Rumusan Masalah Hipotesis Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

3 karena berusaha menggambarkan kadar MDA pada mahasiswa kedokteran dan ilmu kesehatan yang notabene mengerti dan memahami tentang radikal bebas, rokok, dan dampaknya terhadap tubuh.

1.2. Rumusan Masalah

Ditinjau dari latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah : Bagaimana gambaran kadar Malondialdehid MDA dalam urin perokok dan bukan perokok pada mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

1.3. Hipotesis

Kadar Malondialdehid MDA dalam urin perokok lebih tinggi dibanding urin bukan perokok

1.4. Tujuan Penelitian

1.4.1. Tujuan umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk melihat gambaran MDA dalam urin perokok dan bukan perokok pada `mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2013.

1.4.2. Tujuan khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah: 1. Mengetahui gambaran kadar MDA dalam urin perokok dan bukan perokok. 2. Mengetahui adakah perbedaan yang signifikan antara kadar MDA dalam urin perokok dan bukan perokok.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti  Menerapkan keilmuan yang telah dipelajari dan memanfaatkannya dalam mengembangkan riset keilmuan kedokteran.  Meningkatkan pengetahuan tentang kadar Malondialdehid MDA dalam urin perokok dan bukan perokok. 4 2. Bagi institusi  Memberikan kontribusi dalam pengembangan penelitian di lingkungan UIN dan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.  Memberikan kontribusi kepada sivitas akademika UIN mengenai aplikasi pemeriksaan Biokimia kedokteran dalam menghadapi persoalan kesehatan di Masyarakat. 3.Bagi keilmuan  Memberikan informasi mengenai kadar MDA dalam urin perokok dan bukan perokok  Menjadi referensi awal bagi peneliti dan praktisi medis yang tertarik dalam bidang ilmu Biokimia Kedokteran 4.Bagi Sosial  Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang bahaya rokok bagi kesehatan..  Menambah wawasan masyarakat tentang hubungan antara efek merokok dengan resiko terjadinya gangguan kesehatan pada tubuh manusia. 5

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Rokok

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rokok adalah sebuah lintingan kertas kretek yang berbahan baku dari tembakau yang telah diolah. 15 Rokok biasanya dihisap oleh konsumen dengan cara dibakar ujungnya, dibiarkan membara dan dihisap dari ujung yang lain. Ada beberapa jenis rokok yang sering digunakan para konsumen rokok. 9 Menurut Sitepoe 1997, rokok diklasifikasikan berdasarkan bahan baku dasar atau isi di bagi tiga jenis yaitu rokok putih, rokok kretek dan rokok klembak. Rokok putih adalah rokok yang mempunyai bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang diberi perasa untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. Rokok kretek adalah rokok yang mempunyai bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi perasa untuk mendapatkan efek rasa dan aroma cengkeh, sedangkan rokok klembak adalah rokok yang memiliki bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi perasa untuk mendapatkan efek rasa dan aroma yang diinginkan konsumen. 9 Berdasarkan penggunaan filter, rokok dibagi menjadi dua jenis yakni Rokok Filter RF dan Rokok Non Filter RNF. Rokok Filter adalah rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus. Sedangkan Rokok Non Filter adalah rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus. 9 Menurut kamus besar bahasa Indonesia, perokok aktif adalah orang yang mendapatkan asap yang berasal dari rokok yang dihisap mainstream. Sedangkan perokok pasif adalah orang yang tidak merokok, namun terkena asap rokok dari orang yang merokok aktif. 15 Menurut Bustan 1997, jumlah rokok yang dihisap dinyatakan dalam satuan batang, bungkus, ataupun pak per hari. Jenis perokok dapat dibagi atas 3 kelompok yaitu perokok ringan, sedang dan berat. Perokok ringan merokok kurang dari 10 batang per hari, perokok sedang apabila