secara singkat dan jelas serta sesuai dengan ruang lingkup dan tujuan pemeriksaan.
15. Pemeriksaan Ulang adalah pemeriksaan yang dilakukan terhadap
Wajib Pajak untuk jenis pajak dan masatahun pajak yang telah diperiksa sebelumnnya.
16. Jangka Waktu Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan adalah jangka
waktu yang diberikan kepada Pemeriksa Pajak untuk melakukan pembahasan akhir hasil pemeriksaan dengan Wajib Pajak yang
dihitung sejak tanggal penyampaian surat pemberitahuan hasil pemeriksaan kepada Wajab Pajak sampai dengan tanggal
penandatanganan Berita Acara Pembahasan Hasil Pemeriksaan. 17.
Kusioner Pemeriksaan adalah formulir yang berisikan sejumlah pertanyaan terkait dengan pelaksanaan pemeriksaan.
18. Pemeriksaan Bukti Permulaan adalah pemeriksaan yang dilakukan
untuk mendapatkan bukti permulaan tentang adanya dugaan telah terjadi tindak pidana dibidang perpajakan.Waluyo : 2012.
C. Ruang Lingkup Pemeriksaan Pajak
Ruang lingkup pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dapat meliputi satu, beberapa, atau seluruh jenis pajak, baik untuk satu
atau beberapa Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak dalam tahun- tahun lalu maupun tahun berjalan.
Pemeriksaan pajak dapat dilakukan berdasarkan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak, sebagaimana dimaksud dalam pasal 17B Undang –
Undang Ketentuan Umum Perpajakan KUP demikian juga dalam Peraturan Menteri Keuangan bahwa pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan Wajib Pajak harus dilakukan dalam hal Wajib Pajak mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pemabyaran pajak. Pemeriksaan Pajak dengan
Kriteria Pemeriksaan Pajak Terhadap Wajib Pajak yang mengajukan permohonan pengembalian pembayaran pajak dilakukan dengan jenis pemeriksaan kantor atau
pemeriksaan lapangan. Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
dapat dilakukan dalam hal memenuhi kriteria sebagai berikut : 1.
Wajib Pajak menyampaikan Surat Pemberitahuan yang menyatakan lebih bayar, selain yang mengajukan permohonan pengembalian
kelebihan pembayaran pajak; 2.
Wajib Pajak yang telah diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak;
3. Wajib Pajak menyampaikan Surat Pemberitahuan yang menyatakan
rugi; 4.
Wajib Pajak melakukan penggabungan, peleburan, pemekaran, likuidasi, pembubaran, atau akan meninggalkan Indonesia untuk
selama – lamanya;
5. Wajib Pajak melakukan perubahan tahun buku atau metode
pembukuan atau karena dilakukannya penilaian kembali aktiva tetap; 6.
Wajib Pajak tidak menyampikan atau menyampaikan Surat Pemberitahuan tetapi melampaui jangka waktu yang telah ditetapkan
dalam surat teguran yang terpilih untuk dilakukan pemeriksaan berdasarkan analisis risiko;
7. Wajib Pajak menyampikan Surat Pemberitahuan yang terpilih untuk
dilakukan berdasarkan analisis risiko. Ruang lingkup pemeriksaan pajak untuk tujuan lain dalam
rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang – undangan perpajakan dapat meliputi, penentuan, pencocokan, atau pengumpulan
materi yang berkaitan dengan tujuan pemeriksaan PMK Nomor : 17PMK.032013, pasal 69.
Kriteria Pemeriksaan Pajak, terdapat dua kriteria yang merupakan alasan dilakukannya pemeriksaan, yaitu :
1. Pemeriksaan Rutin, merupakan pemeriksaan yang dilakukan
sehubungan dengan pemenuhan hak danatau pelaksanaan kewajiban perpajakan Wajib Pajak.
2. Pemeriksaan Khusus atau pemeriksaan berdasarkan analisis risiko
risk based audit, merupakan pemeriksaan yang dilakukan terhadap Wajib Pajak yang berdasarkan hasil analisis risiko secara
manual ataupun secara komputerisasi menunjukkan adanya indikasi ketidakpatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan.
D. Jenis Pemeriksaan