dan penampilan musik akustik dari ampitheatre. Terdapat area olahraga yaitu lapangan basket, lapangan tennis yang bersifat private dan merupakan fasilitas yang hanya bisa diakses oleh penghuni apartemen.

3.2. Penerapan Gaya Hidup Kelas Atas Terhadap Perancangan di Tengah Kota Medan

Manusia adalah makhluk yang saling membutuhkan satu sama lain dalam kehidupannya, suatu kesatuan hidup manusia yang berinteraksi sesuai dengan sistem adat istiadat tertentu yang sifatnya berkesinambungan dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama disebut dengan masyarakat. Masyarakat yang hidup di kawasan perkotaan disebut juga sebagai Masyarakat Urban. Karakter dari masyarakat urban ini sendiri biasanya lebih individual, berdaya saing tinggi, berpikiran terbuka, dapat mengurus dirinya sendiri, memiliki jalan pikiran rasional yang menyebabkan interaksi-interaksi


(36)

yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi. Masyarakat Urban juga cenderung selalu ingin meningkatkan kualitas hidup mereka, maka dari itu mereka ingin memiliki hunian dengan fasilitas yang bisa mendukung gaya hidup mereka yang serba cepat dan jadwal-jadwal mereka yang padat.

Istilah “work hard, play hard” merupakan istilah yang sudah sangat melekat pada pada masyarakat perkotaan ini, karena pada umumnya mereka memiliki jam kerja yang tinggi. Semakin tinggi jam kerja mereka, maka akan semakin banyak pula penghasilan yang akan mereka dapatkan. Dengan meningkatnya kualitas hidup mereka, maka mereka juga menginginkan sesuatu dengan kualitas yang paling baik untuk mendukung gaya hidup mereka. Masyarakat inilah yang termasuk dalam golongan masyarakat menengah atas dengan gaya hidup kelas atas (High-End Lifestyle).

Urban juga didefenisikan sebagai gaya hidup orang perkotaan yang serba cepat. Jalan kehidupan yang cepat di kota mengakibatkan faktor waktu, sehingga teliti dalam mengatur waktu sangat penting bagi masyarakat kota untuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan pribadi mereka. Karena gaya hidup masyarakat kota menengah atas yang selalu ingin segala halnya tersedia dengan kualitas yang paling baik, terutama fasilitas-fasilitas yang bisa mereka gunakan disaat waktu senggang mereka.

Konsep perancangan pada Urban High-End Lifestyle ini adalah kehidupan masyarakat perkotaan menengah atas dengan gaya hidup yang mewah dan dengan kualitas kelas satu. Maka Urban High-end Lifestyle menawarkan daerah kawasan bangunan apartemen khusus masyarakat menengah atas dengan fasilitas-fasilitas gaya hidup yang berkelas dan glamour. Salah satu strategi ruang terbuka dan tata hijau dari bangunan apartemen ini yang diperuntukkan bagi para masyarakat sekitar, penghuni, maupun pengunjung untuk saling melakukan interaksi sosial adalah Floating Restaurant, yaitu restaurant yang


(37)

dibangun dan didesain diatas sungai, untuk mendapatkan view yang menarik dan tidak biasa didapatkan pada restaurant kebanyakan, kemudian Garden Restaurant, yaitu restaurant yang berada ditengah taman yang menjual view pemandangan taman bunga dan berdekatan dengan Ampitheatre agar para pengunjung juga dapat menikmati penampilan atau pertunjukkan sambil menikmati hidangan restaurant.

Podium pada bangunan apartemen ini terdiri dari 4 lantai yang diisi oleh fasilitas-fasilitas pendukung dan pelengkap kebutuhan bagi para penghuni apartemen, Kemudian terdapat dua tower yang teridiri dari 16 lantai yang diisi oleh unit hunian apartemen, tiap lantai tower memiliki balkon yang cukup besar disertai dengan roof garden pada tiap balkonnya, beserta sirkulasi koridor yang luas untuk kenyamanan para penghuni.

Berdasarkan zoning yang diterapkan dalam site, maka bangunan apartemen ini memiliki 4 area zoning, yaitu area private, area semi publik, area publik, dan area servis. Untuk ruang terbuka hijau terdapat 2 area zoning, yaitu area private yang terdapat pada bagian site sebelah utara dan hanya diperuntukkan bagi penghuni apartemen, dan area publik yang terdapat pada bagian site sebelah selatan.

3.3.

Penerapan Gaya Hidup Kelas Atas Terhadap Tapak

Rancangan tapak pada bangunan apartemen ini mengikut peraturan GSB dan KDB tapak, bagian lahan yang terdapat pada JL. Mangkubumi di maksimalkan sebagai pembangunan gedung apartemen. Gedung apartemen ini sendiri didesain berupa bangunan podium setinggi 4 lantai, kemudian juga terdapat tower dengan ketinggian 20 lantai, bagian podium apartemen ini merupakan bagian fasilitas penunjang apartemen yang juga merupakan bagian area publik, kemudian bagian tower pada apartemen ini merupakan bagian unit hunian apartemen yang merupakan bagian area private yang hanya bisa di akses oleh penghuni apartemen. Kemudian bagian lahan pada Jl. Badur


(38)

lebih dimaksimalkan sebagai tempat fasilitas-fasilitas outdoor yang bersifat publik, seperti floating restaurant yang berada di atas danau buatan, garden restaurant yang mengandalkan view taman pada lahan ini, dan juga ampitheatre, yang merupakan fasilitas utama yang ditonjolkan pada apartemen ini. Kemudian bagian fasilitas outdoor yang bersifat private terdapat area olahraga, jogging track, dan playground yang merupakan area dan fasilitas yang bisa diakses dan digunakan oleh penghuni.

Bagian muka bangunan yaitu podium dibuat menghadap ke Jl. Mangkubumi, dengan jalur drop off, menghadap ke Jl. Letjend Suprapto. Tujuanya juga untuk memperindah penglihatan masyarakat. Kemudian untuk bagian muka bangunan tower dan drop off tower dibuat menghadap ke Jl. Badur untuk mendapatkan banyak view, dan yang paling utama yaitu view yang menghadap ke sungai, beserta untuk mendapatkan lebih banyak cahaya matahari.

3.3.1. Aksesbilitas dan Sirkulasi Pejalan Kaki

Aksesbilitas manusia untuk masuk kedalam site dapat dilalui dari Jl. Mangkubumi dan Jl. Badur, terdapat drop off pada Jl. Mangkubumi, kemudian telah tersedia jalan setapak yang telah didesain dan ditanami vegetasi pepohonan sesuai demi kenyamanan pengguna atau pejalan kaki. Sirkulasi pejalan kaki juga dibuat mengelilingi sebagian tapak site, dibuat memiliki jalur berbeda dengan sirkulasi mobil. Kemudian untuk vegetasi pada tapak site akan banyak ditanami pohon mahoni agar lebih rindang, dan kemudian ditanami bunga-bunga yang memiliki banyak warna sebagai penambah keindahan ruang terbuka hijau.

3.3.2. Aksesbilitas dan Sirkulasi Kendaraan

Untuk sirkulasi kendaraan dapat mengelilingi site guna juga untuk menikmati pemandangan taman dan sungai yang tertata baik yang terdapat pada site. Akses kendaraan untu masuk kedalam site terdapat dua akses yaitu pada Jl.


(39)

Mangkubumi dan Jl. Letjend Suprapto. Untuk akses kendaraan keluar terdapat 3 akses yaitu pada Jl. Badur, Jl. Letjend Suprapto, dan Jl. Mangkubumi. Pada bagian selatan site lebih diperuntukkan sebagai area terbuka publik, dan fasilitas outdoor seperti garden restaurant dan floating restaurant yang bersifat publik, juga disediakan lahan parkir outdoor khusus untuk pengunjung restaurant. Pada bagia utara dibuat sebagai area private, dan merupakan area drop off bagi tiap tower apartemen, dan fasilitas olahraga outdoor, dapat diakses jika menggunakan kartu akses penghuni apartemen. Untuk parkiran pengunjung podium, disediakan parkiran basement sejumlah 4 lantai, dan untuk parkiran penghuni apartemen juga disediakan parkiran basement 4 lantai yang hanya bisa diakses menggunakan kartu akses.

Akses kendaraan untuk mendrop off dapat masuk melalui Jl. Mangkubumi dan Jl. Letjend Suprapto kemudian keluar kembali melalui Jl. Mangkubumi setelah mendrop off. Untuk kendaraan yang masuk dari Jl. Mangkubumi dan Jl. Letjend Suprapto dapat keluar melalui Jl. Badur dan Jl. Letjend Suprapto. Kendaraan dapat parkir di basement dengan jalur keluar basement langsung ke arah Jl. Mangkubumi. Kemudian akses kendaraan pada area private, kendaraan dapat masuk melalui Jl. Mangkubumi dan Jl. Letjend Suprapto kemudian mengakses area private menggunakan kartu akses untuk mendrop off pengunjung pada lobby tower A maupun lobby tower B, kemudian keluar kembali pada Jl. Badur atau memutar site untuk keluar pada Jl. Mangkubumi dan Jl. Letjend Suprapto. Parkir basement area private dapat diakses dengan jalur keluar menuju ke Jl. Badur atau juga memutar site untuk dapat keluar pada Jl. Mangkubumi dan Jl. Letjend Suprapto.


(40)

Untuk lahan parkir pengunjung dan penghuni, disediakan parkiran basement setinggi 3 lantai, dengan kapasitas parkir untuk penghuni yaitu, mobil 294 unit, dan motor 116 unit. Kemudian kapasitas parkir untuk pengunjung yaitu, mobil 261 unit, dan motor 116 unit. Untuk akses masuk ke parkiran basement, terdapat dua akses masuk, yaitu akses masuk untuk publik atau pengunjung, kemudian akses masuk untuk private atau penghuni. Kemudian untuk akses keluar juga terdapat 2 akses, yaitu akses private atau penghuni dan akses publik atau pengunjung. Terdapat 4 ram di dalam basement, yaitu 2 ram naik dan turun untuk ke basement berikutnya pada area basement private dan 2 ram naik dan turun untuk ke basement berikutnya pada area publik. Tiap lantai basement sendiri memiliki ketinggian 3 meter. Sudah termasuk pipa-pipa mekanikal beserta dengan ring balok.

Juga disediakan lahan parkir outdoor pada site yang dibuat khusus untuk pengunjung floating restaurant dan garden restaurant yaitu, mobil 17 unit dan motor 22 unit. Untuk mengurangi teriknya sinar matahari langsung pada kendaraan yang parkir pada lahan parkir outdoor, maka ditanami vegetasi pepohonan yang dapat membuat rindang, seperti pohon mahoni. Jalur untuk sirkulasi kendaraan dibuat menggunakan conblock.

3.4.

Penerapan Gaya Hidup Kelas Atas Terhadap Bangunan

Podium yang juga memiliki fungsi sebagai mall pada lantai satu hingga lantai empat bangunan merupakan area ruang publik, dimana pada lantai satu terdapat fashion store, book store, music store, electronic store, restaurant, exhibition hall untuk pameran, atm centre dan smoking area pada tiap lantai, pada lantai dua terdapat musholla, pharmacy, book store, bakery shop, dan supermarket. Pada lantai tiga terdapat fitness


(41)

centre, salon & spa, foot reflexology, children playground, dan children care. Pada lantai empat terdapat coffee shop, laundry, mini theatre, family karaoke, dan swimming pool & jacuzzi. Kemudian pada bagian atas podium dibuat roof garden disertai dengan gazebo dan tempat duduk-duduk bagi para pengunjung yang bisa dimanfaatkan sebagai salah satu sarana dan fasilitas untuk berkumpul. Tujuan dibuatnya roof garden pada bagian atas podium adalah untuk menghindari space kosong pada bagian atas bangunan podium yang merupakan salah satu view yang didapat kamar unit hunian apartemen yang mengarah ke timur.

Fasilitas Indoor (Podium)

Kebutuhan Ruang Aktivitas Perabot Pemakaian

Ruang

Zoning

Lt. 1 Drop off Lobby - Datang - Melihat-lihat - Menunggu - Bertanya

- Kursi / sofa - Meja - Receptionist - Penghuni - Pengunjung - Tamu - Pengelola Publik

Front Lobby - Datang - Melihat-lihat - Menunggu - Bertanya

- Kursi / sofa - Meja - Receptionist - Penghuni - Pengunjung - Tamu - Pengelola Publik

Fashion Store - Membeli Baju - Mencoba Baju - Mencari - Bertanya

- Rak Baju - Kasir - Meja Pajang - Kursi - Penghuni - Pengunjung - Tamu - Pengelola Publik


(42)

- Pekerja - Sekuriti Book Store - Membeli Buku

- Membaca Buku - Mencari - Bertanya

- Rak Buku - Kasir - Meja Pajang - Kursi - Penghuni - Pengunjung - Tamu - Pengelola - Pekerja - Sekuriti Publik

Music Store - Membeli Kaset - Mendengar Lagu

- Mencari - Bertanya

- Rak Kaset - Kasir - Meja Pajang - Kursi - Penghuni - Pengunjung - Tamu - Pengelola - Pekerja - Sekuriti Publik

Electronic Store - Membeli Alat Elektronik - Mencari - Bertanya

- Rak Pajang - Kasir - Meja Pajang - Kursi - Penghuni - Pengunjung - Tamu - Pengelola - Pekerja - Sekuriti Publik

Restaurant - Makan - Duduk

- Meja Kursi - Receptionist

- Penghuni - Pengunjung


(43)

- Minum - Ngobrol - Dapur - Kasir - Tamu - Pengelola - Pekerja Exhibition Hall - Datang

- Melihat-lihat - Menunggu - Bertanya - Tempat Pameran

- - Penghuni - Pengunjung - Tamu - Pekerja - Sekuriti

Publik

ATM Centre - Transaksi - Mesin ATM - Tamu - Nasabah

Publik

Retail - - - Publik

Smoking Area - Merokok - Kursi - Tempat Sampah

- Pengunjung - Tamu

Publik

Toilet - Buang air - Berkaca - Memperbaiki riasan

- Kloset - Urinoir - Keran Air - Wastafel

- Pengunjung - Pengelola

Publik

Lobby Tower - Datang - Melihat-lihat - Menunggu

- Kursi / sofa - Meja - Receptionist - Penghuni - Tamu - Pengelola Semi Publik


(44)

- Bertanya Receptionist - Bekerja

- Melayani Tamu - Kursi - Meja Receptionist - Penghuni - Tamu Semi Publik

Front Office - Bekerja - Melayani Tamu/ pembeli - Meja - Kursi - Sofa - Rak - Penghuni - Tamu - Pekerja Semi Publik

Lounge - Duduk - Minum - Ngobrol - Meja - Kursi - Penghuni - Tamu - Pekerja Semi Publik

Toilet - Buang air - Berkaca - Memperbaiki riasan

- Kloset - Urinoir - Keran Air - Wastafel

- Tamu - Pengelola

Semi Publik

Lt. 2 Supermarket - Belanja - Rak-Rak - Meja Kasir - Keranjang Belanja

- Kereta Belanja

- Pengunjung - Pembeli - Pekerja - Pengelola

Publik

Bakery Shop - Membeli Roti - Memesan Kue

- Rak Penyimpanan Roti - Pembeli - Pekerja Publik


(45)

- Kasir - Meja - Kursi Pharmacy - Membeli Obat

- Bertanya

- Kasir - Rak Obat - Gudang

- Pembeli - Apoteker - Pekerja

Publik

Musholla - Beribadah - Sajadah - Mukena - Al-Quran - Rak - Lemari - Pengunjung - Pengelola - Pekerja Publik

Retail I - - - Publik

Retail II - - - Publik

Retail III - - - Publik

Smoking Area - Merokok - Kursi - Tempat Sampah

- Pengunjung - Tamu

Publik

Toilet - Buang air - Berkaca - Memperbaiki riasan

- Kloset - Urinoir - Keran Air - Wastafel

- Pengunjung - Pengelola

Publik


(46)

- Melayani Tamu - Melayani Pembeli - Kursi - Sofa - Rak - Pekerja - Pengelola

Toilet - Buang air - Berkaca - Memperbaiki riasan

- Kloset - Urinoir - Keran Air - Wastafel

- Tamu - Pengelola

Service

Lt. 3 Children Care - Tempat Penitipan Anak - Menunggu

- Meja - Kursi

- Ruangan Anak

- Pengunjung - Pengelola Publik Children Playground - Tempat Bermain Anak - Bermain - Perabot Bermain Anak - Mainan Anak

Pengunjung - Pengelola

Publik

Fitness Centre - Fitness - Aerobik - Gym - Sauna - Menunggu - Bertanya - Alat-alat Fitnes - Shower - Toilet - Urinoir - Locker - Sofa - Receprionist - Kasir - Penghuni - Pengunjung - Tamu - Pengelola - Pekerja Publik


(47)

Foot Refexology - Refleksi - Dipijit - Menunggu - Bertanya - Kursi - Sofa - Meja - Rak - Penghuni - Pengunjung - Tamu - Pengelola - Pekerja Publik

Salon & Spa - Salon - Spa - Menunggu - Bertanya - Kursi - Kaca - Meja - Sofa - Rak - Lemari - Tempat Tidur - Area Mencuci - Kolam Air Panas - Shower - Penghuni - Pengunjung - Tamu - Pengelola - Pekerja Publik

Retail - - - Publik

Smoking Area - Merokok - Kursi - Tempat Sampah

- Pengunjung - Tamu

Publik

Toilet - Buang air - Berkaca - Memperbaiki - Kloset - Urinoir - Pengunjung - Pengelola Publik


(48)

riasan - Keran Air - Wastafel Kantor Pengelola - Bekerja

- Melayani Tamu - Melayani Pembeli - Meja - Kursi - Sofa - Rak - Tamu - Pekerja - Pengelola Service

Toilet - Buang air - Berkaca - Memperbaiki riasan

- Kloset - Urinoir - Keran Air - Wastafel

- Tamu - Pengelola

Service

Lt. 4 Family Karaoke - Bersantai - Menyanyi - Berkumpul - Ruang Karaoke - Receprionist - Kasir - Meja - Kursi - Penghuni - Pengunjung - Tamu - Pengelola - Pekerja Publik

Mini Theatre - Menonton Film - Bersantai

- Layar Lebar - Kursi - Sofa - Penghuni - Pengunjung - Tamu - Pengelola - Pekerja Publik


(49)

- Menyetrika Baju - Menerima Baju - Kursi - Receptionist - Kasir - Pengunjung - Tamu - Pengelola - Pekerja Coffee Shop - Makan

- Duduk - Minum - Ngobrol - Mengerjakan Sesuatu - Meja - Kursi - Receptsionist - Dapur - Kasir - Penghuni - Pengunjung - Tamu - Pengelola - Pekerja Publik

Swimming Pool & Jacuzzi

- Berenang - Berendam - Santai - Berjemur

- Kolam Renang - Jacuzi

- Meja - Kursi

- Tempat Ganti Pakaian - Penghuni - Pengunjung - Tamu - Pengelola - Pekerja Publik

Toilet - Buang air - Berkaca - Memperbaiki riasan

- Kloset - Urinoir - Keran Air - Wastafel

- Pengunjung - Pengelola

Publik

Akses Roof Garden - Menuju ke Roof Garden

- Tangga - Pengunjung - Penghuni


(50)

- Pekerja - Sekuriti Private Lounge - Berkumpul

- Bersantai - Ngobrol - Minum - Sofa - Meja - Kursi - Bar - Penghuni - Tamu - Pengelola - Pekerja Semi Publik

Library - Membaca Buku

- Rak Buku - Sofa - Meja - Kursi - Komputer - Receptionist - Penghuni - Tamu - Pengelola - Pekerja Semi Publik

Billiard - Bermain Billiard - Ngobrol

- Meja Billiard - Sofa - Meja - Bar - Penghuni - Tamu - Pengelola - Pekerja Semi Publik

Toilet - Buang air - Berkaca - Memperbaiki riasan

- Kloset - Urinoir - Keran Air - Wastafel - Tamu - Pengelola Semi Publik Roof Garden

- - Menikmati

Pemandangan - Tempat Sampah - Pengunjung - Penghuni Publik


(51)

