Kepribadian Pada Lanjut Usia Meilisa Maretta Arif, S.Ked 406080047
I. PENDAHULUAN Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu
periode di mana seseorang telah “beranjak jauh” dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat. Bila seseorang
yang sudah beranjak jauh dari periode hidupnya yang terdahulu, ia sering melihat masa lalunya, biasanya dengan penuh penyesalan, dan cenderung ingin hidup pada masa
sekarang, mencoba mengabaikan masa depan sedapat mungkin.
Pada usia enam puluhan biasanya dipandang sebagai garis pemisah antar usia madya dan lanjut usia. Akan tetapi orang sering menyadari bahwa usia kronologis
merupakan kriteria yang kurang baik dalam menandai permulaan lanjut usia karena terdapat perbedaan tertentu di antara individu-individu dalam usia pada saat mana
lanjut usia mereka mulai.
Karena kondisi kehidupan dan perawatan yang lebih baik, kebanyakan pria dan wanita zaman sekarang tidak menunjukkan tanda-tanda penuaan mental dan fisiknya
sampai usia enam puluh lima, bahkan sampai awal tujuh puluhan. Karena alasan tersebut, ada kecenderungan yang meningkat untuk menggunakan usia enam puluh
lima sebagai usia pensiun dalam berbagai urusan, sebagai tanda mulainya lanjut usia.
Tahap terakhir dalam rentang kehidupan sering dibagi menjadi lanjut usia dini, yang berkisar antara usia enam puluh sampai tujuh puluh dan lanjut usia yang mulai
pada usia tujuh puluh sampai akhir kehidupan seseorang. Orang dalam usia enam puluhan biasanya digolongkan sebagai usia tua, yang berarti antara sedikit lebih tua
atau setelah usia tujuh puluh, yang menurut standar beberapa kamus berarti makin lanjut usia seseorang dalam periode hidupnya dan telah kehilangan masa mudanya.
II. KEPRIBADIAN
Kepribadian tidak lain merupakan suatu “kesatuan fungsional yang khas” bagi setiap manusia, yang mencerminkan corak kebiasaan seseorang dalam mengadakan
reaksi terhadap segala rangsangan baik yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya, sehingga setiap individu mempunyai ciri yang saling berbeda.
Mengingat komponen yang menggambarkan corak kebiasaan seseorang dalam bereaksi tercermin dalam perilaku sehari-hari, tentunya perilaku para lanjut usia dapat
diidentikkan dengan kepribadian mereka. Demikian pula banyak textbook yang selalu menggabungkan pembahasan kedua aspek tersebut, padahal aspek-aspek
psikologiskemampuan mental sebenarnya mempunyai makna yang lebih luas, mencakup alam perasaanemosi maupun alam pikirannya.
Pendapat umum sering kali mengidentikkan para lanjut usia sebagai kelompok yang lemah, merepotkan, rapuh, tersingkir, keluhannya selalu bermacam-
macambertumpuk dan kalau sakit sering cerewet, mudah mengalami depresi, sulit menyesuaikan diri dan masih banyak hal lain lagi yang negatif. Memang demikiankah
sebenarnya?
Pengamatan Psikososial Terhadap Kepribadian
Apabila Sigmund Freud mendasari pengamatannya melalui perkembangan libido, di mana dorongan psikoseksual manusia dipelajari dan dicatat berdasarkan fase-fase
perkembangan yang disebut sebagai fase oral, fase anal, fase phalik, fase laten dan fase genital, Erik Erikson 1902-1994 mengamatinya dari sudut yang agak berbeda.
Erikson mendasari teorinya melalui observasi bertahun-tahun, yang kemudian dituangkan dalam buku yang ditulisnya berjudul The Eight Ages of Man. Ia
mengatakan, perkembangan kepribadian yang sifatnya berkesinambungan ini memerlukan pentahapan yang baik. Tiap stadiumtahapan ini perlu diakhiri dengan
Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 06 April 2009 – 09 Mei 2009
76
Kepribadian Pada Lanjut Usia Meilisa Maretta Arif, S.Ked 406080047
diciptakannya suatu kebijakan tertinggi yang akan diraih oleh setiap manusia yang matang adalah Integritas Ego, yang tidak lain berbentuk suatu keutuhan
kebijaksanaanwisdom. Secara garis besar Erikson mengatakan bahwa setiap individu yang ingin mencapai
Integritas Ego seyogyanya melewati setiap fase kehidupan dengan baik, dan setiap penyulit yang dihadapi oleh manusia dalam mencapai kebijakan dasar dalam setiap
stadium tadi akan menjadi penyulit dalam mencapai kematangan emosional. Kedelapan stadium serta kebijakan dasar yang terungkap dalam teori Erikson adalah
sebagai berikut: Satu tahun pertama kehidupan akan dilewati seorang bayi dengan baik bila ia memperoleh kasih sayang yang cukup, sehingga ia merasa bahwa dirinya
memang pantas untuk hidup secara layak. Dalam fase ini, kebijakan dasar yang dicapai oleh bayi tadi adalah Basic Trust. Apabila seorang bayi tidak memperoleh
pemeliharaan yang baik dari lingkungannya, ia akan tumbuh menjadi orang yang penuh curiga dan tak akan pernah mempercayai sekelilingnya.
Bayi mulai aktif dan bergerak ke sana kemari, yakni ketika mereka berusia 1-3 tahun. Pada saat seperti ini terbentuklah sikap Autonomi yang mulai memisahkan ego
si anak terhadap orangtuanya. Ia mulai mencoba kebiasaanya berjalan dan berlari tanpa rasa takut. Bila dalam proses ini terjadi hambatan, anak tadi akan berkembang menjadi
anak yang penuh ragu-ragu dan malu.
Antara 3-5 tahun, terbentuk stadium yang disebut Initiative. Pada masa ini seorang anak seyogianya merasa bebas untuk berimajinasi, dan mengujinya dengan kenyataan.
Ia akan menirukan orang dewasa dan mulai berusaha untuk berperan aktif dalam permainan dengan teman sebaya. Gangguan dalam stadium ini akan mengakibatkan
anak menjadi mudah menyalahkan dirikurang berinisiatif.
Sejak anak mulai menginjak sekolah 6-11 tahun ia mulai memperoleh kesempatan yang lebih besar lagi dalam menjalankan peran dan berprestasi.
Kemampuan sosial dan akademis baik melalui permainan di sekolah, pekerjaan rumah dan angka yang diperoleh di sekolah akan memberikan rasa berharga dan fase ini
dikenal sebagai fase Industry. Bila ia tidak dapat bersaing disaat ini akan terjadi rasa rendah diri dan inferiority complex yang dapat berlangsung lama dalam hidup.
Identity atau pencapaian Identitas Ego biasanya terjadi pada usia 15-21 tahun,
ketika remaja tadi mulai mengetahui peran genderkelamin dan mulai tahu bahwa antar-kelompok sudah ada yang menjadi pemimpin. Ia meletakkan dirinya menjadi
salah satu anggota kelompok dan mengetahui sampai di mana ia dibutuhkan oleh teman dan hubungan mereka dengan kelompok lain yang berbeda. Stagnasi dalam fase
ini dapat mengakibatkan hal yang sangat serius. Istilah “Krisis identitas” yang dilontarkan oleh Erikson terhadap remaja Amerika Serikat sekitar 25 tahun yang lalu
menjadikan nama Erikson sangat popular di antara pakar psikologi dan sosiologi.
Intimacy atau keakraban diperoleh pada usia 21-40 tahun. Pada fase ini manusia
mulai menginjak dewasa—ia mulai memilih teman yang sesuai dengan hasrat dan kesenangan yang ada pada dirinya. Ia mulai mendalami kehidupan keakraban dengan
teman yang lebih sama idealismenya. Saat ini pula ia mulai memilih teman hidup yang kira-kira mempunyai pandangan yang sama untuk hari depan. Dalam fase ini, bila
seseorang tidak dapat menyesuaikan diri, ia akan mengalami keterasingan dalam hidup, apalagi kalau mengalami kegagalan.
