Penderitaan Akibat Penjajahan Belanda

8 6 8 6 8 6 8 6 8 6 Ilmu Pengetahuan Sosial 5

b. Usaha Belanda Menguasai Perdagangan Indonesia

Belanda berusaha menghalangi para pedagang asing untuk berhubungan dengan kerajaan-kerajaan di Indonesia. Keberhasilan Belanda dalam membujuk para raja telah berhasil melakukan hak monopoli perdagangan. Para pedagang Indonesia pun tidak bebas melakukan perdagangan selain dengan Belanda. Padahal harga barang dagangan kepada pedagang asing lebih tinggi daripada kepada Belanda.

c. Usaha Belanda Menguras Kekayaan Alam Indonesia

Setelah berhasil menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia, Belanda berusaha menguras kekayaan alam Indonesia. Berikut ini cara yang dilakukan Belanda untuk menguras kekayaan alam Indonesia. 1 Membeli barang dari para pedagang Indonesia dengan harga murah. 2 Mewajibkan rakyat Indonesia menanam tanaman yang laku dijual di Eropa. 3 Menarik pajak tinggi untuk rakyat Indonesia. 4 Menerapkan wajib kerja bagi rakyat Indonesia untuk perkebunan Belanda.

d. Usaha Belanda Memanfaatkan Tenaga Kerja Bangsa Indonesia

1 Bekerja di Perkebunan dan Pertambangan Rakyat Indonesia dipaksa untuk bekerja guna mendukung keperluan Belanda. Mereka disuruh mengerjakan lahan-lahan perkebunan Belanda. Para pekerja Indonesia bekerja siang dan malam di perkebunan. Kondisi mereka sangat mengenaskan. Mereka memang digaji, tetapi gajinya sangat rendah. Akibatnya banyak pekerja Indonesia yang kekurangan gizi. Berbagai penyakit sulit diobati karena kurang sarana kesehatan. Akhirnya banyak pekerja yang meninggal di daerah perkebunan di Sumatera. Di daerah pertambangan Kalimantan dan Sumatera juga banyak tenaga kerja Indonesia. Kondisinya jauh lebih memprihatinkan. Mereka dipaksa bekerja di daerah pertambangan yang terpencil. Ribuan rakyat Indonesia meninggal karena tidak tahan beratnya pekerjaan dan siksaan yang diderita. 2 Membuat Jalan dan Rel Kereta Api Belanda membutuhkan jalan yang mudah untuk mengambil kekayaan Indonesia dari berbagai daerah perkebunan dan pertambangan. Untuk mempercepat pengangkutan, Belanda membangun jalan dan rel kereta api. Sarana ini dibangun untuk menghubungkan kota-kota besar ke daerah pedalaman. Kamu dapat menelusuri pembangunan rel kereta api peninggalan masa penjajahan Belanda terutama di Jawa dan Sumatera. Bab 6 Bab 6 Bab 6 Bab 6 Bab 6 Masa Penjajahan di Indonesia 8 7 8 7 8 7 8 7 8 7 Jendela Ilmu Jendela Ilmu Jendela Ilmu Jendela Ilmu Jendela Ilmu Pembangunan jalan Anyer Panarukan Herman Willem Deandels 1808-1811 adalah gubernur jenderal pertama Hindia Belanda. Ia berusaha mendapatkan keuntungan dari penjajahan di Indonesia. Berbagai sarana dibangun. Deandels membangun benteng-benteng pertahanan dan meningkatkan jumlah tentara dari 4000 menjadi 18000 orang. Untuk mendukung seluruh aktivitas pemerintahan, Deandels membangun jalan raya sepanjang 1000 km. Jalan ini menghubungkan Anyer ujung barat Jawa dan Panarukan ujung timur Jawa. Pembangunan jalan selama satu tahun tersebut banyak memakan korban dan penderitaan rakyat akibat kerja wajib. Hasil bumi penduduk Indonesia diangkut menggunakan kereta dan pedati. Pembangunan jalan ini membutuhkan biaya yang sangat besar. Untuk menekan besarnya biaya pembangunan, Belanda memaksa penduduk Indonesia bekerja. Penduduk yang tidak mau bekerja dianggap pemberontak dan dihukum. Kegiatan ini disebut kerja paksa atau kerja rodi. Pemuda dan orang dewasa disuruh membangun jalan raya dan rel kereta api dengan upah yang sangat kecil. Bahkan sebagian dari mereka tidak menerima upah. Akibatnya banyak penduduk yang kelaparan dan kekurangan gizi.

