terhadap return saham pada perusahaan manufaktur di BEI. Akan tetapi, penelitian yang dilakukan oleh Trisnaeni 2007 menarik kesimpulan bahwa debt
to equity ratio secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur di BEI. Begitupula dengan penelitian mengenai
pengaruh arus kas operasi operating cash flow terhadap yang dilakukan oleh Yuniawan 2006 menyatakan bahwa operating cash flow berpengaruh signifikan
terhadap return saham pada perusahaan manufaktur di BEI, sebaliknya penelitian Marshal 2009 menunjukkan bahwa arus kas operasi tidak berpengaruh tehadap
return saham. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang return
saham dan menganalisis kinerja keuangan yang diduga berpengaruh terhadap return saham. Oleh karena itu, peneliti ingin menulis sebuah karya tulis ilmiah
yang berbentuk skripsi dengan judul analisis pengaruh kinerja keuangan perusahaan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah kinerja keuangan
perusahaan berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan manufaktur baik secara parsial maupun simultan?
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan
perusahaan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur baik secara parsial maupun simultan.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
bagi peneliti, sebagai bahan masukan untuk menambah wawasan peneliti tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham,
2. bagi perusahaan, sebagai bahan masukan terutama untuk pihak manajemen
perusahaan yang ingin meningkatkan kinerja keuangan perusahaannya dan minat investor untuk berinvestasi di perusahaannya,
3. bagi investor, sebagai bahan masukan untuk memutuskan investasi apa yang
akan dipilih di masa yang akan datang, 4.
bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian sejenis di masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Investasi
Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada waktu sekarang dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Pihak yang
menanamkan dana disebut dengan investor. Seorang investor membeli sejumlah saham saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga
saham ataupun sejumlah dividen di masa yang akan datang, sebagai imbalan atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi tersebut. Investasi juga
mempelajari bagaimana mengelola kesejahteraan investor. Kesejahteraan dalam investasi berarti kesejahteraan yang sifatnya moneter, bisa ditunjukkan dari
jumlah pendapatan yang dimiliki saat ini dan nilai saat ini untuk pendapatan yang akan datang.
a. Tipe-Tipe Investasi
Investasi dibedakan menjadi dua, yaitu investasi pada financial assets dan investasi pada real assets. Investasi pada financial assets dilakukan di pasar uang,
misalnya berupa sertifikat deposito, surat berharga pasar uang, dan lainnya. Investasi pada financial assets dapat juga dilakukan di pasar modal, misalnya
berupa saham, obligasi, dan lainnya. Investasi pada real assets dapat dilakukan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
dalam bentuk pembelian aset produktif, seperti pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, dan lainnya.
Investasi pada financial assets dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu investasi langsung direct investing dan investasi tidak langsung indirect
investing. Menurut Jogiyanto 2003:7, “investasi langsung dilakukan dengan membeli langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melalui perantara
atau dengan cara yang lain. Sebaliknya, investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aktiva-
aktiva keuangan dari perusahaan-perusahaan lain”.
b. Hubungan Informasi dengan Keputusan Investasi
Keputusan investasi memiliki keterkaitan yang erat dengan informasi keuangan perusahaan. Hasil keputusan investasi sangat ditentukan oleh informasi
yang memiliki fungsi sebagai decision maker. Keputusan investasi menjadi sangat vital, terutama dalam instrumen pasar modal. Hal ini merupakan hal yang wajar,
karena instrumen pasar modal yang diperdagangkan bersifat abstrak. Efisiensi pasar modal juga tergantung pada informasi ini.
Informasi merupakan data yang diolah menjadi suatu bentuk yang memiliki fungsi atau berguna bagi si pemakai dan dapat bermanfaat dalam pengambilan
keputusan pada saat sekarang maupun pada saat yang akan datang. Informasi dapat dianggap sebagai sumber daya layaknya mesin, uang, ataupun tenaga kerja
yang ada dalam perusahaan. Informasi perusahaan, khususnya informasi yang menyangkut tentang keuangan dan prestasi perusahaan, harus mempunyai sifat
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
relevan, akurat, tepat waktu, dapat dimengerti, objektif, dan komparabilitas agar dapat bermanfaat bagi investor.
Informasi yang berkaitan dengan keputusan investasi tidak dapat diabaikan begitu saja oleh para investor. Informasi mengenai kondisi perusahaan sangat
berguna dalam membantu penilaian untuk mengambil keputusan, termasuk keputusan investasi. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa seorang pengambil
keputusan akan membuat keputusan yang lebih baik jika menggunakan informasi yang tepat.
2. Saham a. Pengertian Saham
Menurut Samsul 2006:45, “saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan dimana pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham shareholder atau
stockholder”. Saham merupakan selembar kertas yang isinya menjelaskan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas atau
tanda kepemilikan tersebut. Seseorang yang memiliki beberapa lembar saham dari suatu perusahaan berarti dia ikut memiliki perusahaan tersebut.
Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh pemodal dengan membeli saham atau memiliki saham seperti yang dikemukan oleh Fakhruddin dan
Hadianto 2001, yaitu dividen dan capital gain. 1.
Dividen Dividen merupakan keuntungan yang diberikan oleh perusahaan penerbit
saham atas laba yang diperoleh perusahaan. Jika seorang pemegang saham ingin mendapatkan dividen, maka pemegang saham tersebut harus menyimpan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
saham tersebut dalam kurun waktu tertentu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang
berhak mendapatkan dividen. Besarnya dividen yang diberikan ditentukan berdasarakan persetujuan dalam RUPS. Dividen yang dibagikan dapat berupa
dividen tunai—artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham—atau
dapat pula berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki
seorang pemegang saham akan bertambah. 2.
Capital gain Capital gain merupakan selisih lebih antara harga jual saham dengan harga
beli saham. Capital gain merupakan keuntungan yang diharapkan oleh pemegang saham untuk investasi jangka pendek.
b. Jenis-Jenis Saham
Pada umumnya dari berbagai jenis saham yang diklasifikasikan atas kriteria tertentu, ada dua jenis saham yang dikenal dan diperdagangkan di pasar modal,
yaitu saham biasa common stock dan saham preferen preferred stock. Jogiyanto 2003:67 menyebutkan bahwa:
Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini disebut dengan saham biasa. Untuk menarik investor potensial lainnya, suatu
perusahaan mungkin juga mengeluarkan kelas lain dari saham, yaitu yang disebut dengan saham preferen. Saham preferen mempunyai hak-hak
prioritas lebih dari saham biasa. Hak-hak prioritas dari saham preferen yaitu hak atas dividen yang tetap dan hak terhadap aktiva jika terjadi likuidasi.
Akan tetapi, saham preferen umumnya tidak mempunyai hak veto seperti yang dimiliki saham biasa.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
3. Return Saham
Tujuan corporate finance adalah memaksimalkan nilai perusahaan. Tujuan ini dapat menciptakan konflik yang potensial di antara pemilik perusahaan dengan
kreditur. Jika perusahaan mendapat laba yang besar, maka nilai pasar saham dana pemilik akan meningkat. Sebaliknya, jika perusahaan menderita kerugian atau
mengalami kebangkrutan, maka hak kreditur yang didahulukan sehingga nilai pasar saham akan menurun. Oleh karena itu, sering dikatakan bahwa
memaksimalkan nilai perusahaan berarti memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Saham suatu perusahaan dapat dinilai dari tingkat pengembalian return
yang diterima oleh pemegang saham dari perusahaan yang bersangkutan. Return bagi pemegang saham dapat berupa penerimaan dividen tunai ataupun perubahan
harga saham pada suatu periode. Jogiyanto 2003 mengemukakan bahwa return merupakan imbal hasil yang
diperoleh dari investasi yang telah dilakukan. Return saham dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu return realisasi realized return dan return ekspektasi
expected return. Return realisasi merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena
digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return realisasi merupakan dasar untuk menentukan return ekspektasi dan risiko di masa yang
akan datang. Return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa yang akan datang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya
sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Jogiyanto 2003 menyatakan bahwa return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam bentuk saham dalam suatu periode tertentu.
