Kendala yang dihadapi Pemeriksa Pajak dalam Pemeriksaan Pajak

dilakukan pemeriksaan menjadi 68 WP atau mengalami penurunan sebesar 90,66. Di tahun 2014 Surat Perintah Pemeriksaan yang terbit 120 WP dan setelah dilakukan pemeriksaan menjadi 73 WP atau penurunan sebesar 60,83. Jadi dapat disimpulkan Wajib Pajak yang dilakukan pemeriksaan di tahun 2013 – 2014 mengalami penurunan baik Pemeriksaan Rutin maupun Pemeriksaan Khusus, hal ini dapat dinyatakan baik walaupun hasil pemeriksaan belum dapat dikatakan maksimal.

C. Kendala yang dihadapi Pemeriksa Pajak dalam Pemeriksaan Pajak

Sistem self Asssment yang dianut oleh Indonesia dimana Wajib Pajak diberikan kemandirian , tanggung jawab dan kepercayaan untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri pajak terutangnnya ternyata menimbulkan suatu permasalah, banyak Wajib Pajak yang tidak melakukan pemenuhan kewajiban perpajakannya, berdampak kepada tidak tercapainya penerimaan Negara dari sektor Pajak. Pemeriksaan yang dilakukan oleh fiskus dalam rangka menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib pajak tidak selamanya berjalan sesuai yang diharapkan, karena banyak Wajib Pajak yang kurang memiliki kesadaran akan kewajibannya sebagai warga negara. Hasil wawancara dengan Kepala SeksiPemeriksaan dan Penyidikan: Tabah Tarigan, tanggal 10 Juli 2015 ketika Tim Pemeriksa Pajak melakukan pemeriksaan khususnya Pemeriksaan Lapangan terhadap Wajib Pajak yang telah memenuhi kriteria untuk diperiksa, adapun yang menjadi kendala Fiskus sehingga Peemriksaan berlangsung lama dan tidak sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan adalah : 1. Alamat dari Wajib Pajak yang dituju atau yang tertera pada Surat Pemerintah Pemeriksaan tidak selamanya valid, Hal ini bisa terjadi dengan berbagai alasan yaitu : Wajib Pajak tidak Update Profil dan Wajib Pajak saat pembuatan Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP mengisi dengan alamat yang tidak sebenarnya untuk menghindari himbauan ataupun penyuluhan tentang perpajakan oleh pihak pajak; 2. Ketika alamat dari Wajib Pajak benar yang menjadi kendala yang dihadapi oleh fiskus adalah Wajib pajak mengelak untuk bertemu dengan Fiskus dalam hal ini Wajib Pajak menolak untuk menerima Surat Perintah Pemeriksaan; 3. Dalam hal permintaan buku, cacatan maupun dokumen dokumen yang diperlukan fiskus untuk melakukan pemeriksaan, seringkali Wajib pajak tidak memenuhi seluruh dokumen yang diminta oleh fiskus dan memberikannya tidak tepat waktu lebih dari 1 bulan atau ada indikasi bahwa data yang diberikan adalah data yang tidak sebenarnya; 4. Kendala yang muncul dari pemeriksa itu sendiri adalah pemeriksa melakukan pemeriksaan dalam bentuk audit komputer karena yang diperiksa dalam bentuk data, maka data yang diperlukan adalah mayoritas softcopy. Dalam hal ini pemeriksa sering kehabisan waktu untuk merekam atau mengetik ulang data yang diberikan Wajib Pajak dalam bentuk Hardcopy menjadi softcopy. hal ini pemeriksaan berlangsung lama sehingga pemeriksaan tidak bisa diselesaikan sesuai dengan jumlah SP2 yang diterbitkan; 5. Pada saat pemeriksaan Wajib Pajak dipanggil ke Kantor Pelayanan Pajak dalam rangka pemberian keterangan tapi Wajib Pajak tidak menghadiri panggilan tersebut; 6. Ketika pemeriksa pajak telah mendapat hasil pemeriksaan timbuk kendala dari Wajib Pajak, Wajib Pajak menolak menerima Hasil Pemeriksaan; 7. Dalam hal Wajib Pajak menerima Hasil pemeriksaan akan tetapi tidak setuju dengan pajak yang ditetapkan oleh pemeriksa pajak di Laporan Hasil Pemeriksaan LHP; 8. Kendala yang timbul dari pemeriksa pajak adalah pemeriksa tidak dapat menyelesaikan pemeriksaan dengan tepat waktu karena beban pemeriksaan yang diberikan tidak sebanding dengan Sumber Daya Manusia Pemeriksa.

D. Upaya yang Dilakukan Oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk