Tabel 4.6
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .231
a
.054 .015
49.56689 1.875
a. Predictors: Constant, OPERATING CASH FLOW PER SHARE, PRICE EARNING RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON EQUITY, EARNING PER SHARE
b. Dependent Variable: RETURN SAHAM
Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2010
Pada tabel 4.6, hasil analisis regresi dapat dilihat secara keseluruhan. Nilai R sebesar 0,231 menunjukkan bahwa korelasi atau keeratan hubungan return saham
dengan kinerja keuangan mempunyai hubungan yang rendah yaitu sebesar 23,1. Sugiyono 2004 menyebutkan bahwa hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen rendah terjadi jika angka R berada diantara 0,2 dan 0,399. Nilai Adjusted R Square Adj R
2
sebesar 0,015 atau 1,5 mengindikasikan bahwa variasi dari kedua variabel independennya hanya mampu
menjelaskan variasi variabel dependen sebesar 1,5 dan sisanya 98,5 dijelaskan oleh faktor-faktor lain.
a. Uji F F-test
Uji F ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan. Hipotesis yang akan diuji
adalah:
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Ho = kinerja keuangan tidak mempunyai pengaruh terhadap return saham secara simultan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia, Ha = kinerja keuangan mempunyai pengaruh terhadap return saham secara
simultan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi F
hitung
dengan ketentuan:
− jika F
hitung
F
tabel
pada α 0.05, maka Ha ditolak, dan
− jika F
hitung
F
tabel
pada α 0.05, maka Ha diterima.
Tabel 4.7 Hasil Uji F
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
17237.302 5
3447.460 1.403
.228
a
Residual 304652.678
124 2456.876
Total 321889.980
129 a. Predictors: Constant, OPERATING CASH FLOW PER SHARE, PRICE EARNING RATIO, DEBT
TO EQUITY RATIO, RETURN ON EQUITY, EARNING PER SHARE b. Dependent Variable: RETURN SAHAM
Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2010
Hasil uji F yang ditampilkan dalam tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai F hitung adalah 1,403 dengan tingkat signifikansi 0,228. Dengan menggunakan
tabel uji F nilai F tabel diperoleh sebesar 2,287. Hal tersebut menunjukkan bahwa F hitung sebesar 1,403 lebih kecil dari F tabel sebesar 2,287, sehingga Ha ditolak
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
dan Ho diterima. Hal tersebut berarti bahwa variabel bebas yaitu kinerja keuangan tidak mempunyai pengaruh terhadap return saham secara simultan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
b. Uji t t-test
Uji t dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Hipotesis yang akan diuji
adalah: Ho = kinerja keuangan tidak mempunyai pengaruh terhadap return saham secara
parsial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia;
Ha = kinerja keuangan mempunyai pengaruh terhadap return saham secara parsial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi t
hitung
dengan ketentuan: −
jika t
hitung
t
tabel
pada α 0.05, maka Ha ditolak, dan
− jika t
hitung
t
tabel
pada α 0.05, maka Ha diterima.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 Uji Statistik t
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
34.896 11.658
2.993 .003
DEBT TO EQUITY RATIO
6.275 5.454
.101 1.150
.252 RETURN ON EQUITY
-.025 .307
-.007 -.080
.936 EARNING PER SHARE
-.026 .020
-.132 -1.264
.209 PRICE EARNING RATIO
-.957 .472
-.179 -2.030
.044 OPERATING CASH
FLOW PER SHARE .019
.017 .118
1.128 .262
a. Dependent Variable: RETURN SAHAM
Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2010
Tabel 4.8 menunjukkan hasil pengujian statistik t sehingga dapat menjelaskan pengaruh variabel independen secara parsial.
