perusahaan. Selain itu, pengukuran kinerja perusahaan akan digunakan sebagai dasar untuk menyusun sistem imbalan dalam perusahaan yang dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan dalam perusahaan. Pengukuran kinerja perusahaan meliputi proses perencanaan, pengendalian,
dan proses transaksi bagi kalangan perusahaan sekuritas, manajer keuangan, eksekutif, perusahaan, pemilik, pelaku bursa, kreditur, dan stakeholder lainnya.
Pengukuran kinerja perusahaan akan digunakan oleh stakeholders sebagai suatu dasar pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kepentingan mereka di
perusahaan. Pengukuran kinerja perusahaan menjadi dasar dari pendekatan fundamental dalam analisis investasi karena harga saham dipengaruhi oleh kinerja
perusahaan.
b. Informasi Laporan Keuangan
Pada hakikatnya laporan keuangan mengandung informasi penting yang dapat digunakan oleh pihak-pihak tertentu dalam mengambil keputusan, termasuk oleh
investor. Laporan keuangan memuat informasi yang berhubungan dengan profitabilitas, risiko, likuiditas, aktivitas, dan aliran kas yang semuanya dapat
memengaruhi harapan para investor dan stakeholder lainnya. Informasi laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan merupakan suatu jenis informasi yang
mudah didapat dibandingkan dengan informasi lainnya. Selain itu, informasi laporan keuangan merupakan informasi yang memuat tentang perkembangan
kondisi perusahaan selama periode tertentu dan hal-hal yang telah dicapai perusahaan. Menurut Brigham dan Houston 2006:46, “informasi yang
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
dikandung dalam sebuah laporan keuangan akan digunakan oleh para investor untuk membantunya membuat ekspektasi tentang laba dan dividen di masa
mendatang”. Oleh karena itu, laporan keuangan sudah jelas akan mendapat perhatian yang besar dari para investor.
Analisis laporan keuangan mencakup pengaplikasian berbagai alat dan teknik analisis pada laporan keuangan dan data keuangan dalam rangka memperoleh
ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan yang berarti dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan dibagi menjadi tiga, yaitu: neraca merupakan
laporan yang memuat informasi mengenai kondisi keuangan pada waktu tertentu, laporan laba rugi merupakan ringkasan informasi tentang profitabilitas
perusahaan selama periode tertentu, dan laporan arus kas merupakan laporan yang memuat aliran kas yang berasal dari tiga sumber, yaitu operasi perusahaan,
investasi, dan aktivitas pendanaan yang dilakukan perusahaan.
c. Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio ratio analysis merupakan suatu alat analisis keuangan yang paling populer dan banyak digunakan. Rasio keuangan menyediakan suatu cara
yang tepat dan berguna untuk mengekspresikan suatu hubungan di antara angka- angka. Meskipun analisis rasio keuangan didasarkan pada data-data keuangan
yang sifatnya historis, analisis rasio keuangan dapat menjadi indikator kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Analisis rasio keuangan sering digunakan
para investor sebagai alat analisis keuangan.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Analisis rasio keuangan dapat dikatakan sebagai suatu teknik atau alat untuk mengukur prestasi perusahaan dalam hal menentukan tingkat likuiditas,
solvabilitas, keefektifan operasi serta derajat keuntungan perusahaan dengan menghubungkan antar pos-pos dalam neraca atau laporan rugi-laba atau
kombinasi dari keduanya. Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey 2005:36, rasio keuangan bermanfaat bila diinterpretasikan dalam perbandingan dengan:
1. rasio pesaing,
2. rasio tahun sebelumnya,
3. standar yang ditentukan sebelumnya.
Para investor menggunakan analisis rasio laporan keuangan untuk memenuhi informasi yang mereka butuhkan. Para investor membutuhkan informasi untuk
membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual saham berdasarkan informasi yang didapatkan tersebut. Pemegang saham juga tertarik
pada informasi yang memungkinkan untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
Ada banyak rasio keuangan yang dibuat sesuai kebutuhan para analis. Berdasarkan ruang lingkupnya, Fakhruddin dan Hadianto 2001
mengelompokkan rasio keuangan menjadi lima kelompok, yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, dan rasio pasar.
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya Fakhruddin dan
Hadianto, 2001:58. Karena likuiditas menyangkut tentang kemampuan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya, maka pengujian likuiditas difokuskan pada hubungan antara aktiva lancar dan hutang lancar
yang dimiliki perusahaan. Ada beberapa macam rasio likuiditas, antara lain: current ratio, acid test ratio, cash ratio, dan net working capital.
2. Rasio SolvabilitasLeverage
Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang Fakhruddin dan Hadianto, 2001:59.
Melalui rasio ini para pengguna laporan keuangan dapat mengetahui seberapa besar proporsi atas penggunaan hutang untuk membiayai investasi perusahaan.
Rasio ini dapat juga dikatakan sebagai rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang. Ada beberapa macam
rasio leverage, antara lain: debt ratio, debt to equity ratio, long term debt to equity, dan time interest earned.
3. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber daya yang dimiliki Fakhruddin dan Hadianto,
2001:59. Dengan kata lain, rasio aktivitas mengukur seberapa efisien perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan pendapatan atau
penjualan yang tinggi. Ada beberapa macam rasio aktivitas, antara lain: total assets turnover, fixed asset turnover, account receivable turnover, inventory
turnover, average collection period, dan day’s sales in inventory. 4.
Rasio ProfitabilitasRentabilitas
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba baik dalam hubungannya dengan
penjualan, aktiva, laba, maupun modalnya sendiri Fakhruddin dan Hadianto, 2001:59. Rasio ini sangat penting untuk mengetahui sampai sejauh mana
kemampuan perusahaan menghasilkan laba baik yang berasal dari kegiatan operasional maupun kegiatan non operasional. Ada beberapa macam rasio
profitabilitas, antara lain: gross profit margin, operating profit margin, net profit margin, return on assets, return on equity, dan basic earning power.
5. Rasio Pasar
Rasio pasar adalah rasio yang menunjukkan bagian dari laba perusahaan, dividen, dan modal yang dibagikan pada setiap saham Fakhruddin dan
Hadianto, 2001:59. Rasio ini memuat informasi yang cenderung dilihat dari sudut pandang investor dan biasanya diungkapkan dalam basis per saham. Ada
beberapa macam rasio pasar, antara lain: dividend yield, earning yield, dividend per share, earning per share, dividend payout ratio, price earning
ratio, book value per share, dan price to book value. Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio debt to equity
ratio, return on equity, earning per share, price earning ratio, dan operating cash flow per share. Rasio-rasio ini dipilih karena terjadinya inkonsistensi terhadap
hasil penelitian terdahulu, sehingga peneliti ingin melakukan pengujian kembali terhadap variabel-variabel independen tersebut untuk mengetahui pengaruhnya
terhadap return saham. Rasio-rasio yang akan digunakan dalam penelitian ini dijelaskan satu per satu di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
1 Debt to Equity Ratio DER
Debt to equity ratio merupakan rasio yang memuat informasi mengenai perbandingan antara total utang dengan total ekuitas perusahaan yang digunakan
sebagai sumber pendanaan. Dengan kata lain, rasio ini menggambarkan tentang struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan yang berasal dari utang dan modal
yang berasal dari ekuitas. Semakin besar rasio ini menunjukkan bahwa semakin besar struktur modal yang berasal dari utang digunakan untuk mendanai ekuitas
yang ada. Seperti yang dikemukakan oleh Warren, Reeve, dan Fess 2004:29 bahwa “semakin kecil rasio DER, semakin baik kemampuan perusahaan untuk
dapat bertahan dalam kondisi yang buruk“. Rasio DER yang kecil menunjukkan bahwa perusahaan masih mampu memenuhi kewajibannya kepada kreditur. Hak
kreditur terhadap aktiva perusahaan lebih besar dibandingkan dengan hak pemegang saham. Jika perusahaan mengalami kebangkrutan, maka pembayaran
kewajiban kepada kreditur lebih didahulukan daripada membagikan hak pemegang saham. Oleh karena itu, pemegang saham lebih menyukai debt to
equity ratio yang lebih rendah, karena semakin rendah angka rasionya maka semakin kecil tingkat kerugian yang akan dialami oleh investor jika terjadi
likuidasi atau kebangkrutan. Rumus untuk menghitung debt to equity ratio menurut Wild, Subramanyam,
dan Halsey 2005:41 adalah sebagai berikut:
Debt to Equity Ratio =
Ekuitas Total
Kewajiban Total
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2 Return on Equity ROE
Return on equity merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan Fakhruddin
dan Hadianto, 2001:65. Rasio ini memuat informasi mengenai tingkat kemampuan perusahaan dalam mengelola modalnya sendiri secara efektif dan
mengukur tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemilik modal sendiri dan pemegang saham. Angka ROE yang semakin besar
menunjukkan kemampuan perusahaan memberikan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham. Menurut Brigham dan Houston 2006:110 “para pemegang
saham melakukan investasi untuk mendapatkan pengembalian atas uang mereka, dan rasio ini menunjukkan seberapa baik mereka telah melakukan hal tersebut dari
kacamata akuntansi”. Rumus untuk menghitung return on equity menurut Fakhruddin dan Hadianto
2001:65 adalah sebagai berikut:
Return on Equity =
Ekuitas Total
Pajak Setelah
Bersih Laba
3 Earning Per Share EPS
Fakhruddin dan Hadianto 2001 menyatakan bahwa earning per share mengukur besarnya laba bersih yang diberikan perusahaan kepada setiap
pemegang saham perusahaan. Earning per share adalah jumlah pendapatan yang diperoleh oleh pemegang saham dalam satu periode untuk tiap lembar saham
beredar yang dimilikinya. Rasio ini menjadi ukuran terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemilik saham per lembarnya.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Angka rasio ini juga dapat digunakan oleh pihak manajemen perusahaan untuk menentukan dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Selain itu,
angka rasio ini dapat digunakan bagi investor untuk memantau perkembangan perusahaan.
