BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seorang konsumen dapat merasakan kenyamanan setelah melakukan suatu pembelian atau tidak. Kalau konsumen merasakan ketidaknyamanan pasca
melakukan transaksi pembelian berarti konsumen telah mengalami kondisi disonansi kognitif. Menurut Kotler dan Armstrong 2003:228: “disonansi
kognitif adalah ketidaknyamanan pembeli karena konflik setelah pembelian”. Kondisi disonansi kognitif pembeli dapat diukur dengan tiga dimensi yakni
emosional, kebijaksanaan pembelian dan perhatian setelah transaksi. Seorang konsumen akan mengalami disonansi kognitif pasca melakukan pembelian suatu
produk, terutama sekali produk yang mahal salah satu contohnya adalah produk makanan seperti susu.
Pada zaman modern seperti sekarang ini, susu telah menjadi bagian yang penting dari kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan susu merupakan nutrisi yang
dapat melengkapi makanan untuk menunjang kesehatan. Banyak cara yang dilakukan orang tua untuk menjadikan anaknya agar hidup lebih sehat. Namun
susu dianggap cara yang tepat untuk pertumbuhan dan menjaga stamina agar anak terhindar dari penyakit. Pada umumnya para orang tua membeli susu untuk
menikmati dua fungsi, yaitu sebagai makanan yang dapat menyempurnakan makanan pokok dan untuk menunjang faktor kecerdasan agar anak tumbuh sehat
dan cerdas. Seiring dengan perkembangan saat ini, susu pun berkembang sangat cepat. Mulai dari dulu dianggap kurang penting sampai menjadi kebutuhan yang
1
Universitas Sumatera Utara
bisa dianggap nomor satu untuk hidup lebih sehat. Namun ditengah perkembangannya, industri susu dihadapkan pada suatu dilema yang cukup
kompleks. Yakni naiknya harga susu sehingga mempengaruhi daya beli masyarakat.
Harga susu yang menaik dan ini telah berlangsung sejak bulan juni 2009 lalu berdampak terhadap penjualan susu dipasaran. Karena masyarakat akan
berpikir untuk melakukan pembelian susu untuk anaknya, mereka harus dapat meminimalis pengeluaran yang dikeluarkan tiap bulannya. Masyarakat berharap
harga susu dapat turun atau bila harganya pun tetap naik, mereka tidak kecewa membeli produk tersebut.
Perusahaan-perusahaan susu di Indonesia menawarkan banyak pilihan produk, baik produk yang telah lama dikenal masyarakat maupun produk yang
baru. Masing-masing perusahaan berusaha untuk mendifferensiasikan produknya supanya mempunyai karakteristik yang unik, sehingga dapat menimbulkan daya
tarik dan minat konsumen untuk melakukan pembelian. Hal ini telah menimbulkan persaingan antara perusahaan susu karena masing-masing
perusahaan berusaha untuk mempertahankan pangsa pasarnya dan memperoleh keuntungan maksimal
Produk susu yang semakin banyak ditawarkan oleh perusahaan susu kepada para konsumen, maka konsumen akan lebih selektif dalam menyeleksi
produk-produk yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan tersebut, supaya produk yang dibelinya sesuai dengan kebutuhannya. Setiap produsen susu pasti
Universitas Sumatera Utara
menciptakan produk yang berkualitas namun yang tetap menjadi pilihan utama masyarakat di Indonesia adalah susu merek Morinaga Chilkid Platinum.
Morinaga Chilkid Platinum telah menjadi citra merek brand image di Indonesia, selain itu susu Merek Morinaga juga memiliki sejumlah keunggulan
dibandingkan susu merek lain. Keunggulannya antara lain: memilki Brain Care yang terdiri dari Spyngomeyelin, AA,DHA yang bagus untuk pertumbuhan dan
perkembangan otak. Body Defense terdiri simbio + yang bagus untuk kekebalan tubuh dan membentuk sistem pencernaan yang kuat buat sianak. Hal inilah yang
membuat banyak masyarakat memilih susu merek Morinaga Chilkid Platinum. Susu ini merupakan hasil produksi dari PT. Sanghiang Perkasa yang sudah
berganti nama dengan sebutan Kalbe Nutritionals dalam usahanya untuk mendifferensikan produknya.
Berdasarkan informasi yang ada, baik informasi yang positif maupun negatif mengenai susu merek Morinaga, masyarakat dapat mengetahui dan lebih
selektif dalam memilih. Salah satu dari segi positifnya adalah susu merek morinaga merupakan salah satu nutrisi yang komposisinya mendekati ASI karena
mengandung AA, DHA, dan Spyngomeyelin yang tidak dimiliki dengan nutrisi lain yang sangat bagus untuk pertumbuhan dan perkembangan otak anak sehingga
anak tumbuh cerdas dalam berpikir dan bereaksi. Disamping itu dilengkapi Simbio+ yang bagus untuk kekebalan tubuh dan membentuk sistem pencernaan
yang kuat buat anak sehingga dapat merangsang nafsu makan si anak Namun susu Morinaga memilki sisi negatif yaitu harga yang ditawarkan sangat mahal. Hal ini
akan membuat konsumen merasa dihadapkan pada suatu kondisi, dimana
Universitas Sumatera Utara
kepercayaan mereka tidak “Berjalan bersama”. Hal inilah yang akan mengakibatkan timbulnya disonansi. Cognitive Dissonance dideskripsikan
sebagai suatu kondisi yang membingungkan, yang terjadi pada seseorang ketika kepercayaan mereka tidak berjalan bersama. Kondisi ini mendorong mereka untuk
merubah pikiran, perasaan, dan tindakan mereka agar sesuai dengan pembaharuan. Disonansi dirasakan ketika seseorang berkomitmen pada dirinya
sendiri dalam melakukan suatu tindakan yang tidak konsisten dengan perilaku dan kepercayaan mereka lainnya.
Berdasarkan fenomena diatas, penulis tertarik untuk meneliti tentang disonansi kognitif konsumen pemakai susu merek Morinaga yang melakukan
pembelian di Supermarket Brastagi Fruit Medan dengan menuangkannya dalam
bentuk skripsi berjudul “Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemakai Susu Morinaga di Supermarket Brastagi Fruit Medan.”
B.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumusan masalah penelitian ini sebagai berikut: Apakah faktor
emosional, Kebijaksanaan pembelian, Perhatian setelah pembelian berpengaruh terhadap pembentukan Disonansi Kognitif?
C. Kerangka Konseptual