Pedoman Teknis Pengembangan Tebu Tahun 2013 16
No. 70 Tahun 2012 serta Pedoman Pengadaan dan Penatausahaan
Barang Satker
Lingkup Ditjen
Perkebunan Tahun 2013. Sedangkan Dinas Provinsi dan Kabupaten melaksanakan kegiatan dengan tahapan
sebagai berikut
: 1
Rapat Koordinasi
dan pembentukan Tim Teknis pelaksanaan kegiatan sensus
database online, 2 pelaksanaan pengumpulan data yang oleh petugas yang ditunjuk melalui SK Kepala
Dinas Provinsi dan KabupatenKota yang membidangi Perkebunan,dilanjutkan dengan mengikuti pelatihan
penggunaan aplikasi SIG dan Penggunaan GPS untuk dilapangan,3 Pengolahan data yang dilakukan oleh
masing-masing Provinsi dan KabupatenKota serta koperasi sebagai penginput data, 4 melakukan rapat
sinkronisasi dan validasi data awal di masing-masing Provinsi maupun KabupatenKota.
8. Pengawalan oleh Tim Teknis Provinsi dan Kabupaten
berupa bimbingan teknis dan manajemen yang dimulai dariperencanaan, proses administrasi, pelaksanaan
kegiatan, panen, sampai dengan pelaporan hasil kegiatan.
B. Spesifikasi Teknis 1. Bongkar Ratoon
a. Pelaksanaan Teknis Bongkar Ratoon
Secara garis besar budidaya tebu dibagi menjadi 2 sistem, yaitu reynoso dan Mekanis tebu lahan kering.
Sistem reynoso digunakan pada lahan sawah yang pelaksanaannya dilakukan secara manual pada bulan
Mei
– Agustus Pola I. Sedangkan Sistem Mekanisasi
Pedoman Teknis Pengembangan Tebu Tahun 2013 17
tebu lahan kering, teknis budidaya dilakukan secara mekanis, dan pengairannya sangat tergantung pada
curah hujan, atau suplisi air hanya pada saat periode kritis, penanaman dilakukan pada bulan Oktober
– Desember Pola II. Khusus di wilayah Sumatera Utara
pelaksanaan bongkar ratoon dilaksanakan pada bulan Januari
– Juni, atau mengikuti musim di masing-masing wilayah.
Teknis pelaksanaan bongkar ratoon dibedakan pada tipe pengolahan lahan, yaitu dilakukan secara
manualtenaga manusia dan dengan cara mekanis.
Persyaratan lokasi kebun yang di bongkar adalah sebagai berikut :
- Lahan
milik petani
pemilikpenggarap yang
dibuktikan dengan keterangan kepemilikan atau bukti sewagarapan.
- Luas lahan petani untuk kegiatan bongkar ratoon
yang dibiayai APBN maksimal seluas 5 Ha. -
Lahan yang telah ditanami tebu dan sudah dikepras minimal tiga kali setelah R3.
Sedangkan persyaratan petani pelaksana kegiatan bongkar ratoon sumber dana APBN adalah sebagai
berikut :
- Petani pemilikpenggarap yang terbentuk dalam
satu kelompok sasaran penerima bantuan, -
Kelompok sasaran penerima bongkar ratoon harus tergabungmenjadi anggota KPTR,
Pedoman Teknis Pengembangan Tebu Tahun 2013 18
- Menyerahkan identitas petani yang dibuktikan
dengan KTP atau KK atau Identitas resmi lainnya, -
Petani pemilikpelaksana
mau dan
mampu melaksanakan kegiatan bongkar ratoon sesuai
standar teknis pelaksanaan bongkar ratoon. Standar dalam pelaksanaan bongkar ratoon adalah
sebagai berikut : Pola tanam untuk bongkar ratoon BR ada 2 macam
pola tanam dalam rencana tindak kegiatan BR, serta penyiapan benihnya.
1 Bongkar Ratoon secara manualreynoso Pola Tanam
I Penanaman dilakukan pada bulan Mei - Agustus
lahan pengairan teknis, Varietas yang digunakan Masak Awal dan Awal
Tengah, Pengolahan Lahan
Penanaman -
Persiapan benih, sortasi benih, pemotongan bagal 2 mata, tanam.
2 Bongkar Ratoon Secara Mekanis Pola Tanam II
Penanaman dilakukan pada bulan Oktober – Desember,
Varietas yang digunakan masak tengah dan tengah lambat,
Pengolahan Tanah
Pedoman Teknis Pengembangan Tebu Tahun 2013 19
Penanaman - Persiapan benih, sortasi benih, pemotongan
bagal 2 mata, tanam.
b. Sumber Benih Tebu