Teori Deviden Kebijakan Deviden

menentukan jumlah laba yang dapat ditahan sebagai sumber pendanaan. Dimana semakin besar laba yang ditahan maka semakin kecil bagian laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Dividend pay out ratio merupakan perbandingan antara deviden yang dibayarkan dengan laba bersih perusahaan yang didapatkan. Semakin tinggi dividend pay out ratio akan semakin menguntungkan bagi para pemegang saham namun bagi pihak perusahaan tidak mengharapkan hal tersebut terjadi karena dapat memperlemah keuangan internal melalui kecilnya laba di tahan. Di sisi lain semakin kecil dividend pay out ratio maka akan merugikan bagi pihak pemegang saham dan menguntungkan bagi perusahaan melalui internal financial yang semakin kuat Gitasudarmo, 2002 : 232.

b. Teori Deviden

Ada beberapa teori deviden yang dikemukan oleh Harahap 2004 : 320 yang telah teruji secara empiris, yaitu : 1 Smoothing Theory Teori ini dikembangkan oleh Litnert. Litnert mengatakan ”jumlah deviden tergantung pada keuntungan perusahaan sekarang dan deviden tahun sebelumnya”. 2 Dividend Irrelevance Theory Teori ini diperkenalkan oleh Miller dan Modigliani dalam papernya Dividend Irrelevance Preposition. Dalam paper tersebut dijelaskan bahwa dalam dunia tanpa pajak, serta dalam kondisi pasar yang sempurna tidak diperhitungkannya biaya transaksi maka kebijakan deviden tidak memberikan pengaruh apapun terhadap harga saham tersebut. 3 Bird in Hand Theory. Menurut teori ini dikatakan bahwa dengan mendapatkan deviden A bird in hand adalah lebih baik daripada saldo laba A Bird in The Bush karena laba tersebut tidak akan pernah terwujud dalam masa depan it can fly away. Sehingga berdasarkan teori diatas tingkat pengembalian yang disyaratkan atas ekuitas akan turun apabila rasio pembayaran deviden dinaikkan karena para pemegang saham Universitas Sumatera Utara kurang yakin terhadap penerimaan keuntungan capital gain yang akan dihasilkan dari laba yang ditahan jika dibandingkan dengan seandainya menerima deviden. 4 Tax Preference Theory Teori ini menjelaskan bahwa dalam hal yang berkaitan dengan pajak, investor lebih memilih pembayaran deviden yang rendah dibandingkan dengan deviden yang tinggi. Hal ini memberikan makna bahwa investor lebih suka apabila perusahaan menahan sebagian besar laba perusahaan karena ada adanya keuntungan pajak. 5 Clientele Effect Theory Teori ini menyatakan bahwa apabila perusahaan membayar deviden, investor seharusnya mendapatkan keuntungan dari deviden tersebut untuk menghilangkan konsekuensi negatif dari pajak. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya dividend pay out ratio yaitu : 1 Faktor likuiditas Dilihat dari segi tingkat likuiditas, jika tingkat likuiditas semakin tinggi akan meningkatkan dividend pay out ratio dan sebaliknya apabila tingkat likuiditas semakin rendah akan menurunkan rasio tersebut. 2 Kebutuhan akan dana Hal ini berkaitan dengan dana untuk melunasi hutang. Semakin besar dana untuk melunasi hutang baik untuk obligasi hipotek dalam tahun tersebut yang diperoleh dari kas, maka akan menurunkan dividend pay out ratio atau sebaliknya. 3 Faktor pengawasan Adanya kemauan perusahaan untuk semakin terbuka dengan sendirinya akan semakin meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan tersebut. Hal ini cenderung akan memperkuat modal sendiri sehingga meningkatkan dividend pay out ratio, atau sebaliknya semakin tertutup suatu perusahaan akan menurunkan dividend pay out ratio. Universitas Sumatera Utara 4 Tingkat ekspansi yang direncanakan Semakin tinggi tingkat ekspansi yang direncanakan oleh perusahaan akan menurunkan dividend pay out ratio karena laba yang diperoleh perusahaan di prioritaskan untuk penambahan aktivitas. 5 Penghasilan dari pemegang saham Apabila pemegang saham memiliki ekonomi yang lemah dan bebas pajak akan menyebabkan dividend pay out ratio lebih tinggi jika dibandingkan apabila pemegang saham memiliki ekonomi yang kuat dan kena pajak.

3. Profitabilitas