Generativity 40-60 tahun, suatu fase yang mengantarkan manusia menjadi orang
tua yang baik terhadap anak-anak mereka. Hubungan suami-istri yang harmonis dan keberhasilan rumah tangga akan memberikan perasaan yang berhasil sebagai manusia
produktif. Sebutan “kepala rumah tangga” atau “ibu” mencerminkan peran khusus bagi seseorang dalam masyarakat. Keberhasilan dalam karier atau dalam mendidik anak
Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 06 April 2009 – 09 Mei 2009
77
Kepribadian Pada Lanjut Usia Meilisa Maretta Arif, S.Ked 406080047
akan memberikan rasa bahagia tersendiri. Kesulitan yang dihadapi dalam masa ini akan menjadikan orang tadi mengalami rasa bahagia tersendiri. Kesulitan yang
dihadapi dalam masa ini akan menjadikan orang tadi mengalami stagnasi dalam proses berikutnya dan menyebabkan ia merasa tak mampu dalam mengarungi samudra
kehidupan. Rasa miskin diri dan mengasihani diri secara berlebihan akan menjadi suatu momok dalam menghadapi masa depan.
Ego Integrity merupakan muara yang ingin dicapai oleh setiap Lanjut Usia diatas
60 tahun. Untuk itu, mereka yang justru telah mengalami kemunduran fisik dan merasa bahwa hidup mereka sudah dekat dengan akhir hayat perlu mengetahui bahwa
pada masa-masa semacam ini kasih sayang dari lingkup keluarga terdekat, kerabat dan bahkan lingkungan terdekat merupakan sumber kenikmatan tersendiri. Pada masa ini
seorang yang merasa bahwa dirinya diterima dan dihargai oleh sekelilingnya merupakan anugerah yang tidak mungkin dapat dinilai dengan materi.
Kita mengenal bermacam bahasa dalam menggambarkan kepribadian seseorang. Demikian pula, di bidang psikologi telah dipakai ratusan tolok ukur dalam melukiskan
kecenderungan pribadi secara teoretik, tetapi secara umum penggunaan istilah tadi perlu disederhanakan. Beberapa pusat penelitian yang independen mengupayakan
pemilihan istilah secara paling sederhana dan sistematik, dan ternyata “Model Lima Faktor” ini dapat melukiskan hampir semua kecenderungan kepribadian seseorang.
Aspek Neurotisisme, Ekstraversi, dan Kretivitas Keterbukaan serta Kesetiakawanan dan Ketekunan Ketelitian dipakai untuk menggambarkan
kepribadian seseorang.
Tabel Model Lima Faktor
FAKTOR SKOR RENDAH
SKOR TINGGI Neurotissisme
Ekstraversi
KreativitasKeterbukaan
KesetiakawananKesepakatan Kalemtenang
Temperamen seimbang
Perasaan puas diri Rasa nyaman
Tidak emosional Berani
Menarik diri Menyendiri
Pendiam Pasif
Pemurung Emosi tumpul
Mengurung diri Tidak kreatif
Konvensional Cenderung rutin
Tidak mau tahu Konservatif
Kejam Tega Curiga
Khawatir Temperamen
tinggi Menyalahkan diri
Tegang Emosional
Mudah tersinggung
Penuh kasih Mudah bergaul
Banyak bicara Aktif
Ceria Perasa
Suka berangan- angan
Kreatif Orisinal
Bervariasi Keingintahuan
tinggi
Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 06 April 2009 – 09 Mei 2009
78
Kepribadian Pada Lanjut Usia Meilisa Maretta Arif, S.Ked 406080047
KetelitianKetekunan Kikir
NgototMelawan Kritis
Mudah tersinggung
Sering lalai Malas
Acak-acakan Sering terlambat
Tak berambisi Seenaknya
Liberal Berbelas kasih
Percaya Murah hati
Penurut Lemah lembut
Baik hati
Teliti Kerja keras
Rapi Tepat waktu
Ambisius Konsisten
III. KEPRIBADIAN DAN LANJUT USIA A.Stabil atau Berubah ?