1 Pengaruh debt to equity ratio terhadap return saham
Variabel debt to equity ratio memiliki t hitung 1,150 dengan nilai signifikansi 0,252. Dengan menggunakan tabel uji t, diperoleh t tabel sebesar 1,978. Hal
ini menunjukkan bahwa t hitung sebesar 1,150 lebih kecil dari t tabel sebesar 1,978 sehingga Ha
ditolak dan Ho diterima. Nilai signifikansi variabel debt to
equity ratio sebesar 0,252 lebih besar dari 0,05 yang berarti variabel tersebut tidak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Hal tersebut berarti
bahwa debt to equity ratio tidak mempunyai pengaruh terhadap return saham secara parsial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2 Pengaruh return on equity terhadap return saham
Variabel return on equity memiliki t hitung -0,080 dengan nilai signifikansi 0,936. Dengan menggunakan tabel uji t, diperoleh t tabel sebesar 1,978. Hal
ini menunjukkan bahwa t hitung sebesar -0,080 lebih kecil dari t tabel sebesar 1,978 sehingga Ha
ditolak dan Ho diterima. Nilai signifikansi variabel return
on equity sebesar 0,936 lebih besar dari 0,05 yang berarti variabel tersebut tidak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Hal tersebut berarti
bahwa return on equity tidak mempunyai pengaruh terhadap return saham secara parsial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. 3
Pengaruh earning per share terhadap return saham Variabel earning per share memiliki t hitung -1,264 dengan nilai signifikansi
0,209. Dengan menggunakan tabel uji t, diperoleh t tabel sebesar 1,978. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung sebesar -1,264 lebih kecil dari t tabel sebesar
1,978 sehingga Ha ditolak dan Ho
diterima. Nilai signifikansi variabel earning per share sebesar 0,209 lebih besar dari 0,05 yang berarti variabel tersebut
tidak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Hal tersebut berarti bahwa earning per share tidak mempunyai pengaruh terhadap return saham
secara parsial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4 Pengaruh price earning ratio terhadap return saham
Variabel price earning ratio memiliki t hitung -2,030 dengan nilai signifikansi 0,044. Dengan menggunakan tabel uji t, diperoleh t tabel sebesar 1,978. Hal
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
ini menunjukkan bahwa t hitung sebesar -2,030 lebih besar dari t tabel sebesar 1,978 sehingga Ha
diterima dan Ho ditolak. Nilai signifikansi variabel price
earning ratio sebesar 0,044 lebih kecil dari 0,05 yang berarti variabel tersebut mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Hal tersebut berarti
bahwa price earning ratio mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham secara parsial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. 5
Pengaruh operating cash flow terhadap return saham Variabel operating cash flow memiliki t hitung 1,128 dengan nilai signifikansi
0,262. Dengan menggunakan tabel uji t, diperoleh t tabel sebesar 1,978. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung sebesar 1,128 lebih kecil dari t tabel sebesar
1,978 sehingga Ha ditolak dan Ho
diterima. Nilai signifikansi variabel operating cash flow sebesar 0,262 lebih besar dari 0,05 yang berarti variabel
tersebut tidak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Hal tersebut berarti bahwa operating cash flow tidak mempunyai pengaruh
terhadap return saham secara parsial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
5. Pembahasan Hasil Penelitian Dari hasil pengujian secara simultan diketahui bahwa kinerja keuangan tidak
memiliki pengaruh terhadap return saham pada tingkat kepercayaan 95. Hal ini ditunjukkan oleh nilai F hitung sebesar 1,403 yang lebih kecil dari t tabel sebesar
2,287. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,015 atau 1,5 mengindikasikan bahwa
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
variasi dari return saham dapat dijelaskan oleh variasi kinerja keuangan hanya sebesar 1,5 dan sisanya 98,5 dijelaskan oleh faktor-faktor lain. Hasil
pengujian menunjukkan bahwa hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Trisnaeni 2007 yang menyatakan bahwa kinerja
keuangan tidak berpengaruh terhadap return saham perusahaan manufaktur secara simultan. Akan tetapi, hasil pengujian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Winarto 2007 yang menunjukkan bahwa kinerja keuangan berpengaruh terhadap return saham perusahaan manufaktur secara simultan.
Hasil pengujian dalam penelitian ini memang tidak sesuai dengan teori yang ada dimana kinerja keuangan seharusnya mempengaruhi return saham karena
kemampuan perusahaan dalam bertahan hidup, menghasilkan laba, bersaing, dan berkembang dapat dilihat dari kinerja keuangannya. Membeli saham adalah
membeli sebagian atau suatu kekayaan atau keuntungan perusahaan serta hak-hak lain yang melekat padanya. Oleh karena itu, harga saham dan besarnya dividen
lebih banyak ditentukan oleh reputasi atau performance perusahaan itu sendiri. Namun, pada saat ini banyak perusahaan telah menerapkan window dressing
dalam menyusun laporan keuangannya sehingga para investor menjadi kurang percaya terhadap laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan. Selain itu,
banyak faktor lain yang lebih mempengaruhi return saham dibandingkan dengan kinerja keuangan, seperti peristiwa ekonomi dan pengumuman laporan keuangan.
Pada tahun 2008 terjadi krisis global yang menyebabkan harga saham turun secara drastis dan banyak pemegang saham berusaha menjual sahamnya, padahal pada
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
tahun tersebut ternyata ada beberapa perusahaan manufaktur yang mampu bertahan bahkan kinerja keuangannya mengalami peningkatan.