Dalam penelitian ini return total disebut juga dengan return saham. Return saham terdiri dari capital gain loss dan dividend yield. Menurut Jogiyanto 2003:110,
“capital gain atau capital loss merupakan selisih dari harga investasi sekarang dengan harga periode yang lalu”. Dividend yield merupakan persentase
penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi.
Dalam menghitung return saham, digunakan rumus sebagai berikut: Return Saham = Capital gain loss + Dividend yield
Return Saham =
100 P
D P
P -
P
1 -
t t
1 -
t 1
- t
t
x +
Return Saham =
100 P
D P
- P
1 -
t t
1 -
t t
x +
Keterangan:
t
P
= Harga saham tahun t
1 -
t
P
= Harga saham tahun t-
1
t
D
= Dividen yang dibayarkan pada tahun t
4. Kinerja Keuangan
Istilah kinerja dapat diartikan sebagai kondisi suatu perusahaan. Kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber
dayanya. Tujuan utama dari penilaian kinerja adalah untuk memotivasi seluruh karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan memenuhi standar perilaku
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
yang telah ditetapkan sebelumnnya. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajamen atau strategi yang dituangkan dalam anggaran.
a. Pengukuran Kinerja Keuangan
Pengertian pengukuran kinerja menurut Munawir 1997 adalah analisis data dan pengendalian atas kegiatan operasional perusahaan. Informasi mengenai
kinerja perusahaan dapat digunakan bagi para investor untuk melihat apakah investasi di perusahaan tersebut akan dipertahankan atau mencari alternatif lain.
Selain itu, pengukuran kinerja juga dilakukan oleh perusahaan untuk memperlihatkan kepada pemegang saham, pelanggan maupun masyarakat bahwa
perusahaan memiliki kredibilitas yang baik. Pengukuran kinerja dapat didefinisikan sebagai suatu usaha yang dilaksanakan
perusahaan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan selama periode akuntansi. Pengukuran kinerja dapat juga
diartikan sebagai suatu penilaian yang dilakukan secara sistematis, mandiri, objektif dan berorientasi ke masa depan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
pengukuran kinerja merupakan suatu bentuk evaluasi atas aktivitas perusahaan yang telah dilakukan selama periode tertentu.
Tujuan dari pengukuran kinerja perusahaan adalah untuk mengukur sejauh mana proses pencapaian bisnis dan manajemen jika dibandingkan dengan tujuan
perusahaan. Dari pencapaian yang diperoleh, ukuran kinerja perusahaan akan digunakan untuk mengevaluasi dan menentukan strategi yang harus dijalankan
untuk mencapai tujuan perusahaan dan untuk meningkatkan profitabilitas
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
perusahaan. Selain itu, pengukuran kinerja perusahaan akan digunakan sebagai dasar untuk menyusun sistem imbalan dalam perusahaan yang dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan dalam perusahaan. Pengukuran kinerja perusahaan meliputi proses perencanaan, pengendalian,
dan proses transaksi bagi kalangan perusahaan sekuritas, manajer keuangan, eksekutif, perusahaan, pemilik, pelaku bursa, kreditur, dan stakeholder lainnya.
Pengukuran kinerja perusahaan akan digunakan oleh stakeholders sebagai suatu dasar pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kepentingan mereka di
perusahaan. Pengukuran kinerja perusahaan menjadi dasar dari pendekatan fundamental dalam analisis investasi karena harga saham dipengaruhi oleh kinerja
perusahaan.
b. Informasi Laporan Keuangan
Pada hakikatnya laporan keuangan mengandung informasi penting yang dapat digunakan oleh pihak-pihak tertentu dalam mengambil keputusan, termasuk oleh
investor. Laporan keuangan memuat informasi yang berhubungan dengan profitabilitas, risiko, likuiditas, aktivitas, dan aliran kas yang semuanya dapat
memengaruhi harapan para investor dan stakeholder lainnya. Informasi laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan merupakan suatu jenis informasi yang
mudah didapat dibandingkan dengan informasi lainnya. Selain itu, informasi laporan keuangan merupakan informasi yang memuat tentang perkembangan
kondisi perusahaan selama periode tertentu dan hal-hal yang telah dicapai perusahaan. Menurut Brigham dan Houston 2006:46, “informasi yang
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
dikandung dalam sebuah laporan keuangan akan digunakan oleh para investor untuk membantunya membuat ekspektasi tentang laba dan dividen di masa
mendatang”. Oleh karena itu, laporan keuangan sudah jelas akan mendapat perhatian yang besar dari para investor.
Analisis laporan keuangan mencakup pengaplikasian berbagai alat dan teknik analisis pada laporan keuangan dan data keuangan dalam rangka memperoleh
ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan yang berarti dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan dibagi menjadi tiga, yaitu: neraca merupakan
laporan yang memuat informasi mengenai kondisi keuangan pada waktu tertentu, laporan laba rugi merupakan ringkasan informasi tentang profitabilitas
perusahaan selama periode tertentu, dan laporan arus kas merupakan laporan yang memuat aliran kas yang berasal dari tiga sumber, yaitu operasi perusahaan,
investasi, dan aktivitas pendanaan yang dilakukan perusahaan.
c. Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio ratio analysis merupakan suatu alat analisis keuangan yang paling populer dan banyak digunakan. Rasio keuangan menyediakan suatu cara
yang tepat dan berguna untuk mengekspresikan suatu hubungan di antara angka- angka. Meskipun analisis rasio keuangan didasarkan pada data-data keuangan
yang sifatnya historis, analisis rasio keuangan dapat menjadi indikator kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Analisis rasio keuangan sering digunakan
para investor sebagai alat analisis keuangan.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Analisis rasio keuangan dapat dikatakan sebagai suatu teknik atau alat untuk mengukur prestasi perusahaan dalam hal menentukan tingkat likuiditas,
solvabilitas, keefektifan operasi serta derajat keuntungan perusahaan dengan menghubungkan antar pos-pos dalam neraca atau laporan rugi-laba atau
kombinasi dari keduanya. Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey 2005:36, rasio keuangan bermanfaat bila diinterpretasikan dalam perbandingan dengan:
1. rasio pesaing,
2. rasio tahun sebelumnya,
3. standar yang ditentukan sebelumnya.
Para investor menggunakan analisis rasio laporan keuangan untuk memenuhi informasi yang mereka butuhkan. Para investor membutuhkan informasi untuk
membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual saham berdasarkan informasi yang didapatkan tersebut. Pemegang saham juga tertarik
pada informasi yang memungkinkan untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
Ada banyak rasio keuangan yang dibuat sesuai kebutuhan para analis. Berdasarkan ruang lingkupnya, Fakhruddin dan Hadianto 2001
mengelompokkan rasio keuangan menjadi lima kelompok, yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, dan rasio pasar.
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya Fakhruddin dan
Hadianto, 2001:58. Karena likuiditas menyangkut tentang kemampuan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya, maka pengujian likuiditas difokuskan pada hubungan antara aktiva lancar dan hutang lancar
yang dimiliki perusahaan. Ada beberapa macam rasio likuiditas, antara lain: current ratio, acid test ratio, cash ratio, dan net working capital.
2. Rasio SolvabilitasLeverage
Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang Fakhruddin dan Hadianto, 2001:59.
Melalui rasio ini para pengguna laporan keuangan dapat mengetahui seberapa besar proporsi atas penggunaan hutang untuk membiayai investasi perusahaan.
Rasio ini dapat juga dikatakan sebagai rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang. Ada beberapa macam
rasio leverage, antara lain: debt ratio, debt to equity ratio, long term debt to equity, dan time interest earned.
3. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber daya yang dimiliki Fakhruddin dan Hadianto,
2001:59. Dengan kata lain, rasio aktivitas mengukur seberapa efisien perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan pendapatan atau
penjualan yang tinggi. Ada beberapa macam rasio aktivitas, antara lain: total assets turnover, fixed asset turnover, account receivable turnover, inventory
turnover, average collection period, dan day’s sales in inventory. 4.
Rasio ProfitabilitasRentabilitas
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba baik dalam hubungannya dengan
penjualan, aktiva, laba, maupun modalnya sendiri Fakhruddin dan Hadianto, 2001:59. Rasio ini sangat penting untuk mengetahui sampai sejauh mana
kemampuan perusahaan menghasilkan laba baik yang berasal dari kegiatan operasional maupun kegiatan non operasional. Ada beberapa macam rasio
profitabilitas, antara lain: gross profit margin, operating profit margin, net profit margin, return on assets, return on equity, dan basic earning power.
5. Rasio Pasar
Rasio pasar adalah rasio yang menunjukkan bagian dari laba perusahaan, dividen, dan modal yang dibagikan pada setiap saham Fakhruddin dan
Hadianto, 2001:59. Rasio ini memuat informasi yang cenderung dilihat dari sudut pandang investor dan biasanya diungkapkan dalam basis per saham. Ada
beberapa macam rasio pasar, antara lain: dividend yield, earning yield, dividend per share, earning per share, dividend payout ratio, price earning
ratio, book value per share, dan price to book value. Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio debt to equity
ratio, return on equity, earning per share, price earning ratio, dan operating cash flow per share. Rasio-rasio ini dipilih karena terjadinya inkonsistensi terhadap
hasil penelitian terdahulu, sehingga peneliti ingin melakukan pengujian kembali terhadap variabel-variabel independen tersebut untuk mengetahui pengaruhnya
terhadap return saham. Rasio-rasio yang akan digunakan dalam penelitian ini dijelaskan satu per satu di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
1 Debt to Equity Ratio DER
Debt to equity ratio merupakan rasio yang memuat informasi mengenai perbandingan antara total utang dengan total ekuitas perusahaan yang digunakan
sebagai sumber pendanaan. Dengan kata lain, rasio ini menggambarkan tentang struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan yang berasal dari utang dan modal
yang berasal dari ekuitas. Semakin besar rasio ini menunjukkan bahwa semakin besar struktur modal yang berasal dari utang digunakan untuk mendanai ekuitas
yang ada. Seperti yang dikemukakan oleh Warren, Reeve, dan Fess 2004:29 bahwa “semakin kecil rasio DER, semakin baik kemampuan perusahaan untuk
dapat bertahan dalam kondisi yang buruk“. Rasio DER yang kecil menunjukkan bahwa perusahaan masih mampu memenuhi kewajibannya kepada kreditur. Hak
kreditur terhadap aktiva perusahaan lebih besar dibandingkan dengan hak pemegang saham. Jika perusahaan mengalami kebangkrutan, maka pembayaran
kewajiban kepada kreditur lebih didahulukan daripada membagikan hak pemegang saham. Oleh karena itu, pemegang saham lebih menyukai debt to
equity ratio yang lebih rendah, karena semakin rendah angka rasionya maka semakin kecil tingkat kerugian yang akan dialami oleh investor jika terjadi
likuidasi atau kebangkrutan. Rumus untuk menghitung debt to equity ratio menurut Wild, Subramanyam,
dan Halsey 2005:41 adalah sebagai berikut:
Debt to Equity Ratio =
Ekuitas Total
Kewajiban Total
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2 Return on Equity ROE
Return on equity merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan Fakhruddin
dan Hadianto, 2001:65. Rasio ini memuat informasi mengenai tingkat kemampuan perusahaan dalam mengelola modalnya sendiri secara efektif dan
mengukur tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemilik modal sendiri dan pemegang saham. Angka ROE yang semakin besar
menunjukkan kemampuan perusahaan memberikan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham. Menurut Brigham dan Houston 2006:110 “para pemegang
saham melakukan investasi untuk mendapatkan pengembalian atas uang mereka, dan rasio ini menunjukkan seberapa baik mereka telah melakukan hal tersebut dari
kacamata akuntansi”. Rumus untuk menghitung return on equity menurut Fakhruddin dan Hadianto
2001:65 adalah sebagai berikut:
Return on Equity =
Ekuitas Total
Pajak Setelah
Bersih Laba
3 Earning Per Share EPS
Fakhruddin dan Hadianto 2001 menyatakan bahwa earning per share mengukur besarnya laba bersih yang diberikan perusahaan kepada setiap
pemegang saham perusahaan. Earning per share adalah jumlah pendapatan yang diperoleh oleh pemegang saham dalam satu periode untuk tiap lembar saham
beredar yang dimilikinya. Rasio ini menjadi ukuran terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemilik saham per lembarnya.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Angka rasio ini juga dapat digunakan oleh pihak manajemen perusahaan untuk menentukan dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Selain itu,
angka rasio ini dapat digunakan bagi investor untuk memantau perkembangan perusahaan.
Rumus untuk menghitung earning per share menurut Fakhruddin dan Hadianto 2001:66 adalah sebagai berikut:
Earning Per Share =
Beredar yang
Biasa Saham
Jumlah Pajak
Setelah Bersih
Laba
4 Price Earning Ratio PER
Menurut Brigham dan Houston 2006:110, “price earning ratio menunjukkan berapa banyak jumlah uang yang rela dikeluarkan oleh para investor untuk
membayar setiap dollar laba yang dilaporkan”. Dengan demikian, dapat juga dikatakan bahwa rasio ini merupakan suatu indikator mengenai besarnya harga
yang harus dibayarkan oleh investor untuk setiap perolehan laba perusahaan. Selain itu, rasio PER dapat dijadikan ukuran harga relatif dari selembar saham
perusahaan. Rasio ini menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar perdana atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan
yang diterima. Angka PER yang tinggi menunjukkan ekspektasi investor terhadap prestasi perusahaan di masa yang akan datang cukup tinggi.
Rumus untuk menghitung price earning ratio menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey 2005:43 adalah sebagai berikut:
Price Earning Ratio =
Saham Lembar
Per Laba
Saham Lembar
Per Pasar
Harga
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
5 Operating Cash Flow OCF
Laporan arus kas menjadi suatu alat untuk meramalkan kinerja perusahaan di masa depan. Laporan arus kas merupakan suatu alat yang dapat menganalisis
rencana-rencana operasi, investasi, dan pendanaan perusahaan. Kebanyakan pemegang saham enggan untuk menginvestasikan dananya pada suatu perusahaan
yang laporan arus kasnya mengindikasikan bahwa tidak ada arus kas positif untuk membayar dividen. Oleh karena itu, dalam menilai kekuatan keuangan perusahaan
dapat dilakukan dengan menganalisis hubungan-hubungan dalam arus kas. Operating cash flow adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan
dan aktivitas lainnya yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan. Jumlah arus kas dari operasi merupakan indikator yang digunakan untuk
menentukan apakah dari aktivitas operasi perusahaan dapat dihasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, membayar dividen, dan melakukan
investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendapatan dari pendanaan. Penekanan pada laba bersih memang diperlukan, namun arus kas memiliki posisi
yang penting karena dividen harus dibayarkan secara tunai dan karena kas diperlukan juga untuk membeli aktiva dalam rangka melanjutkan operasi dan
mengembangkan perusahaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang disebutkan dalam Stice, Stice, dan Skousen 2004:316 bahwa “arus kas yang positif
memungkinkan prusahaan untuk membayar tagihan-tagihan, kreditur, serta pemegang sahamnya dan untuk tumbuh dan memperluas perusahaan“.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian mengenai return saham telah dilakukan di Indonesia. Dalam melakukan penelitian, peneliti juga mengacu pada penelitian-penelitian
serupa yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Ringkasan tinjauan penelitian terdahulu ditampilkan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama Variabel yang digunakan
Hasil Penelitian Yogi
Marshal 2009
Economic value added EVA, market value
added MVA, arus kas operasi, dan
return saham.
Economic value added, market value added, dan arus kas operasi tidak
berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun secara simultan.