Rumus untuk menghitung earning per share menurut Fakhruddin dan Hadianto 2001:66 adalah sebagai berikut:
Earning Per Share =
Beredar yang
Biasa Saham
Jumlah Pajak
Setelah Bersih
Laba
4 Price Earning Ratio PER
Menurut Brigham dan Houston 2006:110, “price earning ratio menunjukkan berapa banyak jumlah uang yang rela dikeluarkan oleh para investor untuk
membayar setiap dollar laba yang dilaporkan”. Dengan demikian, dapat juga dikatakan bahwa rasio ini merupakan suatu indikator mengenai besarnya harga
yang harus dibayarkan oleh investor untuk setiap perolehan laba perusahaan. Selain itu, rasio PER dapat dijadikan ukuran harga relatif dari selembar saham
perusahaan. Rasio ini menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar perdana atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan
yang diterima. Angka PER yang tinggi menunjukkan ekspektasi investor terhadap prestasi perusahaan di masa yang akan datang cukup tinggi.
Rumus untuk menghitung price earning ratio menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey 2005:43 adalah sebagai berikut:
Price Earning Ratio =
Saham Lembar
Per Laba
Saham Lembar
Per Pasar
Harga
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
5 Operating Cash Flow OCF
Laporan arus kas menjadi suatu alat untuk meramalkan kinerja perusahaan di masa depan. Laporan arus kas merupakan suatu alat yang dapat menganalisis
rencana-rencana operasi, investasi, dan pendanaan perusahaan. Kebanyakan pemegang saham enggan untuk menginvestasikan dananya pada suatu perusahaan
yang laporan arus kasnya mengindikasikan bahwa tidak ada arus kas positif untuk membayar dividen. Oleh karena itu, dalam menilai kekuatan keuangan perusahaan
dapat dilakukan dengan menganalisis hubungan-hubungan dalam arus kas. Operating cash flow adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan
dan aktivitas lainnya yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan. Jumlah arus kas dari operasi merupakan indikator yang digunakan untuk
menentukan apakah dari aktivitas operasi perusahaan dapat dihasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, membayar dividen, dan melakukan
investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendapatan dari pendanaan. Penekanan pada laba bersih memang diperlukan, namun arus kas memiliki posisi
yang penting karena dividen harus dibayarkan secara tunai dan karena kas diperlukan juga untuk membeli aktiva dalam rangka melanjutkan operasi dan
mengembangkan perusahaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang disebutkan dalam Stice, Stice, dan Skousen 2004:316 bahwa “arus kas yang positif
memungkinkan prusahaan untuk membayar tagihan-tagihan, kreditur, serta pemegang sahamnya dan untuk tumbuh dan memperluas perusahaan“.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian mengenai return saham telah dilakukan di Indonesia. Dalam melakukan penelitian, peneliti juga mengacu pada penelitian-penelitian
serupa yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Ringkasan tinjauan penelitian terdahulu ditampilkan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama Variabel yang digunakan
Hasil Penelitian Yogi
Marshal 2009
Economic value added EVA, market value
added MVA, arus kas operasi, dan
return saham.
Economic value added, market value added, dan arus kas operasi tidak
berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun secara simultan.
Siti Ngaisah
2009 Return on assets ROA,
return on equity ROE, debt to total asset DTA,
dan return saham. Secara simultan, semua variabel
independen berpengaruh terhadap return saham. Secara parsial, variabel
return on equity memiliki pengaruh positif yang signifikan, sedangkan
return on asset dan debt to total assets memiliki pengaruh negatif yang
signifikan.
Wahid Wachyu
Adi Winarto
2007 Debt to equity ratio,
earning per share, price earning ratio, price to
book value ratio, dan return saham.
Variabel debt to equity ratio, earning per share, dan price book value ratio
berpengaruh signifikan terhadap return saham secara parsial. Secara simultan
seluruh variabel independen berpengaruh signifikan terhadap return
saham.
Dyah Kumala
Trisnaeni 2007
Earning per share, price earning ratio, debt to
equity ratio, return on investment,
return on equity, dan return saham.
Variabel independen secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap
return saham. Secara parsial, hanya variabel
price earning ratio berpengaruh terhadap return saham.
Fandi Yuniawan
2006 return on investment
ROI, return on equity ROE, operating cash
flow
OCF, dan Secara simultan return on investment,
return on equity, operating cash flow, dan economic value added mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap rate
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara