8
2.2. Radikal bebas
Salah satu penyebab kerusakan sel atau jaringan adalah meningkatnya kadar radikal bebas, sebagai akibat dari suatu keadaan yang disebut stress
oksidatif. Radikal bebas merupakan produk antara yang terbentuk dalam berbagai proses reaksi dan metabolisme sel, sistem biologik endogen dan eksogen.
Berbagai proses metabolisme dalam tubuh manusia dapat menghasilkan radikal bebas yang berbahaya dan faktor lingkungan seperti polusi udara, merokok,
paparan zat kimia dan radiasi sinar ultra violet dapat menginisiasi pembentukan radikal bebas. Radikal bebas adalah suatu atom, gugus atom atau molekul yang
memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan pada orbit paling luar. Adanya elektron yang tidak berpasangan menyebabkan radikal bebas secara
kimiawi sangat reaktif.
3,14
Stres oksidatif didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana terdapatnya ketidakseimbangan antara proses oksidasi oleh radikal bebas dan proses
penetralan oleh antioksidan dalam tubuh. Pada keadaan stress oksidatif terbentuk Reactive Oxygen Species ROS yang terdiri dari radikal bebas oksigen super
oksida dan derivatnya radikal hidroksil yaitu O
2 -
, OH
-
dan H
2
O
2
. Sebagaimana sifat radikal bebas, ROS bersifat aktif dan selalu mencari elektron lain agar dapat
berpasangan dan dapat menyebabkan kerusakan sel, disfungsi membran, modifikasi protein, inaktifasi enzim dan pecahnya rantai DNA. Kerusakan
struktur intraseluler secara langsung mempengaruhi pengaturan metabolisme sel. ROS dapat menyerang molekul- molekul pada membran sel dan jaringan, sebagai
contoh, disrupsi membran lisosom menyebabkan pelepasan enzim-enzim hidrolitik lisosom yang selanjutnya menyebabkan kerusakan intraseluler dan
memperkuat kemampuan radikal bebas dalam menginduksi kerusakan sel.
3,6,14
Radikal bebas oksigen yang terbentuk akan bekerja sebagai mediator proses patofisiologis. Contoh proses patofisiologi yang memperlihatkan hubungan
meningkatnya radikal bebas dengan terjadinya kerusakan jaringan antara lain iskemia dan proses inflamasi.
6,13
Zat - zat yang dapat bereaksi dengan DNA, sangat potensial bersifat karsinogenik. DNA yang terpapar sistem penghasil radikal bebas oksigen
misalnya radikal bebas hidroksil OH
-
reaktif yang dihasilkan dari kandungan
9
rokok yang terbentuk dengan adanya ion- ion logam transisi, akan mengalami pemecahan dan degenerasi rantai desoksiribose. Efek mutagenik radikal
superoksida yang terbentuk selama aktifasi sel-sel fagosit pada inflamasi jaringan kronik dapat mendorong terjadinya sel kanker. Zat-zat kimia karsinogen dapat
mengalami aktivasi metabolik menjadi produk antara radikal bebas, bila terbentuk dekat dengan DNA akan bereaksi dengan DNA tersebut dan terjadi aktivitas
karsinogenik.
9,3,6
2.3. Malondialdehida MDA