5. Tokoh Pejuang pada Masa Penjajahan Belanda

Penjajahan yang dilakukan oleh Belanda mengakibatkan penderitaan bagi rakyat Indonesia. Sehingga timbullah perlawanan dari rakyat karena tindakan Belanda yang sewenang-wenang. Berikut ini beberapa tokoh daerah yang berusaha mengusir Belanda.

a. Pattimura atau Thomas Matullesi

Pemerintahan Belanda di Maluku benar-benar membuat rakyat sengsara. Rakyat Maluku tidak lagi mempunyai kebebasan berdagang. Apalagi Belanda sering campur tangan dalam urusan kerajaan di Maluku. Keadaan tersebut mendorong Thomas Matulessi Pattimura memimpin perlawanan. Pada tahun 1817, rakyat Ambon menyatakan perlawanan terhadap Belanda. Ternyata dukungan segera datang dari berbagai masyarakat. Pusat perlawanan berada di Saparua. Rakyat Maluku berhasil merebut benteng Belanda bahkan membunuh Residen van den Berg. Belanda benar- benar tidak menyangka perlawanan rakyat Maluku sangat sengit. Hal ini memaksa Belanda minta bantuan pasukan ke Jakarta. Kemudian datanglah pasukan tambahan Belanda dari Jakarta. Mereka menggunakan senjata yang lebih canggih. Belanda berhasil menangkap Pattimura dan tiga pengikutnya. Ketiga pahlawan ini dihukum gantung oleh Belanda. 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 Ilmu Pengetahuan Sosial 5

b. Tuanku Imam Bonjol

Di Minangkabau, Sumatera Barat terjadi perselisihan pendapat antara kaum Padri dan kaum Adat. Belanda memanfaatkan perselisihan tersebut dengan memihak kaum Adat. Akhirnya meletus peperangan antara kaum Padri dan Kaum Adat. Kaum Adat sadar bahwa Belanda hanya memanfaatkan keadaan. Akhirnya kaum Padri dan kaum Adat bersatu kembali. Mereka melakukan perlawanan terhadap Belanda mulai tahun 1821. Kaum Padri dipimpin Tuanku Imam Bonjol, Tuanku nan Cerdik, Tuanku Tambusai, dan Tuanku nan Alahan. Perlawanan kaum Padri berhasil mendesak benteng-benteng Belanda. Setelah berhasil memadamkan perlawanan Pangeran Diponegoro di Jawa, Belanda kembali menghadapi perang Padri. Belanda menerapkan sistem pertahanan Benteng Stelsel. Benteng Fort de Kock di Bukittinggi dan Benteng Fort van der Cappelen merupakan dua benteng pertahanan Dengan siasat ini akhirnya Belanda menang, yang ditandai jatuhnya benteng pertahanan terakhir Padri di Bonjol tahun 1837. Tuanku Imam Bonjol ditangkap, kemudian diasingkan ke Priangan, kemudian ke Ambon, dan terakhir di Manado hingga wafat tahun 1864.

c. Pangeran Diponegoro mengobarkan perang Jawa 1825-1830

Penyebab utama perlawanan Diponegoro adalah peristiwa yang terjadi pada tahun 1825. Belanda membangun jalan baru tanpa seizin Diponegoro. Belanda memasang patok-patok pada tanah leluhur Diponegoro. Lalu Diponegoro memerintahkan pengikutnya yang bernama Patih Danureja IV untuk mencabuti patok-patok tersebut. Rakyat Yogyakarta sudah siap menghadapi kemarahan Belanda. Akhirnya benar perkiraan Diponegoro. Belanda marah dan mengutus serdadu untuk menangkap Diponegoro. Bahkan pada tanggal 20 Juli 1825, Belanda mengirim pasukan untuk menyerang kedudukan Diponegoro di Tegalrejo. Kampung tersebut dibakar dan direbut oleh Belanda. Tetapi Diponegoro dan pasukannya telah membuat benteng pertahanan baru. Tempat tersebut tidak jauh dari kota Yogyakarta, yakni di Goa Selarong. Di goa itulah Pangeran Diponegoro menyusun siasat dan komando perlawanan. Sumber: www.foto-foto.com Gambar 6.3 Tuanku Imam Bonjol