Pertumbuhan Perusahaan Profitabilitas Landasan Teoritis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teoritis

1. Pertumbuhan Perusahaan

Tingkat pertumbuhan perusahaan akan menunjukkan sampai seberapa besar perusahaan akan menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya. Dalam hubungannya dengan leverage, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai sumber pembiayaannya agar tidak terjadi keagenan agency cost antara pemegang saham dengan manajemen perusahaan. Sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah sebaiknya menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya karena pembayaran hutang akan mengharuskan perusahaan tersebut membayar bunga secara teratur. Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan size Kaliapur dan Trombley, 1999. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan potensial yang tinggi tentunya memiliki tingkat kecenderungan untuk menghasilkan arus kas yang tinggi di masa yang akan datang sehingga memungkinkan perusahaan memiliki biaya modal yang rendah. Oleh sebab itu leverage memiliki hubungan yang negatif dengan tingkat pertumbuhan sehingga semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan semakin rendah rasio hutang terhadap ekuitas. Universitas Sumatera Utara

2. Kebijakan Deviden

a. Pengertian

Deviden merupakan pembagian kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik. Deviden yang dibayarkan kepada pemegang saham tergantung pada kebijakan deviden masing-masing perusahaan yang ditentukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Dalam hal pembagian deviden kepada para pemegang saham suatu perusahaan membutuhkan pertimbangan yang matang, hal ini disebabkan pihak manajemen harus memikirkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan going concern principal. Berbicara mengenai masalah kebijakan deviden, tentunya tidak terlepas dari keputusan yang diambil perusahaan mengenai seberapa besar deviden kas cash dividend yang harus dibayarkan dan berapa kali deviden tersebut dibayarkan dalam satu tahun Arifin, 2005 : 103. Dengan kata lain bahwa kebijakan deviden menyangkut kebijakan yang diambil tentang seberapa besar laba yang dihasilkan oleh perusahaan menjadi hak pemegang saham. Gitasudarmo 2002 : 227 menyatakan ”kebijaksanaan perusahaan dalam membagi keuntungan kepada pemegang saham membawa arti dalam dua hal : 1 dana yang dibagikan kepada pemegang saham, hal ini ditandai melalui adanya pembayaran yang dilakukan, 2 dana yang digunakan untuk membiayai kebutuhan perkembangan usaha”. Kebijakan deviden merupakan bagian yang menyatu dengan keputusan pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran deviden dividend pay out ratio Universitas Sumatera Utara menentukan jumlah laba yang dapat ditahan sebagai sumber pendanaan. Dimana semakin besar laba yang ditahan maka semakin kecil bagian laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Dividend pay out ratio merupakan perbandingan antara deviden yang dibayarkan dengan laba bersih perusahaan yang didapatkan. Semakin tinggi dividend pay out ratio akan semakin menguntungkan bagi para pemegang saham namun bagi pihak perusahaan tidak mengharapkan hal tersebut terjadi karena dapat memperlemah keuangan internal melalui kecilnya laba di tahan. Di sisi lain semakin kecil dividend pay out ratio maka akan merugikan bagi pihak pemegang saham dan menguntungkan bagi perusahaan melalui internal financial yang semakin kuat Gitasudarmo, 2002 : 232.

b. Teori Deviden

Ada beberapa teori deviden yang dikemukan oleh Harahap 2004 : 320 yang telah teruji secara empiris, yaitu : 1 Smoothing Theory Teori ini dikembangkan oleh Litnert. Litnert mengatakan ”jumlah deviden tergantung pada keuntungan perusahaan sekarang dan deviden tahun sebelumnya”. 2 Dividend Irrelevance Theory Teori ini diperkenalkan oleh Miller dan Modigliani dalam papernya Dividend Irrelevance Preposition. Dalam paper tersebut dijelaskan bahwa dalam dunia tanpa pajak, serta dalam kondisi pasar yang sempurna tidak diperhitungkannya biaya transaksi maka kebijakan deviden tidak memberikan pengaruh apapun terhadap harga saham tersebut. 3 Bird in Hand Theory. Menurut teori ini dikatakan bahwa dengan mendapatkan deviden A bird in hand adalah lebih baik daripada saldo laba A Bird in The Bush karena laba tersebut tidak akan pernah terwujud dalam masa depan it can fly away. Sehingga berdasarkan teori diatas tingkat pengembalian yang disyaratkan atas ekuitas akan turun apabila rasio pembayaran deviden dinaikkan karena para pemegang saham Universitas Sumatera Utara kurang yakin terhadap penerimaan keuntungan capital gain yang akan dihasilkan dari laba yang ditahan jika dibandingkan dengan seandainya menerima deviden. 4 Tax Preference Theory Teori ini menjelaskan bahwa dalam hal yang berkaitan dengan pajak, investor lebih memilih pembayaran deviden yang rendah dibandingkan dengan deviden yang tinggi. Hal ini memberikan makna bahwa investor lebih suka apabila perusahaan menahan sebagian besar laba perusahaan karena ada adanya keuntungan pajak. 5 Clientele Effect Theory Teori ini menyatakan bahwa apabila perusahaan membayar deviden, investor seharusnya mendapatkan keuntungan dari deviden tersebut untuk menghilangkan konsekuensi negatif dari pajak. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya dividend pay out ratio yaitu : 1 Faktor likuiditas Dilihat dari segi tingkat likuiditas, jika tingkat likuiditas semakin tinggi akan meningkatkan dividend pay out ratio dan sebaliknya apabila tingkat likuiditas semakin rendah akan menurunkan rasio tersebut. 2 Kebutuhan akan dana Hal ini berkaitan dengan dana untuk melunasi hutang. Semakin besar dana untuk melunasi hutang baik untuk obligasi hipotek dalam tahun tersebut yang diperoleh dari kas, maka akan menurunkan dividend pay out ratio atau sebaliknya. 3 Faktor pengawasan Adanya kemauan perusahaan untuk semakin terbuka dengan sendirinya akan semakin meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan tersebut. Hal ini cenderung akan memperkuat modal sendiri sehingga meningkatkan dividend pay out ratio, atau sebaliknya semakin tertutup suatu perusahaan akan menurunkan dividend pay out ratio. Universitas Sumatera Utara 4 Tingkat ekspansi yang direncanakan Semakin tinggi tingkat ekspansi yang direncanakan oleh perusahaan akan menurunkan dividend pay out ratio karena laba yang diperoleh perusahaan di prioritaskan untuk penambahan aktivitas. 5 Penghasilan dari pemegang saham Apabila pemegang saham memiliki ekonomi yang lemah dan bebas pajak akan menyebabkan dividend pay out ratio lebih tinggi jika dibandingkan apabila pemegang saham memiliki ekonomi yang kuat dan kena pajak.

3. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh keuntungan, yang diindikasikan melalui besarnya laba earnings yang diperoleh perusahaan tersebut. Setiap perusahaan selalu berupaya agar memperoleh tingkat profitabilitas yang tinggi. Dalam konteks ini perusahaan yang menguntungkan tentunya tidak memerlukan banyak pembiayaan dengan hutang. Melalui adanya tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan mereka dengan dana yang dihasilkan secara internal. Rasio profitabilitas terdiri dari dua jenis rasio, yaitu rasio yang menunjukkan laba dalam hubungannya dengan penjualan dan rasio yang menunjukkan hubungannya dengan investasi Syamsuddin, 2000 : 63. Jika ditinjau berdasarkan hubungan antara laba dengan penjualan, rasio profitabilitas dapat dibedakan atas : Universitas Sumatera Utara a. Gross Profit Margin Rasio ini merupakan perbandingan penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan bersih atau rasio antara penjualan kotor dengan penjualan bersih. b. Operating Profit Margin Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. c. Net Profit Margin Margin laba bersih net profit margin merupakan keuntungan penjualan setelah dikurangi seluruh biaya dan pajak penghasilan. Rasio ini menunjukkan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan. Berdasarkan hubungan antara laba dengan investasi, rasio profitabilitas dapat dibedakan atas : a. Return on Investment Rasio ini merupakan perbandingan antara laba setelah pajak dengan total investasi. b. Return on Equity Rasio ini merupakan perbandingan antara laba setelah pajak dengan modal sendiri atau ekuitas pemilik. c. Return on Assets Rasio ini merupakan perbandingan antara laba usaha dengan total aset. Rasio ini digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dengan menggunakan aset yang dimiliki. Universitas Sumatera Utara Jika dihubungkan dengan struktur modal, rasio profitabilitas berasosiasi dengan struktur modal. Struktur modal perusahaan merupakan komposisi hutang dengan ekuitas. Biasanya dana yang diperoleh melalui pinjaman yaitu dalam bentuk hutang mempunyai biaya modal dalam bentuk bunga, sementara dana yang diperoleh dari ekuitas mempunyai biaya modal dalam bentuk deviden. Dilihat dari sisi biayanya, biasanya suatu perusahaan akan memilih sumber dana yang memiliki biaya yang paling rendah di antara sumber dana yang tersedia. Menurut Syamsuddin 2000 : 63 Return on Equity ROE merupakan ”rasio profitabilitas yang berhubungan dengan struktur modal secara teoritis”. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri. ROE merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Jika dihubungkan dengan deviden, sebenarnya deviden akan dibagikan apabila perusahaan memperoleh keuntungan sehingga semakin tinggi ROE suatu perusahaan maka kemungkinan deviden yang akan dibagikan kepada pemegang saham akan semakin besar.

4. Struktur Modal