Kota - Menikmati Taman - Ngobrol - Duduk

- Kursi - Air Mancur

- Pekerja - Sekuriti

Tabel 3.1

Fungsi Pendukung Indoor

Pada bagian tower apartemen juga terdapat area ruang servis dan semi private, yaitu pada lantai satu terdapat lounge, coffee shop dan lobby tiap tower apartment yang merupakan area semi publik, pada lantai dua dan tiga merupakan area kantor pengelola yang juga merupakan area servis, dan pada lantai empat terdapat private lounge, billiard, dan library yang merupakan area private dan khusus bagi penghuni apartemen. Kemudian pada lantai 5 hingga lantai 20 merupakan area private yaitu area unit hunian apartemen. Terdapat 5 tipe unit kamar pada bangunan apartemen ini, yaitu lantai 5 hingga lantai 11 merupakan denah tipikal unit hunian tipe deluxe, suite, dan family suite. Lantai 12 hingga lantai 18 merupakan denah tipikal unit hunian tipe studio, deluxe, dan suite. Kemudian lantai 19 hingga 20 merupakan denah tipikal unit hunian tipe penthouse. Tiap lantai unit hunian apartemen memiliki ruangan lounge dan kemudian pada tiap balkon unit hunian apartemen dibuat memiliki mini garden untuk menambah view dan estetika bangunan. Pada bagian atap tower dibuat terdapat roof garden untuk view khusus dari penthouse.

JUMLAH UNIT HUNIAN

NO.

KEBUTUHAN

RUANG

JUMLAH

UNIT

LUAS

JUMLAH

LUAS


(52)

2

DELUXE

56 unit

104 m2

5.824 m

2

3

SUITE

14 unit

175 m2

2.450 m

2

4

FAMILY SUITE

14 unit

183 m2

2.562 m

2

5

PENTHOUSE

2 unit

480 m2

960 m

2

JUMLAH

114 unit

13.588 m

2

Tabel 3.2

Program Ruang Unit Hunian

Unit Kamar

dan Luas

Kebutuhan

Ruang

Perabot

Pemakaian

Ruang

Zoning

STUDIO

(

64 m2) 28 Unit

- Kamar

Mandi

- Balkon

- Tempat

Tidur

- Lemari

Baju

- Kamar

Mandi

- Dapur Kecil

- Sofa, kursi,

meja

- Televisi

1 - 2 Orang

Private

DELUXE

(

104 m2)

56 Unit

- Kamar Tidur

- Kamar

Mandi

- Ruang Tamu

- Dapur

- Balkon

- Tempat

Tidur

- Lemari

Baju

- Kamar

Mandi


(53)

- Dapur

- Sofa, kursi,

meja

- Televisi

- Meja Rias

- Meja

Makan

SUITE

(

175 m2) 14 Unit

- Kamar Tidur

- Kamar Tidur

II

- Kamar

Mandi

- Ruang Tamu

- Dapur + R.

Makan

- Balkon

- Tempat

Tidur

- Lemari

Baju

- Kamar

Mandi

- Dapur

- Sofa, kursi,

meja

- Televisi

- Meja Rias

- Meja

Makan

2

3 Orang

Private

FAMILY

SUITE

(

183 m2) 14 Unit

- Kamar Tidur

+ Kamar

Mandi

- Kamar Tidur

II

- Kamar Tidur

III

- Kamar

- Tempat

Tidur

- Lemari

Baju

- Kamar

Mandi


(54)

Mandi

- Ruang Tamu

- Ruang

Makan

- Dapur

- Kamar

Pembantu

- MCK

- Balkon

- Dapur

- Sofa, kursi,

meja

- Televisi

- Meja Rias

- Meja

Makan

PENTHOUSE

(

480 m2)

2 Unit

- Kamar Tidur

+ Kamar

Mandi +

Balkon

- Kamar Tidur

II + Kamar

Mandi +

Balkon

- Kamar Tidur

III

- Kamar Tidur

IV

- Kamar

Mandi

- Ruang Tamu

- Ruang

Keluarga

- Lounge

- Ruang

Makan

- Dapur

- Kamar

- Tempat

Tidur

- Lemari

Baju

- Kamar

Mandi

- Dapur

- Sofa, kursi,

meja

- Televisi

- Meja Rias

- Meja

Makan


(55)

Pembantu

- Mck

- Balkon

- Balkon

Jemur

Tabel 3.3 Tipe Kamar dan Ukuran

Pada fasilitas olahraga, terdapat lapangan tennis untuk penghuni, yang kemudian disebelah lapangan tennis terdapat jogging track yang dibuat tracknya melingkar sehingga tidak akan terputus, yang jalan setapak track joggingtrack tersebut dibuat menggunakan pavingblock. Kemudian ditengah-tengah joggingtrack terdapat playground khusus untuk anak-anak, yang dibuat pasir agar saat anak-anak bermain dan terjatuh lebih aman. Jalan setapak yang mengelilingi site juga menggunakan pavingblock, dan kemudian akan ditanami oleh pepohonan seperti pohon mahoni, pohon kelapa, dan bunga-bungaan untuk memperindah vegetasi.

