Implikasi Untuk Evaluasi Medik dan Penatalaksanaannya

Kepribadian Pada Lanjut Usia Meilisa Maretta Arif, S.Ked 406080047 kematian yang paling tinggi dan mencolok dalam satu tahun disertai rasa kehilangan, jumlah para janda yang meningkat dan para duda dalam melanjutkan kehidupan mereka dalam jangka panjang, menunjukkan nilai yang menurun, atau tidak adanya bukti penurunan psikologi lanjut usia memperlihatkan rasa gembira yang berlebihan secara kejiwaan. Lanjut usia yang tadinya tidak bermasalah, suatu saat mengalami kemunduran yang bermakna perlu dipikirkan kemungkinan-kemungkinan : 1. Awal terjadinya pikun dementia. 2. Adanya penyakit organis yang tersembunyi, misalnya : kanker atau penyakit degeneratif. 3. Pemakaian obat jenis tertentu salah minum obat?

G. Implikasi Untuk Evaluasi Medik dan Penatalaksanaannya

Selama bertahun-tahun kepribadian utama yang relevan bagi para dokter yang yakin akan pentingnya etiologi itu sendiri dalam penyakit-penyakit tertentu. Konflik- konflik intrapsychic yang spesifik dahulu berkembang dalam bentuk-bentuk patologi yang tertentu, tetapi pandangan-pandangan ini telah menemukan suatu support empiris yang sedikit. Pola perilaku tipe A, mereka yang dalam hidupnya menomorsatukan karier, selalu ingin mencapai target hidup serta ambisi yang tinggi, umumnya dikenal oleh National Heart, Lung and Blood Institut sebagai suatu faktor yang paling beresiko terhadap penyakit jantung coroner CHD, diabetes mellitus, kadar kolesterol yang tinggi sehingga kemungkinan terkena stroke akan lebih tinggi. Namun bagaimanapun ada beberapa bukti bahwa aspek dari pola tipe A, Antagonis hostility, merupakan suatu pencetus CHD dan hal ini dapat menjelaskan mengapa penelitian akhir-akhir ini menggunakan ukuran global tipe A ditemukan hubungan-hubungan yang khusus namun secara luas dipercaya bahwa sifat sering marah, kecemasan dan depresi merupakan factor etiologi dalam perkembangan penyakit coroner arteri, kanker, dan bermacam penyakit lainnya ternyata tidak dapat dibuktikan secara statistik. Bukti sekarang menunjukkan suatu gabungan yang jelas dan interpretasi kritis dari individu yang ragu akan aspek kepribadian dan merupakan indikator penyakit yang objektif. Jika ciri-ciri kepribadian tidak menunjukkan kondisi yang kronis, hal ini tidak mungkin mengakibatkan efek yang lain pada kesehatan secara fisik pada akhirnya hal ini dapat menunjukkan bahwa model 5 faktor dari kepribadian menawarkan suatu pola kerja yang komprehensif dimana kombinasi antara kepribadian dan penyakit dapat dinilai secara sistematis. Individu yang mempunyai derajat neuroticisme yang tinggi, ciri-cirinya: cemas, frustasi, depresi dan stress, sering melaporkan keluhan yang berlebihan sehingga kunjungan ke dokter dan psikiater berkurang. Semakin bertambahnya usia, individu tadi juga menujukkan kecenderungan mengidap gangguan kardiovaskuler, keluhan genitor-urinarik, keluhan sensorik lainnya dalam frekuensi yang lebih tinggi. Gabungan keluhan secara medis dengan neuroticisme dan stabilitas neuroticisme melingkupi kehidupan orang dewasa yang menunjukkan gejala yang dilaporkan seharusnya stabil, dan penelitian secara longitudinal secara umum mengkonfirmasikan hipotesa ini. Total keluhan fisik yang ditunjukkan dalam Cornel Medical Index bahwa 6 tahun koefesien stabilitas dari 74 dengan contoh dari 386 pria dalam Baltimore Longitudinal Studi of Aging, dan analisa perubahan level yang penting menunjukkan pertumbuhan dengan panca indera, tetapi tidak ada perubahan yang konsisten dalam sistem lainnya. Subyek yang tinggi nilai neurotiknya menunjukkan skors yang paling tinggi baik fisik maupun psikis dan usia. Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 83 Kepribadian Pada Lanjut Usia Meilisa Maretta Arif, S.Ked 406080047 Ada dua kesimpulan yang dapat diambil dari penemuan ini, pertama, keyakinan yang besar bahwa individu menjadi hypochondria karena usia mereka sudah tidak bisa mendukung. Perkembangan penggunaan pengobatan medis oleh pria dan wanita lanjut usia merupakan respon yang rasional terhadap masalah kesehatan mereka, dan keluhan somatic seharusnya tidak dianggap sepele karea pasien sudah lanjut usia. Kedua, dokter seharusnya sadar bahwa perbedaan-perbedaan individu dalam berbagai macam rasa, ingatan dan timbulnya gejala-gejala medis. Individu yang angka neurotiknya meningkat dapat menunjukkan keluhannya, mengarah ke diagnosa yang tidak tepat, dalam kasus ini tes lebih lanjut secara obyektif dapat dianjurkan. Individu yang nilai neurotiknya rendah juga membutuhkan perhatian khusus, karena mereka cenderung meremehkan masalah, dan mereka mungkin tidak menghadapi suatu rutinitas yang biasanya dilakukan oleh individu lainnya. Dengan cara ini, tanda-tanda penyakit pada fase awal bisa terlewati. Meskipun telah ada penelitian yang sedikit terhadap relevansi dimensi ke-4 lainnya dari kepribadian dalam memperbaiki perilaku, ini merupakan alasan untuk curiga kearah tersebut juga penting. Pasien-pasien yang lebih teliti seharusnya mampu mengontrol diet, dan cara hidup. Dan lebih cermat dalam memilih pengobatan. Pasien-pasien yang tingkat kesadarannya rendah sebaiknya mendapat perhatian lebih dan dimonitor oleh dokter.

IV. TIPE KEPRIBADIAN PADA LANSIA