40 perusahaan,  kreditor  dan  investor  Ross    Westerfield,  1996.
Perusahaan yang  mengalami kesulitan keuangan akan menghadapi kondisi  :  a  Tidak  mampu  memenuhi  jadwal  atau  kegagalan
pembayaran  kembali  hutang  yang  telah  jatuh  tempo  kepada kreditor, b Perusahaan dalam kondisi tidak solvable insolvency.
Menurut  Gitman  1994,  kesulitan  keuangan  dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu :
1. Bisnis Failure kegagalan bisnis, dapat diartikan sebagai :
1 Suatu  keadaan  dimana  realized  rate  of  return  dari
modal  yang  diinvestasikan  secara  siginifikan  terus menerus  lebih  kecil  dari  rate  of  return  pada  bisnis
sejenis,  seperti  :  investasi  pada  kosnstruksi  sipil dibanding  dengan  investasi  pada  konstruksi  mekanik
dan listrik.
2 Suatu  keadaan  dimana  pendapatan  perusahaan  tidak
dapat menutupi biaya perusahaan. 3
Perusahaan  diklasifikasikan  kepada  failure,  perusahaan mengalami kerugian operasional selama beberapa tahun
atau  memiliki  return  yang  lebih  kecil  daripada  biaya modal cost of capital atau negative return.
2. Insolvency tidak solvable, dapat diartikan sebagai :
1 Technical  insolvency  timbul  apabila  perusahaan  tidak
dapat  memenuhi  kewajiban  pembayaran  hutangnya pada saat jatuh tempo.
2 Accounting  insolvency,  perusahaan  memiliki  negative
networth,  secara  akuntansi  memiliki  kinerja  buruk insolvent,  hal  ini  terjadi  apabila  nilai  buku  dari
kewajiban  perusahaan  melebihi  nilai  buku  dari  total harta perusahaan tersebut.
3 Bankruptcy,  kesulitan  keuangan  yang  menyebabkan
perusahaan  memiliki  negative  stockholders  equity  atau nilai pasiva perusahaan lebih besar dari nilai wajar harta
perusahaan. Pada kondisi keuangan seperti ini, tuntutan dari kreditor baik pokok maupun bunga pinjaman tidak
dapat dipenuhi tanpa melikuidasi harta perusahaan.
2.1.7.2 Faktor Penyebab Kesulitan Keuangan
Faktor penyebab kesulitan keuangan, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
41 1.
Faktor Internal Kesulitan Keuangan Menurut  Damodaran  1997,  faktor  internal  penyebab
kesulitan keuangan merupakan factor dan kondisi yang timbul dari dalam  perusahaan  yang  bersifat  mikro  ekonomi.  Faktor  internal
tersebut  dapat  berupa  kesulitan  kas,  besar  jumlah  hutang,  dan kerugian dari kegiatan operasional perusahaan.
1 Kesulitan
arus kas,
disebabkan oleh
tidak seimbangnya  antara  aliran  penerimaan  uang  yang
bersumber dari penjualan dengan  pengeluaran uang untuk  pembelanjaan  dan  terjadinya  kesalahan
pengelolaan  arus  kas  cash  flow  oleh  manajemen dalam pembiayaan operasional perusahaan sehingga
arus kas perusahaan berada pada kondisi defisit.
2 Besarnya  jumlah  hutang,  perusahaan  yang  mampu
mengatasi  kesulitan  keuangan  melalui  pinjaman bank, sementara waktu kondisi defisit arus kas dapat
teratasi.  Pada  masa  depan  akan  menimbulkan masalah  baru  yang  berkaitan  dengan  pembayaran
pokok  dan  bunga  pinjaman,  sekiranya  sumber  arus kas  dari  operasional  perusahaan  tidak  dapat
menutupi
kewajiban pada
pihak bank.
Ketidakmampuan  manajemen  perusahaan  dalam mengatur
penggunaan dana
pinjaman akan
berakibat  terjadinya  gagal  pembayaran  default yang  pada  akhirnya  timbul  penyitaan  harta
perusahaan  yang  dijadikan  sebagai  jaminan  pada bank.
3 Kerugian  dalam  kegiatan  operasional  perusahaan
selama beberapa tahun merupakan salah  satu faktor utama  yang  menyebabkan  perusahaan  mengalami
kesulitan  keuangan  financial  distress.  Situasi seperti  ini  perlu  mendapat  perhatian  manajamen
dengan seksama dan terarah.
2. Faktor Eksternal kesulitan Keuangan
Menurut  Damodaran  1997,  faktor  eksternal  kesulitan keuangan  merupakan    faktor-faktor  di  luar  perusahaan  yang
Universitas Sumatera Utara
42 bersifat makro ekonomi yang  mempengaruhi baik secara langsung
maupun  tidak  langsung  terhadap  kesulitan  keuangan  perusahaan. Faktor  kesternal  kesulitan  keuangan  dapat  berupa  kenaikan  harga
bahan bakar minyak BBM dan kenaikan tingkat bunga pinjaman. 1
Kenaikan harga bahan bakar minyak BBM Pemerintah dalam rangka meningkatkan penerimaan
Negara  atau  mengurangi  subsidi  bahan  bakar minyak,  menerbitkan  kebijakan  pemerintah  yang
dapat  membebani  dunia  usaha  dan  masyarakat. Pengurangan  subsidi  tersebut  berdampak  pada
kenaikan  harga  bahan  pokok,  harga  bahan bangunan, upah dan ongkos trasnportasi. Kondisi ini
akan
memicu kenaikan
biaya operasional
perusahaan  dan  dapat  menimbulkan  kerugian perusahaan.
Khususnya pada
perusahaan kontaraktor perlu adanya penyesuaian harga kontrak
masing-masing  proyek  agar  tidak  mengalami kerugian.
2 Kenaikan tingkat bunga pinjaman
Sumber  pendanaan  yang  berasal  dari  pinjaman lembaga  keuangan  bank  atau  non  bank,  merupakan
solusi  yang  harus  ditempuh  oleh  manajemen  agar proses produksi dan investasi dapat berjalan dengan
lancar.  Konsekwensi  dari  pinjaman,  jika  terjadi kenaikan  tingkat  bunga  pinjaman  bagi  para  pelaku
bisnis  merupakan  suatu  resiko  dan  ancaman  bagi kelangsungan  usaha.  Karena  akan  berakibat  pada
kenaikan  harga  pokok  produksi  dan  terganggunya perencanaan  arus  kas  cash  flow  perusahaan.
Akibat  selanjutnya  dari  kondisi  tersebut  produk tidak  dapat  bersaing  dipasaran  karena  harga  jual
tinggi  dan  manajemen  mengalami  kesulitan  untuk membayar  cicilan  pokok  dan  bunga  pinjaman.  Hal
ini  merupakan  tanda  awal  bahwa  perusahaan mengalami kesulitan keuangan.
2.1.7.3 Akibat Financial Distress