Pedoman Teknis Pengembangan Tebu Tahun 2013 8
organisasi serta memberi respon yang tepat terhadap berbagai perubahan. Dengan demikian petani mampu
mengendalikan masa depannya dan mendorong agar lebih mandiri.
Bantuan Alat berupa Alat Tebang, Alat Pembersih Daun dan Alat Muat Tebu conveyor ditujukan untuk efisiensi
penggunaan tenaga kerja Tebang Muat yang selama ini cukup
tinggi. Pelaksanaan
bantuan Traktor
dan Implementnya ditujukan untuk meningkatkan efisiesi
tenaga kerja dan biaya tenaga kerja untuk bongkar ratoon dan pengolahan lahan.
Sensus Database Tebu Sistem On-line ditujukan untuk memperoleh data dasar dan semua informasi yang
berkaitan dengan agribisnis tebu sebagai bahan pengambil kebijakan pembangunan perkebunan.
D. Pengertian
Dalam implementasi Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tebu beberapa istilah yang perlu dipahami
adalah sebagai berikut:
1. Bongkar Ratoon adalah mengganti tanaman tebu lama
yang sudah dikepras minimal 3 kali setelah R3 dengan tanaman baru menggunakan varietas unggul yang telah
di rekomendasikan.
2. Kebun benihBibit tebu adalah kebun bibitbenih tebu
yang berasal dari benihbibit kultur jaringan atau konvensional.
Pedoman Teknis Pengembangan Tebu Tahun 2013 9
3. Bibitbenih kultur jaringan tebu adalah bibitbenih
yang berasal dari jaringan tebu yang dibiakkan di media dan perlakuan khusus.
4. Sertifikasi sumber benihbibit tebu adalah pelaksanaan
penilaian kebun yang dilaksanakan pada tegakan tanaman tebu di lahan.
5. Labelisasi
benihbibit tebu
adalah pelaksanaan
pelabelan pada satu ikatan bos benihbibit tebu yang akan dikirim.
6. Kebun Tebu Giling atau KTG adalah kebun produksi
tebu. 7.
Sensus Database Tebu Sistem On-line adalah kegiatan pendataan pengembangan tanaman tebu yang salah
satunya adalah penentuan luas areal pengembangan tebu dengan menentukan titik koordinat menggunakan
GPS. Output yang dihasilkan berupa luas areal, potensi lahan, data kepemilikan lahan, penataan varietas dan
pemanfaatan dana yang diberikan kepada petani KKPE, PMUK. Pendataan tersebut dilakukan oleh TKP dan PL-
TKP maupun petugas teknis kabupaten yang menangani tanaman perkebunan khususnya tanaman tebu. Tenaga
tersebut terlebih dahulu diberikan pelatihan dalam pelaksanaan kegiatan dimaksud.
8. Kelompok Tani adalah sekumpulan petani tebu yang
sepakat membentuk kelompok dan atau bagian terkecil dari kelembagaan petani tebu berupa Petani Tebu
Rakyat atau yang sejenis dengan tujuan mengusahakan dan mengembangkan usaha berbasis tanaman tebu
secara profesional.
Pedoman Teknis Pengembangan Tebu Tahun 2013 10
9. Koperasi
Petani Tebu
Rakyat KPTR
adalah kelembagaan
Koperasi yang
mengelola tebu,
selanjutnya disebut Koperasi, yang dibentuk oleh dan beranggotakan para petani tebu serta berbadan hukum.
10. Kelompok Sasaran penerima bantuan adalah Kelompok
Tani baik yang sudah ada maupun bentukan baru yang usahanya berbasis tanaman tebu di Wilayah PG dan
masuk kedalam keanggotaan KPTR.
11. Koperasi Primer adalah sekumpulan petani tebu atau
kelompok petani tebu yang mempunyai kepentingan dan tujuan yang sama dalam mengelola usaha tani
tebu, yang berkedudukan di Kabupaten wilayah kerja Pabrik Gula.
12. Koperasi Sekunder adalah sekumpulan koperasi primer
yang mempunyai kepentingan dan tujuan yang sama dalam pengembangan agribisnis berbasis komoditas
tebu, yang berkedudukan di Provinsi.
13. Pemberdayaan Kelompok Sasaran Penerima Bantuan
adalah upaya
fasilitasi agar
petani mampu
menggunakan potensi
dan kemampuan
dalam melakukan agribisnis tebu untuk mencapai tujuan
mensejahterakan petani anggotanya. Pemberdayaan disini mencakup upaya pada aspek produksi, bisnis,
manajemen dan aspek peningkatan sumber daya manusia.
14. Usaha Kelompok Sasaran Penerima Bantuan adalah
segala jenis usaha yang dilakukan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggotanya. Jenis usaha
tersebut pada dasarnya sangat luas mulai dari usaha
Pedoman Teknis Pengembangan Tebu Tahun 2013 11
agribisnis tebu sebagai unit usaha pokok hingga jenis usaha komersial lainnya yang berbasis tebu. Prioritas
usaha diarahkan pada peningkatan efisiensi dan produktivitas perkebunan tebu melalui perbaikan mutu
bibitbenih, rehabilitasi tanaman serta sarana dan prasarana.
15. Kerjasama Operasional KSO adalah kerjasama antara
dua belah pihak secara temporer untuk melaksanakan pekerjaan tertentu.
16. Tim Teknis Provinsi adalah Tim yang dibentuk oleh
Kepala Dinas Provinsi yang membidangi Perkebunan dengan keanggotaan terdiri dari unsur-unsur terkait :
Dinas yang
membidangi Perkebunan,
InstansiBalaiUPTD terkait
lainnya, wakil
dari PTPNPT. Gula, DPD APTR. Namun apabila PTPNPT.
Gula mengikuti proses pengadaan barangjasa dalam kegiatan
pengembangan tebu
tidak dimasukkan
kedalam Tim Teknis. Keanggotaan Tim Teknis Provinsi disesuaikan
dengan kebutuhan
pekerjaan dan
kemampuan pembiayaan. Tugas Tim Teknis Provinsi adalah menyusun pelaksanaan kegiatan dan kebijakan
operasional yang
dituangkan kedalam
Petunjuk Pelaksanaan
Juklak; melakukan
pemantauan, pengendalian
dan memberikan
arahan serta
memfasilitasi kelancaran
pelaksanaan kegiatan
termasuk membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi.
17. Tim Teknis Kabupaten adalah Tim yang dibentuk oleh
Kepala Dinas KabupatenKota yang membidangi
Pedoman Teknis Pengembangan Tebu Tahun 2013 12
Perkebunan dengan keanggotaan terdiri dari unsur- unsur terkait : Dinas yang membidangi Perkebunan,
Pabrik Gula PG, DPC APTRI dan instansi lain yang dianggap perlu dan mempunyai kompetensi untuk
memfasilitasi kelancaran kegiatan. Namun apabila PG mengikuti proses pengadaan barang dan jasa dalam
kegiatan pengembangan tebu tidak dimasukkan dalam Tim Teknis.
II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan