Prinsip Pengelolaan Struktur Organisasi Pelaksana Fasilitasi oleh Organisasi Struktural

Pedoman Teknis Pengembangan Tebu Tahun 2013 42 V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN

A. Prinsip Pengelolaan

Supaya pelaksanaan kegiatan ini memenuhi kaidah pengelolaan sesuai prinsip good governance dan clean government maka para pengelola kegiatan, aparatur pemerintah dan masyarakat yang terkait dengan pelaksanaan agar memenuhi prinsip-prinsip berikut : 1. Mentaati peraturan perundangan; 2. Membebaskan diri dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme KKN; 3. Menjunjung tinggi keterbukaan informasi, transparansi dan demokratisasi; 4. Memenuhi asas akuntabilitas sehingga dapat dipertanggungjawabkan.

B. Struktur Organisasi Pelaksana

Kegiatan pengembangan tanaman tebu merupakan kegiatan yang ada daerah, dengan tanggung jawab teknis dan tanggung jawab koordinasi berada pada Dinas yang membidangi Perkebunan atas nama Gubernur Provinsi dan Bupati Kabupaten. Kegiatan koordinasi di Pusat dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan.

C. Fasilitasi oleh Organisasi Struktural

Fasilitasi oleh organisasi struktural dilaksanakan untuk kelancaran dan kecermatan pelaksanaan program. Pedoman Teknis Pengembangan Tebu Tahun 2013 43 Untuk fasilitasi di tingkat Pusat dikoordinasikan oleh Direktorat Tanaman Semusim dan pada tingkat Provinsidibentuk Tim Teknis Provinsi, sedangkan di tingkat KabupatenKotadibentuk Tim Teknis Kabupaten sesuai kebutuhan. 1. Koordinasi Di Pusat Fasilitasi koordinasi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Pengembangan Tanaman Tebu dilaksanakan oleh Direktorat Tanaman Semusim. Terutama dalam melakukan koordinasi dengan instansi terkait dengan kegiatan, antara lain : a. Melakukan koordinasi perencanaan dan pelaksanaan yang bersifat lintas sektoral antar- instansi ditingkat Pusat dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan b. Melakukan koordinasi dengan Tim Teknis Provinsi dan Kabupatendalam pemantauan monitoring dan pengendalian serta membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi di tingkat lapangan. c. Meningkatkan efektivitas pelaksanaan program melalui kerjasama dengan instansi non- pemerintah seperti Direksi PTPNPT. Gula, organisasi profesi bidang pergulaan, perguruan tinggi dan unsur masyarakat lainnya. d. Menyusun laporan perkembangan hasil pemantauan dan pengendalian dari Provinsi, KabupatenKota serta lapangan dan Pedoman Teknis Pengembangan Tebu Tahun 2013 44 menyampaikan laporan ke Direktur Jenderal Perkebunan. 2. Tim Teknis Provinsi. Untuk memfasilitasi kegiatan perencanaan dan pelaksanaan di Provinsi dibentuk Tim Teknis Provinsi yang pembentukannya disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah dan ditetapkan oleh Gubernur cq Kepala Dinas yang membidangi perkebunan. Anggota Tim tersebut terdiri dari unsur-unsur yang terkait antara lain : Dinas yang membidangi Perkebunan, InstansiBalaiUPTD setempat yang terkait, wakil PTPNPT.Gula, DPD APTRI. Namun apabila PTPNPT.Gula mengikuti proses pengadaan barangjasa dalam kegiatan pengembangan tebu maka tidak dimasukkan dalam Tim Teknis. Sebagai koordinator pelaksanaan kegiatan adalah Dinas yang membidangi Perkebunan Provinsi. Keanggotaan Tim Teknis Provinsi, disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan dan kemampuan pembiayaan. Operasional tim teknis Provinsi didukung oleh dana pembinaan bersumber dari APBN. Tugas Tim Teknis Provinsi antara lain : a. Menyiapkan kebijakan operasional yang dituangkan dalam Petunjuk Pelaksanaan Juklak. b. Memberikan arahan dan membantu perencanaan serta pelaksanaan kegiatan. Pedoman Teknis Pengembangan Tebu Tahun 2013 45 c. Melakukan pemantauan, memfasilitasi kelancaran pelaksanaan kegiatan, melaksanakan pengenda- lian pelaksanaan, termasuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. d. Melakukan pembinaan, pengawalan dan pendam- pingan terhadap SDM, kelembagaan serta pengembangan manajemen usaha. 3. Tim Teknis Kabupaten. Fasilitasi kegiatan perencanaan dan pelaksanaan di tingkat Kabupaten dibentuk Tim Teknis Kabupaten yang ditetapkan oleh BupatiWalikota cq Kepala Dinas yang membidangi Perkebunan KabupatenKota. Anggota Tim tersebut terdiri dari unsur-unsur dinas teknis di tingkat lapangan, seperti Dinas yang membidangi Perkebunan, PG, dan DPC APTRI, dan instansi lain yang dianggap perlu dan mempunyai kompetensi untuk memfasilitasi kelancaran usaha sesuai dengan kebutuhan. Koordinator tim teknis Kabupaten adalah Dinas Yang menangani bidang teknis Perkebunan. Namun apabila PG mengikuti proses pengadaan barangjasa pada kegiatan pengembangan tebu maka tidak dimasukkan dalam Tim Teknis. Operasional tim teknis kabupaten didukung oleh dana pembinaan bersumber dari APBN danatau APBD atau lainnya. Tugas Tim Teknis Kabupaten antara lain memfasilitasi kelancaran pelaksanaan dan pembinaan di bidang teknis produksi dan Pedoman Teknis Pengembangan Tebu Tahun 2013 46 operasional termasuk rencana pemanfaatan dana operasional, manejemen usaha tani dan pengembangan kelembagaan usaha kelompok, sosialisasi, seleksi calon Kelompok Sasaran, membuat laporan hasil pemantauan dan pengendalian dituangkan dalam bentuk Petunjuk Teknis Juknis.

D. Perencanaan Operasional