maupun barang Amerika yang dinyatakan dalam rupiah masing-masing akan naik 10 persen. Jadi, harga relatif barang impor dan barang yabtg dibuat dalam negeri
tidak akan berubah dikedua negara. Sekarang tidak ada alasan untuk berharap adanya perubahan permintaan masing-masing negara untuk barang impornya, dengan nilai
tukar semula. Dengan demikian laju inflasi di kedua negara tidak akan mengubah nilai tukar ekuilibrium. Argumen ini merupakan basis dari Teori purchasing power
parity yang berlaku pada nilai tukar
2.3.5 Sistem Nilai Tukar
Nilai tukar suatu mata uang di defenisikan sebagai haraga relatif dari suatu mata uang terhadap mata uang lainnya. Pada dasarnya terdapat tiga sistem nilai tukar
Kebanksentralan BI,2004, yaitu : 1. Floating Exchange Rate System ‘sitem nilai tukar mengambang’
Pada sistem ini, nilai tukar dibiarkan bergerak bebas sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran yang terdapat di pasar. Dengan demikian, nilai tukar akan
menguat apabila terjadi kelebihan penawaran di atas permintaan, dan sebaliknya nilai tukar akan melemah apabila terjadi kelebihan permintaan di atas penawaran yanga
ada pada pasar valuta asing. Bank sentral dapat saja melakukan intervensi di pasar valuta asing, yaitu dengan menjual devisa dalam hal terjadi kekurangan pasokan atau
membeli devisa apabila terjadi kelebihan penawaran untuk menghindari gejolak nilai tukar yang berlebihan di pasar. Akan tetapi, intervensi dimaksud tidak diarahkan
untuk mencapai target tingkat nilai tukar tertentu atau dalam kisaran tertentu. Namun
Richard Noviandi Lubis : Analisis Pengaruh Nilai Kurs, Suku Bunga Deposito, Dan Gdp Terhadap Permintaan Obligasi Swasta Di Indonesia, 2009
USU Repository © 2008
ada beberapa Negara yakni Nilai tukar beberapa mata uang utama major currencies, seperti Dolar AS, Euro, Mark Jerman, Yen Jepang, Franc Swiss, dan Poundsterling
Inggris, ditentukan oleh kekuatan pasar market forces dan dibiarkan mengambang bebas terhadap mata uang Negara lain. Dalam sistem ini tidak terdapat tindakan
intervensi yang dilakukan pemerintah Bank Sentral untuk mempengaruhi nilai tukarnya.
2. Fixed Exchange Rate System ‘sistem nilai tukar tetap’ Pada sistem ini, nilai tukar atau kurs suatu mata uang terhadap mata uang lain
ditetapkan pada nilai tertentu misalnya , nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar Amerika adalah Rp.8000 per dolar. Pada nilai tukar ini bank sentral aka siap untuk
menjual dan membeli kebutuhan devisa untuk mempertahankan nilai tukar yang ditetapkan. Apabila nilai tukar tersebut tidak dapat dipertahankan, maka bank sentral
dapat melakukan devaluasi ataupun revaluasi nilai tukar yang ditetapkan..
3. Managed floating Exchange Rate System’sistem nilai tukar mengambang terkendali’
Sistem nilai tukar mengambang terkendali merupakan sistem yang berada di antara kedua sistem nilai tukar di atas. Dalam sistem nilai tukar ini, bank sentral
menetapkan batasan suatu kisaran tertentu dari pergerakan nilai tukar yang disebut intervention band’batas pita intervensi’. Nilai tukar akan ditentukan mekanisme pasar
sepanjang berada dalam batas kisaran pita intervensi tersebut. Apabila nilai tukar menembus batas atas atau batas bawah dari kisaran tersebut, bank sentral akan secara
otomatis melakukan intervensi di pasar valuta asing sehingga nilai tukar bergerak
Richard Noviandi Lubis : Analisis Pengaruh Nilai Kurs, Suku Bunga Deposito, Dan Gdp Terhadap Permintaan Obligasi Swasta Di Indonesia, 2009
USU Repository © 2008
kembali ke dalam pita intervensi. Bank Sentral tidak menetapkan suatu acuan tingkat level nilai tukar tertentu, seperti yang diterapkan oleh sepuluh Negara Eropa yang
tergabung dalam European Monetary System 1992.
2.4 SUKU BUNGA 2.4.1 Pengertian Suku Bunga
Suku bunga adalah harga dari penggunaan uang atau bias juga dipandang sebagai sewa atas penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu. Atau harga dari
meminjam uang untuk menggunakan daya belinya dan biasanya dinyatakan dalam persen .
Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual
produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah yang memiliki simpanan dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada
bank nasabah yang memperoleh pinjaman. Kasmir, 2002: 121 Dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada dua macam bunga yang
diberikan kepada nasabahnya, yaitu: 1.
Bunga Simpanan yaitu bunga yang diberikan sebagai ransangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan
merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Contoh: jasa.
Richard Noviandi Lubis : Analisis Pengaruh Nilai Kurs, Suku Bunga Deposito, Dan Gdp Terhadap Permintaan Obligasi Swasta Di Indonesia, 2009
USU Repository © 2008