Fasilitas

Outdoor

Aktivitas

Perabot

Pemakaian

Ruang

Zoning

Floating

Restaurant

- Duduk

- Makan

- Bercerita

- Menikmati

Pemandangan

- Meja

- Kursi

- Pengunjung

- Penghuni

- Pekerja

- Pengelola

- Sekuriti

Publik

Garden

Restaurant

- Duduk

- Makan

- Meja

- Kursi

- Pengunjung

- Penghuni

Publik


(56)

- Bercerita

- Menikmati

Pemandangan

- Pekerja

- Pengelola

- Sekuriti

Ampitheatre

- Menonton

Pertunjukkan

- Pameran

-

- Pengunjung

- Penghuni

- Pekerja

- Pengelola

- Sekuriti

Publik

Lapangan

Olahraga

- Olahraga

- Bermain

Tennis

- Lapngan

Tennis

- Kursi dan

Meja

- Penghuni

- Pekerja

- Pengelola

- Sekuriti

Private

Playground +

Jogging

Track

- Olahraga

- Bermain

- Area

Jogging

- Taman

Bermain

dengan

furniture

mainan anak

pada taman

- Penghuni

- Pekerja

- Pengelola

- Sekuriti

Private

Parkir

Outdoor

- Memarkir

Kendaraan

- Pengunjung

- Penghuni

- Pekerja

- Pengelola

- Sekuriti

Publik

Tabel 3.4


(57)

Tampak bangunan mengikut konsep bentukan berlian didesain dengan kulit bangunan menggunakan material-material kaca dan logam. Warna bangunan diambil mengikut warna utama sebuah berlian yaitu kilauan warna putih dan biru pada kaca, kemudian pada bagian teratas tower dibuat penutup menggunakan atap membran yang bertujuan untuk peneduh roof garden pada bagian penthouse. Setiap balkon kamar unit hunian dibuat memiliki mini garden selain untuk menambah view dan estetika, juga untuk menghindari panas cahaya matahari langsung masuk kedalam bangunan dikarenakan bangunan yang lebih didominasi oleh kaca.

Gambar 3.3 Tower Bangunan

Potongan bangunan diambil memperlihatkan lantai bangunan dimulai dari tower, podium, hingga ke lantai basement, sehingga memperlihatkan tiap-tiap ruang yang terdapat pada bangunan yang tiap lantai tower memiliki ketinggian 4 meter dan podium memiliki ketinggian 6 meter, serta bagian core bangunan terutama lift dan bagian yang memperlihatkan zoning area vertikal bangunan. Juga terdapat void pada podium yang pada lantai satunya merupakan area hall exhibition atau area pameran, yang bertujuan agar bisa dilihat dari tiap lantai. Potongan bangunan juga diambil untuk memperlihatkan potongan bangunan yang dibuat lebih tinggi 1 meter dari tanah dengan tujuan pembuatan


(58)

basement yang kemudian digali kembali 2 meter kebawah dari tanah, dan memiliki 3 lantai basement yang sehingga tiap lantai basement memiliki ketinggian 3 meter.

Kemudian potongan tapak pada lahan atau site dibuat memperlihatkan potongan bangunan dan kemudian memperlihatkan bentuk kontur yang naik pada bangunan dan menurun dari mulai dekat bangunan hingga ke tepi sungai deli, juga terlihat pedestrian bagi pejalan kaki, kemudian potongan bangunan sungai deli yang tiap pinggir sungai dibuat tanggul untuk mencegah banjir, ditanami pohon dan diberi pagar, beserta jembatan penyebrangan dari site A ke site B atau sebagai penyatu area site. Kemudian juga memperlihatkan potongan sungai buatan untuk floating restaurant.


(59)

METODA PERANCANGAN

4.1.

Metoda Membangun

4.1.1.

Metoda Konstruksi Bangunan

Metoda konstruksi pada bangunan apartemen ini menggunakan metoda konvensional (bottom up), yaitu melakukan pekerjaan persiapan pada awalnya dengan melakukan penggusuran para penghuni ataupun penduduk-penduduk liar atau ilegal yang berada di sekitar site dan tepi sungai. Kemudian melakukan pembersian lahan seperti pembersihan rumput, humus, dan sampah, penebangan pohon hingga ke akar untuk menghindari perusakan struktur tanah, kemudian pemasangan papan bouwplank serta melakukan penimbunan tanah untuk perataan lahan yang berkontur-kontur, dikarenakan tinggi kontur Jl. Badur dan Jl. Mangkubumi yang berbeda.

Langkah berikutnya melakukan penggalian tanah hingga mencapai tanah keras dengan menggunakan Backhoe dengan tipe Crawel, yang merupakan salah satu jenis kendaraan excavator. Yang kemudian sampah galian seperti akar kayu, kotoran dan bagian tanah yang longgar diangkut menggunakan Dum Truck. Kemudian mengurug lantai pondasi dengan pasir, setelah itu mengurug tanah kembali. Dikarenakan bangunan apartemen ini memiliki basement dan berlokasi di tepi sungai atau daerah yang permukaan air tanahnya lebih tinggi dari rencana lantai basement, maka harus dilakukan pemompaan untuk upaya pengeringan lahan agar dapat memungkinkan untuk pelaksanaan konstruksi, metoda yang digunakan adalah dengan pemompaan, di mana sistem pemompaan tersebut dilakukan dengan dewatering


(60)

sistem sumur titik (well point system). Pekerjaan ini diperlukan sampai pembangunan selesai dan dioperasikan selama 24 jam, terutama untuk menanggulangi genangan air pada konstruksi basement atau pondasi yang diakibatkan oleh air hujan ataupun rembesan air tanah.

Sebelum melakukan penggalian pondasi, untuk mencegah terjadinya erosi atau pelongsoran tanah maka dibuat dinding penahan tanah (sheet pile), strukturnya menggunakan profil baja yang ditanam mengelilingi area penggalian. Pemasangan pondasi tiang pancang yang dilakukan dengan menggunakan alat pancang (drop hammer) yang dipasangkan ke mobil derek atau tiang bor. Kemudian dilanjuti dengan pengecoran basement, kolom dan balok yang dikerjakan secara bertahap di mulai dari lantai paling bawah hingga lantai paling atas secara berurutan setelah pekerjaan penggalian selesai, kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan dinding dan kusen, pintu dan jendela. Beberapa jam sebelum dilakukan pengecoran dinding bekisting dan lantai kerja dilapisi dengan waterproofing untuk membuat bekisting kedap air sehingga air dari dalam maupun luar tidak merembes.

Setelah pekerjaan pondasi dan basement selesai, dilanjutkan dengan struktur bagian atas yang diawali dengan pekerjaan lantai dasar. Kemudian setelah pemasangan kolom selesai, dilanjutkan dengan pemasang balok dan balok anak yang disambungkan ke kolom dengan baut tegangan tinggi (high tensile bolt). Yang kemudian di atasnya diletakkan plat baja yang juga merupakan plat lantai dan tulangan baja jaring, lalu di cor dengan adukan beton.

Pekerjaan sanitasi dilakukan setelah pemasangan bouwplank dan plafond, meliputi pembuatan septictank, pemasangan pipa-pipa, pemasangan kloset dan bak mandi, kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan lantai yaitu pemasangan keramik.


(61)

Pekerjaan instalasi listrik dilakukan sebelum pengecatan dinding, meliputi pemasangan titik lampu pada tempat yang telah ditentukan beserta pemasangan stop kontak dan saklarnya. Kemudian melakukan finsihing dengan mengecat bangunan dan merapikan dan membersihkan bangunan kembali.

4.1.2.

Metoda Pengembangan Sungai

Mengingat lokasi site dan lahan kita yang dibelah oleh Sungai Deli, maka akan dilakukan pembersihan, pengelolaan, dan pemanfaatan air sungai yang dilakukan seacara rasional dan efektif dengan memperhatikan keseimbangan antara ketersediaan air sungai dan kebutuhan masyarakat akan air sungai tersebut. Hal pertama yang dilakukan adalah dengan menjaga kelestarian dan tidak menganggu garis sempadan bangunan dengan tidak membangun bangunan permanen pada garis semapadan sungai sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku.

Pengendalian pencemaran dan pembersihan sungai sehingga kembali menjadi jernih disebut remediasi. Kemudian sistem pembersihan awal sungai adalah dengan menggunakan bakteri dari cina yang dapat menelan habis semua kotoran didalam sungai beserta baunya. Namun, disamping penggunaan bakteri juga diterapkan pengangkutan sampah dari dasar sungai lebih dahulu dengan menggunakan eskavator dan dozer, yang kemudian sampah-sampah dari dalam sungai tersebut dikumpulkan dan langsung diangkut menggunakan truk sampah, tujuan langsung mengangkut sampah setelah dikumpulkan adalah untuk mencegah bau sampah basah yang akan menganggu, dan kemudian untuk mencegah sampah masuk kembali kedalam sungai apabila terjadi hujan. Setelah itu, diterapkan saringan atau penyaring sampah yaitu pembuatan tanggul pada sisi sungai untuk mencegah terjainya banjir apabila terjadi


(62)

peluapan pada air sungai dan mencegah sampah mengalir kembali ke sungai di area site. Penanaman pepohonan juga diterapkan agar tepi sungai lebih rindang.

4.2.

Sistem Struktur Konstruksi Bangunan dan Jembatan

4.2.1.

Sistem Struktur dan Konstruksi Pondasi

Pondasi khususnya pada bangunan gedung atau bangunan tinggi/ highrise, merupakan suatu konstruksi pada bagian bawah bangunan atau kaki bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah dan berfungsi untuk meneruskan beban atau gaya pada bangunan. Konstruksi pondasi pada bangunan apartemen ini menggunakan pondasi tiang pancang beton, dikarenakan bangunan ini merupakan bangunan tinggi/ high-rise yang harus cukup kuat untuk menyesuaikan akan kemungkinan terjadinya beban gerakan-gerakan tanah seperti gempa, transfer beban akibat gaya angin pada dinding, dan beban mati maupun beban hidup seperti mesin pada bangunan dan penghuni atau pengunjung bangunan, beserta lokasi tapak yang berdekatan dengan sungai juga berarti memiliki tanah lembek, dan tanah berkontur yang dimana pondasi ini dapat menahan tekanan air yang mungkin terjadi nantinya.

Bahan untuk pondasi tiang pancang ini sendiri antara lain baja, beton bertulang, bambu, dan kayu besi / kayu ulin. Untuk proses pelaksanaan pondasi tiang pancang beton ini, pada awalnya memperhitungkan beban dan melakukan pengukuran untuk mengukur kedalaman tanah dan klasifikasi panjang tiang pancang dengan memasukkan besi tulangan beton, kemudian melakukan pemboran tanah untuk pemancangan pondasi dengan menggunakan mesin pondasi tiang


(63)

pancang. Tanah bekas pengeboran dipompa keatas permukaan tanah kemudian mengisi lubang bekas pengeboran dengan adukan beton, dengan sistem dipompa. Setelah proses pengecoran adukan beton selesai sampai pada bagian atas permukaan tanah, kemudian melakukan pemasangan stek besi beton sesuai dengan ketentuan teknis yang ditelah diatur dan ditentukan.

4.2.2.

Sistem Struktur dan Konstruksi Rangka Bangunan

Rangka bangunan merupakan bagian dari bangunan yang merupakan struktur utama pendukung berat bangunan dan beban luar yang bekerja padanya. Rangka bangunan apartemen ini menggunakan struktur rangka baja, dikarenakan struktur rangka baja memiliki kemampuan untuk stabil dari gaya lateral, dan keamanan dalam menggunakan rangka baja ini sendiri adalah ketahanannya terhadap bahaya kebakaran, kemudian kemudahan sirkulasi vertikal yaitu pada lift / elevator, dan kemudahan pemasangan sistem mekanikal dan elektrikal. Konstruksi baja selain dapat didesain secara elastis, juga dapat didesain secara plastis sehingga kemampuan untuk memikul gaya beban yang sama dengan desain elastis namun ukuran baja yang digunakan bisa lebih kecil sehingga pengaruh biaya pemasangan yang jauh lebih murah.

4.2.3.

Sistem Struktur dan Konstruksi Kolom

Kolom merupakan batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok, yang berfungsi sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi dan memiliki struktur yang terbuat dari besi dan beton yang merupakan material yang tahan terhadap tarikan dan tekanan (ref:


(64)

http://www.scribd.com/doc/211571751/Metode-Konstruksi-High-Rise-Building). Setelah memperhitungkan beban pada bangunan, maka kolom yang digunakan pada bangunan apartemen ini merupakan kolom spiral (spiral column) dengan ukuran 80 cm dan jarak bentang 8m x 8m. Metode pelaksanaan pekerjaan kolom antara lain diawali oleh pekerjaan lantai kerja dan beton decking, lalu melakukan pembesian yang dilanjutkan oleh bekisting, kemudian pengetesan kualitas kolom yang kemudian dilanjutkan oleh pengecoran kolom yang dilakukan dengan readymix truck dan untuk mempercepat proses dapat dibantu dengan penggunaan concrete pump, kemudian untuk meratakan campuran beton dibantu menggunakan alat vibrator, dan berikutnya melaksankanan curing yang dilakukan 24 jam setelah pengecoran selesai dengan meletakkan karung goni yang dibasahi dengan air untuk menjaga tetap dalam keadaan basah.

4.2.4.

Sistem Struktur dan Konstruksi Pelat Lantai

Pelat lantai yang digunakan pada bangunan apartemen ini adalah pelat lantai beton, dikarenakan pelat lantai beton mampu menahan beban besar, dapat mengisolasi kebisingan, tidak dapat terbakar dan dapat dibuat lapisan kedap air, sehingga bisa dibangun dapur dan kamar mandi, dapat dipasang tegel agar memperindah lantai, kemudian merupakan bahan yang kuat dan awet sehingga tidak memerlukan perawatan dan dapat berumur panjang. Untuk proses pelaksanaan pemasangan pelat lantai beton pada awalnya membuat cetakan dari papan kayu yang ditopang oleh tiang-tiang perancah, yang juga berfungsi untuk menahan tulangan dan adukan beton yang masih basah dan yang belum memiliki kekuatan dan memberi bentuk agar beton sesuai dengan ukuran yang


(1)

Juwana, Jimmy S. (2005) Sistem Bangunan Tinggi, Jakarta, Erlangga

Frick, Heinz (1980) Ilmu Konstruksi Bangunan 1, Ruggell, Semarang, Percetakan Kanisius Yogyakarta

Ching, Francis D.K. (2008) Ilustrasi Konstruksi Bangunan, Jakarta, Erlangga

Neufert, Ernst (1978) Data Aristek Edisi 33 Jilid 1, Darmstadt, Erlangga

http://calonarsitek.wordpress.com/2008/10/22/metafora-definisi-dalam-arsitektur/ http://www.anehdidunia.com/2013/07/sejarah-asal-mula-berlian.html http://www.girinarasoma.com/memahami-metafora-arsitektur/ http://www.galihgumelar.org/2012/09/sejarah-arsitektur-modern.html http://www.scribd.com/doc/211571751/Metode-Konstruksi-High-Rise-Building http://ernipurwati.wordpress.com/roof-garden/ http://knowledgecenter.ptpp.co.id/app/assets/upload/files/69bbf559e7f99e88d69eb215ea1 75227/karya_konstruksi_-_stadion_madya_tenggarong.pdf


(2)

70


(3)

(4)

(5)

(6)