Tahap persiapan umpan Tahap reaksi Saponifikasi Trigliserida

Ade Friadi Lubis : Pra-Rancangan Pabrik Pembuatan Sabun Padat Dari RBDPs Refined Bleached Deodorized Palm Stearin Dengan Kapasitas 600.000 TonTahun, 2009. 1. Suhu operasi dan tekanan relatif lebih rendah dari dua proses yang lain sehingga lebih hemat dalam pemakaian energi dan desain peralatan lebih sederhana. 2. Proses lebih sederhana dibandingkan dua proses yang lain. 3. Bahan baku tersedia dari proses pengolahan sawit menjadi minyak sawit. 4. Diharapkan konversi reaksi dapat mencapai 99,5 sehingga secara ekonomis proses ini sangat layak didirikan dalam skala pabrik. 5. Sabun yang dihasilkan mudah dimurnikan dan memiliki kemurnian tinggi.

2.7. Deskripsi Proses

Proses Saponifikasi ini dapat dibagi menjadi tiga tahap proses, yaitu: 1. Tahap persiapan umpan 2. Tahap reaksi Saponifikasi Trigliserida 3. Tahap pengeringan dan Finishing sabun

2.7.1 Tahap persiapan umpan

Umpan terdiri dari RBDPS Refined Bleached Deodorized Palm Stearin dan NaOH. RBDPS di masukkan kedalam tangki yang dilengkapi dengan pemanas, dipanaskan terlebih dahulu menggunakan Steam sampai suhu 90 C sebelum dipompa ke dalam reaktor. Sedangkan NaOH dilarutkan dalam air proses yang bersuhu 30 C sampai konsentrasi masing-masing 50 massa. RBDPS dan campuran larutan NaOH kemudian dipompakan ke dalam reaktor.

2.7.2 Tahap reaksi Saponifikasi Trigliserida

RBDPS, dan campuran larutan NaOH dipompakan masuk kedalam reaktor tangki pencampur yang diberi jaket pemanas untuk di panaskan sampai suhu 90 C untuk dihomogenkan dan sekaligus bereaksi membentuk sabun dan air. Lebih dari 99,5 lemak minyak berhasil disaponifikasi pada proses ini dengan waktu tinggal 1,8 jam dan kondisi operasi 90 C tekanan 1 atm Spitz,1995. Hasil reaksi kemudian dipompakan ke unit pemisah separator yang bekerja dengan prinsip perbedaan Ade Friadi Lubis : Pra-Rancangan Pabrik Pembuatan Sabun Padat Dari RBDPs Refined Bleached Deodorized Palm Stearin Dengan Kapasitas 600.000 TonTahun, 2009. densitas. Pada unit ini akan terbentuk dua lapisan, yaitu lapisan sabun pada bagian atas dan lapisan Impurities pada bagian bawah. Impurities terdiri dari gliserol, sisa alkali dan air yang secara keseluruhan membentuk lapisan yang lebih berat dari sabun sehingga berada pada lapisan bagian bawah di dalam pemisah statis. Proses selanjutnya adalah penambahan aditif dan pengeringan sabun dalam unit pengeringan dryer. Zat aditif yang ditambahkan adalah gliserin, yang berfungsi sebagai pelembut dan pelembab pada kulit, EDTA yang berfungsi sebagai surfaktan pada sabun pembersih dan pemutih yang dapat mengangkat kotoran pada kulit. Dan Pewangi Essential yang berfungsi untuk memberikan kesegaran dan keharuman pada sabun. Zat tambahan ini dicampurkan dalam Tangki Pencampur yang dilengkapi oleh jaket pemanas untuk menjaga sabun tetap cair suhu tetap dan campuran homogen. Jumlah aditif yang ditambahkan sesuai dengan spesifikasi mutu yang diinginkan seperti pada table 2.2. Tahap berikutnya adalah proses pengeringan sabun. Kandungan air dalam sabun biasanya diturunkan dari 30 – 35 ke 8 – 18 Riegel, 1985. Unit pengeringan sabun ini biasanya berupa unit vakum spray chamber.

2.7.3 Tahap Pengeringan dan Finishing Sabun