pernyataan sangat berhubungan dengan ketepatan alat pengukuran. Oleh sebab itu suatu alat pengukur perlu diuji dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.
4.6.1. Pengujian Kualitas Data
Untuk menguji kualitas data digunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas dilakukan dengan melihat nilai r hitung dibandingkan dengan nilai r table.
Jika r hitung lebih besar dari r table dengan tingkat signifikansi 5, maka item pernyataan tersebut dinyatakan valid. Apabila tidak memenuhi syarat tersebut, maka
instrumen tersebut harus digugurkan dan tidak digunakan lagi dalam analisis berikutnya.
Untuk melihat reliabilitas masing-masing instrumen yang digunakan, yaitu dengan menggunakan koefisien cronbach alpha. Suatu instrumen dikatakan reliable
jika memiliki nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,6, yaitu: a 0,6 tidak reliabel, b 0,6-0,7 acceptable, c 0,7-0,8 baik, dan d 0,8 sangat baik Sekaran, 2006.
4.6.2. Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi, maka diperlukan pengujian asumsi klasik, yang meliputi pengujian: 1 normalitas,
2 multikolinieritas, dan 3 heterokedastisitas. 4.6.2.1. Uji normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah tiap-tiap bagian variabel berdistribusi normal atau tidak. Untuk pengujian hipotesis penelitian, data
diasumsikan bersifat normal, dengan kata lain distribusi skor yang diperoleh dari instrumen penelitian akan dibandingkan dengan distribusi normal. Uji normalitas data
p d f Machine
I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now
Universitas Sumatera Utara
yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji kolmogorov-smirnov. Uji kolmogorov-smirnov digunakan untuk menentukan seberapa baik sebuah sampel
random data menjajagi distribusi teoritis tertentu. Kriteria pengujian satu sampel menggunakan pengujian satu sisi one-tailed,
yaitu dengan membandingkan probabilitas dengan tingkat signifikansi tertentu, yaitu 0,05. Jika probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi, maka distribusi data
normal. Sedangkan jika probabilitas lebih kecil atau sama dengan tingkat signifikansi maka distribusi data tidak normal.
4.6.2.2. Uji multikolinieritas Menurut Kuncoro 2004 multikolinieritas adalah adanya suatu hubungan
linear yang sempurna mendekati sempurna antara beberapa atau semua variabel independen. Uji multikolinieritas terjadi karena variabel independen lebih dari satu
multivariat dan dikhawatirkan ada hubungan yang kuat diantaranya. Adanya hubungan yang kuat diantara variabel-variabel independen menyebabkan informasi
yang dihasilkan menjadi sangat mirip dan sulit memisahkan pengaruh dari variabel independen secara individual sehingga menimbulkan bias dalam spesifikasi.
Pengujian multikolinieritas dilakukan dengan menggunakan variance inflation factor VIF dan Tolerance. Multikolinieritas terjadi jika VIF lebih besar dari 10 dan nilai
tolerance kurang dari 0,1. 4.6.2.3. Uji heterokedastisitas
Heterokedastisitas terjadi jika varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain terjadi ketidaksamaan. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
p d f Machine
I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now
Universitas Sumatera Utara
heterokedastisitas. Untuk mendeteksi heteroskedastisitas dapat melihat grafik scatterplot. Deteksinya dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
di mana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu Y adalah residual yang telah di studendized.
Dasar pengambilan keputusan antara lain sebagai berikut: a jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur
bergelombang, melebar, maka telah terjadi heteroskedastisitas dan b jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y,
maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.6.3. Pengujian Hipotesis