Siti Ngaisah
2009 Return on assets ROA,
return on equity ROE, debt to total asset DTA,
dan return saham. Secara simultan, semua variabel
independen berpengaruh terhadap return saham. Secara parsial, variabel
return on equity memiliki pengaruh positif yang signifikan, sedangkan
return on asset dan debt to total assets memiliki pengaruh negatif yang
signifikan.
Wahid Wachyu
Adi Winarto
2007 Debt to equity ratio,
earning per share, price earning ratio, price to
book value ratio, dan return saham.
Variabel debt to equity ratio, earning per share, dan price book value ratio
berpengaruh signifikan terhadap return saham secara parsial. Secara simultan
seluruh variabel independen berpengaruh signifikan terhadap return
saham.
Dyah Kumala
Trisnaeni 2007
Earning per share, price earning ratio, debt to
equity ratio, return on investment,
return on equity, dan return saham.
Variabel independen secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap
return saham. Secara parsial, hanya variabel
price earning ratio berpengaruh terhadap return saham.
Fandi Yuniawan
2006 return on investment
ROI, return on equity ROE, operating cash
flow
OCF, dan Secara simultan return on investment,
return on equity, operating cash flow, dan economic value added mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap rate
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
economic value added EVA, dan rate of
return. of return. Akan tetapi, hanya return on
investment, operating cash flow, dan economic value added
yang menunjukkan pengaruh signifikan
secara parsial. Sumber : diolah penulis, 2010
Fandi Yuniawan 2006 melakukan penelitian mengenai analisis pengaruh
return on investment, return on equity, operating cash flow, dan economic value added terhadap rate of return pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah return on investment, return on equity, operating cash flow, dan economic value added. Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah rate of return saham, yang berupa penerimaan dividen tunai dividen yield dan perubahan harga saham capital gain or loss pada suatu
periode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel return on investment, operating cash flow, dan economic value added secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap rate of return saham. Pengujian secara simultan menunjukkan hasil bahwa seluruh variabel independen berpengaruh signifikan terhadap rate of
return saham. Dyah Kumala Trisnaeni 2007 melakukan penelitian tentang pengaruh kinerja
keuangan terhadap return saham. Pengambilan sampel dilakukan pada perusahaan manufaktur barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah earning per share, price earning ratio, debt to equity ratio, return on investment, dan return on equity.
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah return saham, yang berupa perubahan harga saham capital gain or loss pada suatu periode. Hasil
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
penelitian menunjukkan bahwa secara simultan keseluruhan variabel independen tidak berpengaruh terhadap return saham. Namun, pengujian secara parsial
menunjukkan bahwa hanya price earning ratio yang berpengaruh terhadap return saham.
Wahid Wachyu Adi Winarto 2007 melakukan penelitian mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham pada pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio, earning per share, price earning ratio
dan price to book value ratio. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah return saham, yang berupa perubahan harga saham capital
gain or loss pada suatu periode. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel sebanyak 43 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel debt to equity ratio, earning per share, dan price to book value ratio berpengaruh signifikan terhadap
return saham. Pengujian secara simultan menunjukkan hasil bahwa seluruh variabel independen berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan
manufaktur. Kesimpulan atas hasil penelitian yang dilakukan oleh Winarto adalah kinerja keuangan berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan
manufaktur. Siti Ngaisah 2009 melakukan pengujian tentang pengaruh rasio profitabilitas
dan leverage terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2004-2006. Variabel independen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah return on assets, return on equity, dan debt to total asset.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah return saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa return on assets dan debt to total asset
berpengaruh signifikan negatif terhadap return saham, sedangkan return on equity berpengaruh signifikan positif terhadap return saham. Secara simultan, seluruh
variabel independen berpengaruh terhadap return saham. Yogi Marshal 2009 melakukan penelitian untuk menguji pengaruh economic
value added, market value added, dan arus kas operasi terhadap return saham. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah economic value
added, market value added, dan arus kas operasi. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah return saham, yang berupa penerimaan
dividen tunai dividen yield dan perubahan harga saham capital gain or loss pada suatu periode. Hasil pengujian baik secara parsial maupun simultan
menunjukkan bahwa variabel economic value added, market value added, dan arus kas operasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham.
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis