Pozzolan Kuat Tekan Pemanfaatan Abu Sawit Sebagai Campuran Semen Pada Pembuatan Mortar

Air digunakan untuk membuat adukan menjadi bubur kental dan juga sebagai bahan untuk menimbulkan reaksi pada bahan lain untuk dapat mengeras. Oleh karena itu air sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan bahan, tanpa air konstruksi bahan tidak akan terlaksana dengan sempurna. Air memiliki beberapa pengaruh terhadap kekuatan beton antara lain : 1. Air merupakan media pencampur pada pembuatan pasta. 2. Kekuatan dari pasta pengerasan semen ditentukan oleh perbandingan berat antara air dan faktor semen. 3. Kandungan air yang tinggi menghalangi proses pengikatan dan kandungan air yang rendah reaksi tidak selesai Murdock, 1991.

2.5 Pozzolan

Pozzolan adalah bahan yang mengandung senyawa silika dan alumina, yang tidak mempunyai sifat semen, akan tetapi dalam bentuk halusnya dan dengan adanya air dapat menjadi suatu massa padat yang tidak larut dalam air. Tjokrodimuljo, K. 1996. Pozzolan dapat ditambahkan pada campuran adukan beton dan mortar sampai pada batas tertentu dapat menggantikan sebagian dari semen, untuk memperbaiki dan membuat beton menjadi lebih kedap air mengurangi permeabilitas dan yang bersifat agresif. Pozzolan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu : 1. Pozzolan alam : yaitu bahan alam yang merupakan sedimentasi dari abu atau larva gunung yang mengandung silika aktif, yang bila dicampur dengan kapur padam akan mengadakan proses sementasi. 2. Pozzolan buatan : jenis ini banyak macamnya baik merupakan sisa pembakaran dari tungku, maupun pemanfaatan limbah yang diolah Universitas Sumatera Utara menjadi abu yang mengandung silika reaktif dengan proses pembakaran, seperti abu terbang fly ash, silika fume, dll Gunawan, Margaret. 2000. Pozzolan dapat dipakai sebagai bahan tambahan atau sebagai pengganti semen Portland. Bila di pakai sebagai pengganti sebagian semen Portland umumnya berkisar antara 5 sampai 35 berat semen. Bila pozzolan dipakai sebagai bahan tambah akan menjadikan beton semakin mudah di aduk, lebih kedap air, dan lebih tahan terhadap serangan kimia. Pozzolan dapat mengurangi pemuaian beton yang terjadi akibat proses reaksi alkali agregat dengan demikian mengurangi retak–retak beton akibat reaksi tersebut. Pemakaian pozzolan sangat menguntungkan karena menghemat semen dan mengurangi panas hidrasi yang mengakibatkan retakan serius Tjokrodimuljo, K. 1996.

2.6 Limbah

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik rumah tangga yang belum memiliki nilai ekonomis. Limbah berdampak luas dalam penyebarannya, bila tidak diatasi dengan baik dapat menimbulkan kerugian terutama terhadap lingkungan dan kehidupan. Berdasarkan karakteristiknya limbah industri maupun domestik rumah tangga dapat dibagi menjadi empat bagian : 1. Limbah cair biasanya dikenal sebagai entitas pencemar air. Komponen pencemaran air pada umumnya terdiri dari bahan buangan padat, bahan buangan organik, dan bahan buangan anorganik. 2. Limbah padat 3. Limbah gas dan partikel 4. Limbah B3 Bahan Berbahaya dan Beracun. Merupakan sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat, konsentrasinya dan jumlahnya secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan, merusak dan dapat membahayakan Universitas Sumatera Utara lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. Pengelolaan Limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dan penimbunan limbah B3. Pengelolaan Limbah B3 ini bertujuan untuk mencegah, menanggulangi pencemaran dan kerusakan lingkungan, memulihkan kualitas lingkungan tercemar dan meningkatan kemampuan dan fungsi kualitas lingkungan.

2.6.1 Limbah Pengolahan Kelapa Sawit

Luas area kelapa sawit dan produksi minyak sawit mentah Crude Palm Oil, CPO di Indonesia berkembang dengan sangat pesat. Data luas area kelapa sawit dan produksi CPO di Indonesia dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut : Gambar 2.1. Data luas area kelapa sawit dan produksi CPO Indonesia dari Dirjenbun. Pohon kelapa sawit menghasilkan buah sawit yang terkumpul di dalam satu tandan, oleh karena itu sering disebut dengan istilah TBS Tandan Buah Segar. Sawit yang sudah berproduksi optimal dapat menghasilkan TBS dengan berat antara 15-30 kgtandan. Tandan-tandan inilah yang kemudian diangkut ke pabrik untuk diolah lebih lanjut menghasilkan minyak sawit. Produksi utama pabrik sawit adalah CPO dan minyak inti sawit. CPO diekstrak dari sabutnya, Universitas Sumatera Utara yaitu bagian antara kulit dengan cangkangnya. Sedangkan dari daging buahnya akan menghasilkan minyak inti sawit. Varietas sawit dengan kulit tebal banyak dicari orang, karena buah sawit seperti ini yang rendemen minyaknya tinggi. Neraca pengolahan sawit di pabrik kelapa sawit kurang lebih seperti gambar neraca massa di bawah ini. Dari setiap ton TBS yang diolah dapat menghasilkan 140 – 200 kg CPO. Selain CPO pengolahan ini juga menghasilkan limbahproduk samping, antara lain: limbah cair POME=Palm Oil Mill Effluent, cangkang sawit, fiberserat, dan tandan kosong kelapa sawit. Gambar 2.2 Neraca Pengolahan Sawit Perkembangan industri sawit yang terus meningkat akan berdampak pada limbah padat yang dihasilkan dari pengolahan tandan buah segar TBS. Limbah ini adalah sisa produksi minyak sawit kasar berupa tandan kosong, sabutserat dan cangkang batok sawit. Limbah padat berupa cangkang dan serat digunakan sebagai bahan bakar ketel boiler untuk menghasilkan energi mekanik dan panas. Uap dari boiler dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik dan untuk merebus TBS sebelum diolah di dalam pabrik. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.3 Cangkang dan serat digunakan sebagai bahan bakar ketel Masalah yang kemudian timbul adalah sisa dari pembakaran pada ketel boiler berupa abu dengan jumlah yang terus meningkat sepanjang tahun yang sampai sekarang masih belum termanfaatkan. Ternyata limbah abu sawit banyak mengandung unsur silika SiO2 yang merupakan bahan pozzolanic. http:isroi.wordpress.com20080619limbah-pabrik-kelapa-sawit, diakses pada 01062009.

2.6.2 Abu Sawit

Abu Sawit merupakan bahan pozzolanic, yaitu material yang tidak mengikat seperti semen, namun mengandung senyawa silika oksida SiO 2 aktif yang apabila bereaksi dengan kapur bebas atau Kalsium Hidroksida CaOH 2 dan air akan membentuk material seperti semen yaitu Kalsium Silikat Hidrat. Abu sawit jika dicampur dengan semen dalam beton atau mortar, maka hasilnya akan berdaya tahan lebih besar dibandingkan jika memakai semen biasa. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.4 Abu sawit yang menggunung di pabrik kelapa sawit sisa dari pembakaran cangkang dan serat kelapa sawit di dalam dapur atau tungku pembakaran boiler. Abu sawit merupakan salah satu limbah dari pengolahan kelapa sawit. Abu sawit merupakan sisa dari pembakaran cangkang dan serat kelapa sawit di dalam dapur atau tungku pembakaran yang disebut boiler dengan suhu 7000 o C-8000 o C. Abu sawit berasal dari unit pengolahan kelapa sawit yang mana penanganan limbah tersebut belum ditangani secara baik. Abu sawit merupakan limbah hasil pembakaran cangkang kelapa sawit yang mengandung banyak silikat. Selain itu, abu sawit tersebut juga mengandung Kation Anorganik seperti Kalium dan Natrium. Berdasarkan pengamatan secara visual, abu sawit memiliki berbagai karakteristik diantaranya, bentuk partikel abu sawit tidak beraturan, ada yang memiliki butiran bulat panjang, bulat dan bersegi dengan ukuran butiran 0 mm sampai dengan 2,3 mm serta memiliki warna abu-abu kehitaman. Universitas Sumatera Utara http:sipilholic.blogspot.comabu20sawitabu-sawit-perekat-alternati- dalam.html , diakses pada 01062009

2.7 Kuat Tekan

Kuat tekan mortar pada dasarnya adalah sebuah fungsi dari volume porirongga dari mortar itu sendiri. Pengujian kuat tekan mortar dilakukan untuk mengetahui kuat tekan hancur dari benda uji. Kuat tekan mortar dapat diperoleh dengan persamaan 2.1: f c ΄ = A F 2.1 dimana : f c ΄ = Kuat tekan Nm 2 F = Beban maksimum N A = Luas Bidang Permukaan m 2

2.8 Kuat Tarik