Dari hasil pengujian secara parsial diketahui bahwa debt to equity ratio tidak
memiliki pengaruh terhadap return saham pada tingkat kepercayaan 95. Hal ini ditunjukkan oleh nilai t hitung sebesar 1,150 yang lebih kecil dari t tabel sebesar
1,978. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,015 atau 1,5 mengindikasikan bahwa variasi dari return saham dapat dijelaskan oleh variasi kinerja keuangan hanya
sebesar 1,5 dan sisanya 98,5 dijelaskan oleh faktor-faktor lain. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil
penelitian terdahulu yang dilakukan Winarto 2007 yang menyatakan bahwa debt to equity ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return saham pada
perusahaan manufaktur di BEI. Akan tetapi, hasil pengujian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Trisnaeni 2007 yang menarik kesimpulan
bahwa debt to equity ratio secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur di BEI. Koefisien regresi variabel debt
to equity ratio sebesar 6,275 menunjukkan bahwa setiap kenaikan debt to equity ratio sebesar 1 satuan, maka perubahan return saham yang dilihat dari nilai Y
akan bertambah sebesar 6,275 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. Hubungan debt to equity ratio dan return saham menurut hasil penelitian ini
adalah positif dimana return saham akan naik jika nilai debt to equity ratio meningkat. Hal tersebut tidak sesuai dengan teori secara umum yang
mengemukakan bahwa investor tidak menyukai perusahaan yang struktur modalnya dibiayai sebagian besar oleh hutang. Akan tetapi, sepertinya perusahaan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
manufaktur saat ini cenderung lebih memilih tipe struktur modal yang dibiayai oleh hutang dan lebih memilih untuk mendapatkan dana melalui hutang dalam
memenuhi kebutuhan dana untuk melakukan ekspansi berkembang daripada memperoleh dana dari investor melalui penerbitan saham. Berdasarkan data yang
diperoleh peneliti bahwa sebagian perusahaan manufaktur mengalami peningkatan
nilai debt to equity ratio dari tahun 2003-2007. Dari hasil pengujian secara parsial diketahui bahwa return on equity tidak
memiliki pengaruh terhadap return saham pada tingkat kepercayaan 95. Hal ini ditunjukkan oleh nilai t hitung sebesar -0,080 yang lebih kecil dari t tabel sebesar
1,978. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,015 atau 1,5 mengindikasikan bahwa variasi dari return saham dapat dijelaskan oleh variasi kinerja keuangan hanya
sebesar 1,5 dan sisanya 98,5 dijelaskan oleh faktor-faktor lain. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil
penelitian terdahulu yang dilakukan Ngaisah 2009 yang menyimpulkan bahwa rasio return on equity secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return
saham. Namun, hasil pengujian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Trisnaeni 2007 yang menunjukkan bahwa rasio return on equity secara
parsial tidak berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan manufaktur di BEI. Koefisisen regresi variabel return on equity sebesar -0,025 menunjukkan
bahwa setiap kenaikan return on equity sebesar 1 satuan, maka perubahan return saham yang dilihat dari nilai Y akan berkurang sebesar 0,025 dengan asumsi
variabel lain dianggap tetap. Nilai return on equity merupakan salah satu cara untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan. Semakin besar nilai
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
return on equity suatu perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mampu mengelola modal yang ditanamkan secara efektif sehingga mampu
menghasilkan laba yang maksimal. Akan tetapi, pada saat ini investor lebih tertarik untuk mendapatkan imbal hasil return atas dana yang mereka tanamkan
berupa keuntungan atas jual beli saham capital gain daripada mendapatkan dividen. Oleh karena itu, para investor kurang tertarik untuk memantau nilai
return on equity suatu perusahaan karena mereka tidak mengharapkan laba yang akan dihasilkan oleh perusahaan tersebut untuk dibagikan kepada para pemegang
saham. Dari hasil pengujian secara parsial diketahui bahwa earning per share tidak
memiliki pengaruh terhadap return saham pada tingkat kepercayaan 95. Hal ini ditunjukkan oleh nilai t hitung sebesar -1,264 yang lebih kecil dari t tabel sebesar
1,978. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,015 atau 1,5 mengindikasikan bahwa variasi dari return saham dapat dijelaskan oleh variasi kinerja keuangan hanya
sebesar 1,5 dan sisanya 98,5 dijelaskan oleh faktor-faktor lain. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil
penelitian terdahulu yang dilakukan Winarto 2007 yang menyimpulkan bahwa rasio earning per share secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return
saham. Akan tetapi, hasil pengujian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Trisnaeni 2007 yang menunjukkan bahwa rasio earning per
share secara parsial tidak berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan manufaktur di BEI. Koefisien regresi variabel earning per share sebesar -0,026
menunjukkan bahwa setiap kenaikan earning per share sebesar 1 satuan, maka
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
perubahan return saham yang dilihat dari nilai Y akan berkurang sebesar 0,026 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. Para investor cenderung enggan
melihat nilai earning per share dalam memprediksi besarnya return saham yang akan diperoleh karena nilai earning per share tidak mencerminkan secara pasti
laba yang akan diperoleh investor untuk setiap lembar saham yang dimilikinya. Hal tersebut dapat terjadi karena laba yang digunakan untuk menghitung earning
per share adalah laba bersih setelah pajak, sedangkan laba yang akan dibagikan kepada para pemegang saham bukan merupakan seluruhnya dari laba bersih
setelah pajak tetapi ditentukan sebesar persentase tertentu besarnya persentase tidak tetap setiap tahunnya berdasarkan RUPS.
