c. Konsep Fungsional
Konsep ini menitikberatkan fungsi dari dana yang dimiliki dalam rangka menghasilkan pendapatan laba dari usaha pokok
perusahaan. Pada dasarnya dana-dana yang dimiliki oleh suatu perusahaan seluruhnya akan digunakan untuk menghasilkan
laba sesuai dengan usaha pokok perusahaan, tetapi tidak semua dana digunakan untuk menghasilkan laba periode ini, ada
sebagian besar dana yang akan digunakan untuk memperoleh atau menghasilkan laba di masa yang akan datang. Misalnya :
bangunan, mesin-mesin pabrik, alat-alat kantor dan lainnya
3. Dan menurut Kasmir 2008 : 250 modal kerja merupakan modal
yang digunakan untuk melakukan kegiatan operasi perusahaan. Modal kerja juga dapat diartikan sebagai investasi yang
ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek, seperti kas, surat-surat berharga, piutang, persediaan, dan aktiva lancar
lainnya.
2.3.3. Pertumbuhan Aktiva Aktiva adalah harta yang dimiliki perusahaan yang berperan dalam
operasi perusahaan misalnya kas, persediaan, aktiva tetap, aktiva yang tak berwujud, dan lain-lain. Semakin besar aktiva diharapkan semakin besar hasil
operasional yang dihasilkan oleh perusahaan. Menurut FASB 1985 aktiva adalah kemungkinan keuntungan ekonomi yang diperoleh atau dikuasai di
masa yang akan datang oleh lembaga tertentu sebagai akibat transaksi atau
kejadian yang sudah berlalu.Menurut Brimigham dan Erhart dalam Novera 2013 : 6 menyatakan bahwa
Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan bergantung pada dana dari luar perusahaan dikarenakan dana dari
dalam perusahaan tidak mencukupi untuk mendukung tingkat pertumbuhan yang tinggi. Dengan demikian perusahaan dengan
tingkat pertumbuhan yang tinggi akan lebih banyak menggunakan utang sebagai sumber pendanaannya daripada perusahaan dengan
tingkat pertumbuhan yang rendah.
2.3.4. Risiko
Risiko bisnis merupakan gambaran ketidakpastian yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya Meidinia, 2007:10.
Menurut Husnan 1996 : 85 setiap perusahaan akan menghadapi risiko sebagai akibat dari dilakukannya operasi perusahaan, baik itu risiko bisnis
maupun risiko hutang yang harus digunakan perusahaan. Perbedaan risiko bisnis tidak hanya berasal dari satu industri ke industri yang lainnya saja,
melainkan antara perusahaan-perusahaan dalam satu industri tertentu. Perusahaan yang mempunyai risiko tinggi karena harus membayar biaya
bunga yang tinggi atas hutang, sedang disisi lain terdapat ketidakpastian dalam pengembalian aset. Untuk menghindari kebangkrutan perusahaan
maka sebaiknya penggunaan hutang dikurangi Yuniningsih:2002. Berikut jenis risiko yang dihadapi perusahaan perbankan :
1. Risiko kredit adalah Risiko akibat kegagalan debitur danatau pihak
lain dalam memenuhi kewajiban kepada Bank. Risiko kredit pada umumnya terdapat pada seluruh aktivitas Bank yang kinerjanya
bergantung pada kinerja pihak lawan
counterparty
, penerbit
issuer
, atau kinerja peminjam dana
borrower
. Risiko Kredit juga dapat diakibatkan oleh terkonsentrasinya penyediaan dana
pada debitur, wilayah geografis, produk, jenis pembiayaan, atau lapangan usaha tertentu. Risiko ini lazim disebut Risiko Konsentrasi
Kredit dan wajib diperhitungkan pula dalam penilaian Risiko inheren.
2. Risiko Pasar adalah Risiko pada posisi neraca dan rekening
administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan dari kondisi pasar, termasuk Risiko perubahan harga option. Risiko
Pasar meliputi antara lain Risiko suku bunga, Risiko nilai tukar, Risiko ekuitas, dan Risiko komoditas. Risiko ini dapat berasal baik
dari posisi
trading book
maupun posisi
banking book
. 3.
Risiko Likuiditas adalah Risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber
pendanaan arus kas, danatau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi
keuangan Bank. Risiko ini disebut juga Risiko likuiditas pendanaan
funding liquidity risk
. 4.
Risiko Operasional adalah Risiko akibat ketidakcukupan danatau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan
sistem, danatau adanya kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Bank. Sumber risiko ini antara lain oleh sumber daya
manusia, proses, sistem, dan kejadian eksternal.
5. Risiko Hukum adalah Risiko yang timbul akibat tuntutan hukum
danatau kelemahan aspek yuridis. Risiko ini juga dapat timbul antara lain karena ketiadaan peraturan perundang-undangan yang
mendasari atau kelemahan perikatan, seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak atau agunan yang tidak memadai.
6. Risiko Stratejik adalah Risiko akibat ketidaktepatan Bank dalam
mengambil keputusan danatau pelaksanaan suatu keputusan stratejik
serta kegagalan
dalam mengantisipasi
perubahan lingkungan bisnis. Sumber Risiko Stratejik antara lain ditimbulkan
dari kelemahan dalam proses formulasi strategi dan ketidaktepatan dalam perumusan strategi, ketidaktepatan dalam implementasi
strategi, dan kegagalan mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. 7.
Risiko Kepatuhan adalah Risiko yang timbul akibat Bank tidak mematuhi danatau tidak melaksanakan peraturan perundang-
undangan dan ketentuan yang berlaku. Sumber Risiko Kepatuhan antara lain timbul karena kurangnya pemahaman atau kesadaran
hukum terhadap ketentuan maupun standar bisnis yang berlaku umum.
8. Risiko Reputasi adalah Risiko akibat menurunnya tingkat
kepercayaan
stakeholder
yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank. Salah satu pendekatan yang digunakan dalam
mengkategorikan sumber RisikoReputasi bersifat tidak langsung
below the line
dan bersifat langsung
above the line
.
2.3.5. Likuiditas