atau peristiwa di waktu yang akan datang. Peramalan adalah suatu proses memperkirakan secara sistematik tentang sesuatu yang paling mungkin terjadi di
masa depan berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya selisih antara sesuatu yang terjadi dengan hasil perkiraan dapat
diperkecil. Peramalan dapat juga diartikan sebagai usaha memperkirakan perubahan. Agar tidak disalahpahami bahwa peramalan tidak emmberi jawaban
pasti tentang apa yang akan terjadi, melainkan berusaha mencari yang sedekat mungkin dengan sesuatu yang akan terjadi.
2.3.1 Metode Kualitatif
Metode kualitatif digunakan jika data historis atau empiris dari variabel yang akan diramal tidak ada, tidak cukup, atau kurang dapat dipercaya. Metode ini juga
disarankan jika lingkungan dan teknologi sedang atau diperkirakan akan menngalami perubahan drastis. Sebagai gantinya, input utama metode ini adalah
judgement,opini, dan pengalaman. Karena alasan itu, metode ini juga dinamakan judgemental, subjective, intuitive, or technological forecasting method. Beberapa
teknik yang termasuk dalam kelompok ini antara lain: jury of executive expert, opinion, delphi method dan pendekatan hirarki analitik.
2.3.2 Metode Kuantitatif
Metode kuantitatif memerlukan dua historis atau empiris dan ini menuntut variabel yang digunakan mempunyai satuan hukum atau dapat diukur. Metode ini
umumnya beranggapan bahwa pola masa lalu akan berulang. Termasuk dalam kelompok ini antara lain: causal model, simultaneous model, model deret berkala,
Universitas Sumatera Utara
gabungan causal dan time series, leading indicators, analisis input output dan analisis Markov.
Time series univariate model didasarkan pada analisis data sebuah variabel hasil pengamatan yang disusun mengikuti urutan waktu. Pengamatan
dapat secara tahunan, bulanan, mingguan, harian atau periode yang lebih pendek. Model ini dibedkan menjadi dterministic dan stochastic. Time series
deterministicmodel menyadari adanya pengaruh kerandoman pada data, namun model ini tidak menerangkan sumber atau ciri kerandoman itu. Sementara
penggunaan time series stochastic model menunjukkan bahwa data dihasilkan oleh proses random yang punya bentuk dan dapat dijelaskan. Pada model terakhir
ini tidak perlu asumsi bahwa pola masa lalu akan berulang.
2.4 Regresi Linier Sederhana
Regresi merupakan suatu alat ukur yang juga dapat digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya korelasi antarvariabel. Jika kita memiliki dua buah variabel atau
lebih maka sudah selayaknya apabila kita ingin mempelajari bagaimana variabel- variabel itu berhubungan atau dapat diramalkan.
Analisis regresi mempelajari hubungan yang diperoleh dinyatakan dalam persamaan matematika yang menyatakan hubungan fungsional antara variabel-
variabel. Hubungan fungsional antara satu variabel kriterium disebut analisis regresi sederhana sedangkan hubungan fungsional yang lebih dari satu variabel
disebut regresi berganda.
Universitas Sumatera Utara
Regresi linier sederhana bertujuan mempelajari hubungan linier antara dua variabel. Dua variabel ini dibedakan menjadi variabel bebas
� dan variabel tak bebas
�. Variabel bebas adalah variabel yang bisa dikontrol sedangkan variabel tak bebas adalah variabel yang mencerminkan respon dari variabel bebas.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Kebutuhan Pokok Kebutuhan pokok adalah suatu hal yang dilakukan demi kelancaran beraktifitas.
Hal yang membuat seseorang merasakan bahwa kebutuhan itu sangat penting adalah karena manfaat yang didapat. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi
sebagian besar penduduk Indonesia yang memberikan energi dan zat gizi yang tinggi. Beras sebagai komoditas pangan pokok dikonsumsi oleh sebagian
masyarakat. Bahkan preferensi masyarakat terhadap beras semakin besar. Berdasarkan data Susenas 1990-1999, tingkat partisipasi konsumsi beras di setiap
propinsi maupun tingkat pendapatan mencapai 97-100. Ini artinya hanya sekitar 3 rumah tangga yang tidak mengkonsumsi beras sebagai pangan pokok terutama
pangan pokok tunggal. Tingkat partisipasi konsumsi beras yang lebih kecil 90 hanya ditemukan di pedesaan Papua. Sebagai gambaran, tingkat konsumsi beras
rata-rata di kota tahun 1999 adalah 96,0 kg per kapitatahun dan di desa adalah 111,8 kg per kapitatahun Suharno, 2005.
Beras telah menjadi komoditas strategis dalam kehidupan bernegara di Indonesia. Selain sebagai sumber pangan pokok, beras juga menjadi sumber
penghasilan bagi petani dan kebutuhan hidup sehari-hari bagi jutaan penduduk. Beras juga bisa dijadikn sebagai komoditas politik karena keberadaannya tidak
dapat digantikan oleh komoditas lain dan harus dalam jumlah yang memadai. Meskipun pemerintah telah mengupayakan diversifikasi pangan, namun sampai
Universitas Sumatera Utara
saat ini belum mampu mengubah preferensi penduduk terhadap bahan pangan beras. Oleh karena itu ketersediaan beras harus selalu terjaga, berkelanjutan,
bahkan harus ditingkatkan.
2.2 Produksi Beras Produksi beras hingga saat ini Pulau Jawa masih memegang peranan penting,