Dari hasil pengujian secara parsial diketahui bahwa price earning ratio
memiliki pengaruh terhadap return saham pada tingkat kepercayaan 95. Hal ini ditunjukkan oleh nilai t hitung sebesar -2,030 yang lebih besar dari t tabel sebesar
1,978. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,015 atau 1,5 mengindikasikan bahwa variasi dari return saham dapat dijelaskan oleh variasi kinerja keuangan hanya
sebesar 1,5 dan sisanya 98,5 dijelaskan oleh faktor-faktor lain. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
terdahulu yang dilakukan Trisnaeni 2007 yang menyimpulkan bahwa rasio price earning ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return saham pada
perusahaan manufaktur di BEI. Akan tetapi, hasil pengujian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Winarto 2007 yang menunjukkan
bahwa rasio price earning ratio secara parsial tidak berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan manufaktur di BEI. Koefisien regresi variabel price
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
earning ratio sebesar -0,957 menunjukkan bahwa setiap kenaikan price earning ratio sebesar 1 satuan, maka perubahan return saham yang dilihat dari nilai Y
akan berkurang sebesar 0,957 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. Menurut Harahap 2002, nilai price earning ratio menunjukkan perbandingan
antara harga saham di pasar dengan laba yang diterima. Para investor cenderung melihat penurunan nilai price earning ratio sebagai kesempatan untuk
mendapatkan saham dengan harga yang murah dengan harapan pada tahun mendatang nilai price earning ratio akan naik sehingga harga saham juga ikut
naik dan berdampak pada kenaikan return saham yang akan diperoleh investor.
Dari hasil pengujian secara parsial diketahui bahwa operating cash flow tidak
memiliki pengaruh terhadap return saham pada tingkat kepercayaan 95. Hal ini ditunjukkan oleh nilai t hitung sebesar 1,128 yang lebih kecil dari t tabel sebesar
1,978. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,015 atau 1,5 mengindikasikan bahwa variasi dari return saham dapat dijelaskan oleh variasi kinerja keuangan hanya
sebesar 1,5 dan sisanya 98,5 dijelaskan oleh faktor-faktor lain. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil
penelitian terdahulu yang dilakukan Yuniawan 2006 yang menyatakan bahwa operating cash flow berpengaruh signifikan terhadap return saham pada
perusahaan manufaktur di BEI. Namun, hasil pengujian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Marshal 2009 yang menunjukkan bahwa arus kas
operasi tidak berpengaruh tehadap return saham. Koefisien regresi variabel operating cash flow per share sebesar 0,019 menunjukkan bahwa setiap kenaikan
operating cash flow per share sebesar 1 satuan, maka perubahan return saham
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
yang dilihat dari nilai Y akan bertambah sebesar 0,019 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. Nilai operating cash flow tidak menjamin besarnya dividen
yang akan diterima oleh para pemegang saham. Berdasarkan data penelitian yang diperoleh oleh peneliti, ada beberapa perusahaan manufaktur yang memiliki nilai
operating cash flow negatif tetapi tetap dapat membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini menguji apakah kinerja keuangan berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini menggunakan sampel 26 emiten yang listing selama periode 2004- 2008.
Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini.
1. Debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap return saham secara parsial
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tingkat kepercayaan 95. Koefisien regresi variabel debt to equity ratio
sebesar 6,275 menunjukkan bahwa setiap kenaikan debt to equity ratio sebesar 1 satuan, maka perubahan return saham yang dilihat dari nilai Y akan
bertambah sebesar 6,275 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. 2.
Return on equity tidak berpengaruh terhadap return saham secara parsial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tingkat
kepercayaan 95. Koefisien regresi variabel return on equity sebesar -0,025 menunjukkan bahwa setiap kenaikan return on equity sebesar 1 satuan, maka
perubahan return saham yang dilihat dari nilai Y akan berkurang sebesar 0,025 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara