4. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi
dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler.
Perusahaan yang terdaftar pada indeks LQ 45 adalah perusahaan yang memiliki profit yang cukup tinggi dan memiliki saham yang cukup besar. Perusahaan yang terdaftar
pada LQ 45 merupakan perusahaan yang masuk ke dalam perusahaan yang telah Go Publik. Di dalam indeks LQ 45 terdiri dari 45 perusahaan yang bervariasi dari berbagai
sektor yang telah memenuhi persyaratan dalam indeks LQ 45. Perusahaan yang paling sering masuk pada indeks LQ 45 adalah perusahaan
telekomunikasi. Salah satunya adalah PT.TELKOM dan PT.INDOSAT. Kedua perusahaan tersebut adalah perusahaan yang cukup besar dan akan menjadi primadona pada pasar
saham. Karena berdasarkan riset pasar di Indonesia pada tahun 2006 perusahaan yang akan menjadi primadona adalah pada sektor telekomunikasi, sektor pertambangan dan energi.
H. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Meskipun ruang lingkup hampir sama
tetapi karena obyek dan periode waktu yang digunakan berbeda maka terdapat banyak hal yang tidak sama sehingga dapat dijadikan sebagai referensi untuk saling melengkapi.
Berikut ringkasan beberapa penelitian terdahulu:
1. Gupta 2000
Gupta 2000 yang mengadakan penelitian di Indonesia dengan menggunakan metode analisis regresi memakai data periode 1993-1997 menyimpulkan bahwa tidak
ada hubungan kausalitas antara tingkat bunga, nilai tukar, dan harga saham.
2. Sitinjak dan Kurniasari 2003
Mereka menyimpulkan bahwa jika kurs nilai tukar dolar terhadap rupiah naik satu satuan berarti akan terjadi penurunan indikator pasar IHSG saham sebesar satu
satuan. Terutama sekali pada saat kondisi pasar sedang bearish. Sedangkan pada pasar sedang bullish, indikator pasar saham dan indikator pasar uang secara bersama-
sama berpengaruh positif. Terutama padaindikator pasar uang SBI, signifikan positif untuk mempengaruhi pasar saham.
3. Maurin Sitorus 2004
Penelitian ini mencoba untuk meneliti pengaruh variabel makro ekonomi Inflasi, Suku bunga SBI, kurs, dan jumlah uang beredar. Hasil penelitian ini menjelaskan
bahwa variabel-variabel makro ekonomi berpengaruh secara simultan terhadap kinerja saham pertambangan minyak dan gas bumi. Dan variabel makro ekonomi
yang berpengaruh sangat besar terhadap kinerja saham pertambangan minyak dan gas bumi adalah variabel kurs.
4. Tendi, Trimanto dan Rosi 2005
Dengan menggunakan metode analisis regresi berganda linear berganda mereka menyimpulkan bahwa nilai tukar dollar AS merupakan salah satu indikator
perkembangan IHSG dengan diketahui bahwa hubungan antara nilai tukar rupiah per dollar AS dengan IHSG di Bursa Efek Indonesia kuat yaitu sebesar 64,9. Dengan
nilai negatif, artinya jika nilai tukar rupiah per dollar AS naik maka IHSG akan menurun.
5. Murwaningsari 2008
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Etty Murwaningsari periode tahun 1992 sampai dengan tahun 2006 tentang pengaruh volume perdagangan saham,
deposito dan kurs terhadap IHSG beserta prediksi IHSG dengan model Garch dan Arima menunjukkan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh negatif terhadap IHSG
dan kurs tidak memiliki pengaruh signifikan pada IHSG.
6. Moh Mansyur 2009