Pergerakan Nasional pada Masa Penjajahan Jepang

Bab 7 Bab 7 Bab 7 Bab 7 Bab 7 Menuju Kemerdekaan Indonesia 103 103 103 103 103 c. Jepang menjanjikan kemudahan bagi bangsa Indonesia, seperti dalam melakukan ibadah, mengibarkan bendera merah putih berdampingan dengan bendera Jepang, menggunakan bahasa Indonesia, dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya bersama lagu kebangsaan Jepang Kimigayo. Namun kemudahan-kemudahan tersebut hanyalah janji manis Jepang. Sebagai penjajah, Jepang justru lebih kejam menindas bangsa Indonesia. Jepang melakukan beberapa kebijakan terhadap negara jajahan di Indonesia. Jepang sedang menghadapi perang dengan Sekutu. Maka mereka membentuk berbagai organisasi guna mendukung kekuatan Jepang. Berikut ini beberapa organisasi yang dibentuk pada masa penjajahan Jepang.

a. Organisasi-organisasi sosial

1 Gerakan Tiga A Dipimpin oleh Mr Syamsuddin bekas tokoh Parindra.Pendirian gerakan Tiga A sebagai maksud untuk meraih simpati penduduk dan tokoh masyarakat. Namun gerakan ini kurang berhasil, sehingga Jepang membentuk organisasi yang lebih menarik. 2 Pusat Tenaga Rakyat Putera Sebagai ganti Gerakan Tiga A, didirikan Putera pada tanggal 1 Maret 1943. Dipimpin oleh tokoh-tokoh nasional yang sering disebut empat serangkai yaitu Soekarno, Mohammad Hatta, KH Mas Mansyur, dan Ki Hajar Dewantara. Putera cukup diminati oleh kalangan tokoh pergerakan Indonesia. Pemerintah Jepang kurang puas dengan kegiatan Putera. Sebab para tokoh Putera memanfaatkan organisasi ini untuk melakukan konsolidasi dengan tokoh-tokoh perjuangan. Akhirnya Putera dibubarkan. 3 Jawa Hokokai Pada tahun 1944 dibentuk Jawa Hokokai Gerakan Kebaktian Jawa. Kegiatan ini langsung di bawah pengawasan para pejabat Jepang. Tujuan pokoknya adalah menggalang dukungan untuk rela berkorban demi pemerintah Jepang. 4 Masyumi Islam adalah penduduk mayoritas bangsa Indonesia. Jepang merasa harus bisa menarik hati golongan ini. Untuk itu pada tahun 1943 Jepang membubarkan Majelis Islam Ala Indonesia, dan menggantikannya dengan Masyumi Majelis Syuro Muslimin Indonesia. Masyumi dipimpin oleh KH Hasyim Ashari dan KH Mas Mansyur. 104 104 104 104 104 Ilmu Pengetahuan Sosial 5

b. Pembentukan Organisasi Semi Militer

1 Seinendan Organisasi Barisan Pemuda Seinendan dibentuk 9 Maret 1943. Tujuannya adalah memberi bekal bela negara agar siap mempertahankan tanah airnya. Maksud Jepang adalah untuk membantu menghadapi tentara Sekutu. 2 Fujinkai Merupakan himpunan kaum wanita di atas 15 tahun untuk latihan semi militer. 3 Keibodan Merupakan barisan pembantu polisi, untuk laki-laki berumur 20-25 tahun. 4 Heiho Didirikan tahun 1943, merupakan organisasi prajurit pembantu tentara Jepang. Pada saat itu Jepang sudah mengalami kekalahan di beberapa front pertempuran. 5 Pembela Tanah Air PETA Didirikan 3 Oktober 1943, merupakan pasukan bersenjata yang memperoleh pendidikan militer secara khusus dari Jepang. Kelak para eks- PETA akan besar peranannya dalam bertempur melawan Jepang dan Belanda. Gambar 7.4 Pasukan PETA Jepang semakin keras terhadap gerakan kebangsaan Indonesia. Pada tanggal 20 Maret 1942 dikeluarkan maklumat pemerintah Jepang yang isinya berupa larangan mengibarkan bendera merah putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Hal ini mendorong para tokoh pergerakan nasional untuk memikirkan cara menghadapi Jepang. Sumber: www.swaramuslim.com Bab 7 Bab 7 Bab 7 Bab 7 Bab 7 Menuju Kemerdekaan Indonesia 105 105 105 105 105 Untuk menanggapi kebijakan Jepang tersebut terdapat beberapa sikap perjuangan bangsa Indonesia. Propaganda Jepang sama sekali tidak mempengaruhi para tokoh perjuangan untuk percaya begitu saja. Bagaimanapun mereka sadar bahwa Jepang adalah penjajah. Bahkan mereka sengaja memanfaatkan organisasi-organisasi bikinan Jepang untuk meraih Indonesia merdeka. Beberapa bentuk perjuangan pada jaman Jepang adalah:

1. Memanfaatkan Organisasi Bentukan Jepang

Kelompok bersedia bekerja sama dengan Jepang. Sebenarnya ini adalah sebagai bentuk perjuangan diplomasi. Tokoh-tokohnya adalah para pemimpin Putera seperti; Sukarno, Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan KH Mas Mansyur. Mereka memanfaatkan Putera sebagai sarana komunikasi dengan rakyat. Putera justru dijadikannya sebagai ajang kampanye nasionalisme. Pemerintah Jepang menyadari hal tersebut, dan akhirnya membubarkan Putera digantikan Barisan Pelopor.

2. Gerakan Bawah Tanah

Pelarangan berdirinya partai politik pada zaman Jepang, mengakibatkan sebagian tokoh perjuangan melakukan gerakan bawah tanah. Gerakan perjuangan ini dilakukan melalui kegiatan-kegiatan tidak resmi, tanpa sepengetahuan Jepang. Mereka terus melakukan konsolidasi dalam menuju kemerdekaan Indonesia. Mereka menggunakan tempat-tempat strategis, seperti asrama pemuda untuk melakukan pertemuan-pertemuan. Penggalangan semangat kemerdekaan dan membentuk suatu negara terus mereka kobarkan. Tokoh-tokoh yang masuk dalam garis pergerakan bawah tanah adalah Sutan Sjahrir, Achmad Subarjo, Sukarni, A. Maramis, Wikana, Chairul Saleh, dan Amir Syarifuddin. Mereka terus memantau perang Pasifik melalui radio- radio gelap. Sebab pada saat itu Jepang melarang bangsa Indonesia memiliki pesawat komunikasi. Kelompok bawah tanah inilah yang sering disebut golongan radikal keras, karena mereka tidak kenal kompromi dengan Jepang.

3. Beberapa Perlawanan Bersenjata

Di samping perjuangan yang dilakukan dengan memanfaatkan organisasi bentukan Jepang dan gerakan bawah tanah, juga terdapat perlawanan- perlawanan bersenjata yang dilakukan bangsa Indonesia. Perlawanan tersebut terjadi di Aceh, Singaparna Jawa Barat, dan Indramayu Jawa Barat. 106 106 106 106 106 Ilmu Pengetahuan Sosial 5 Perlawanan juga terjadi oleh organisasi militer buatan Jepang yakni pemberontakan PETA di Blitar Jawa Timur. Pemberontakan PETA merupakan pemberontakan terbesar pada masa penjajahan Jepang. Pemberontakan dipimpin Supriyadi, seorang syudanco Komandan pleton PETA tanggal 14 Februari 1945. Pemberontakan ini kurang persiapan yang matang, sehingga dapat dipadamkan Jepang. Para pemberontak yang berhasil ditangkap dan diadili. Beberapa di antaranya dihukum mati, seperti:dr. Ismangil, Muradi, Suparyono, Halir Mangkudidjaya, Sunanto, dan Sudarmo. Supriyadi, sebagai pemimpin pemberontakan tidak diketahui nasibnya. C. C. C. C. C. Meneladani Sik Meneladani Sik Meneladani Sik Meneladani Sik Meneladani Sikap T ap T ap T ap T ap Tokoh P okoh P okoh P okoh P okoh Perjuangan dalam erjuangan dalam erjuangan dalam erjuangan dalam erjuangan dalam Melawan P Melawan P Melawan P Melawan P Melawan Penjajah enjajah enjajah enjajah enjajah Meskipun sekarang telah merdeka, kita harus meniru sikap dan perjuangan mereka yang rela berkorban demi bangsa dan negara. Pada zaman penjajahan sikap kepahlawanan dan patriotisme diperlukan untuk mengusir penjajah. Setelah merdeka sikap kepahlawanan dan patriotisme kita perlukan untuk mengisi kemerdekaan. Sikap kepahlawanan dan patriotisme harus selalu ditumbuhkan dalam diri kita. Sikap-sikap ini dapat kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini sikap kepahlawanan dan patriotisme yang dapat kita lakukan.

1. Rela Berkorban

Rela berkorban merupakan sikap tidak mementingkan diri sendiri. Sikap ini tumbuh karena rasa turut merasakan penderitaan. Rela berkorban demi kebaikan merupakan sikap yang baik. Sikap rela berkorban dapat kamu lakukan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

2. Berani

Sikap berani merupakan sikap tidak takut terhadap apapun. Para pahlawan memiliki sikap berani menghadapi apapun, asal apa yang diperjuangkan adalah kebenaran. Berani karena benar merupakan sikap yang sangat terpuji. Kamu bisa meniru sikap berani para pahlawan tersebut.