BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kebutuhan perumahan, perhubungan dan industri berdampak pada peningkatan kebutuhan bahan-bahan pendukungnya. Salah satu yang meningkat tajam adalah
kebutuhan terhadap produk mortar. Mortar yang digunakan untuk plesteran dan pasangan batu bata terdiri dari campuran perekat, agregat halus dan air, yang
berfungsi untuk melekatkan batu bata sehingga menjadi satu kesatuan yang kuat dan kaku dan sebagai lapisan pelindung batu bata.
Meskipun teknologi mortar telah terbukti kemampuannya namun karena tuntutan konstruksi terhadap kekuatan, kelenturan dan keawetan maka teknologi
ini dapat ditingkatkan efektifitas kinerjanya dengan pendekatan: perbaikan atas mutu mortar dan penggabungan teknologi pembuatan berbagai komposit.
Pada umumnya mortar masih menggunakan semen portland sebagai bahan pengikat utama yang harganya cukup mahal. Semen portland mengandung kapur
61-69, Silika 18-24, Alumina 4-8, dan unsur minor lainnya. Oleh karena itu diperlukan bahan pengikat tambahan yang memiliki harga lebih murah untuk
mengurangi penggunaan semern portland dan diprediksikan dapat meningkatkan kekuatan dan ketahanan mortar.
Bahan pengikat tambahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah pembakaran serat dan cangkang sawit, yang kemudian disebut abu sawit.
Limbah pembakaran serat dan cangkang sawit yang berupa abu memilki unsur
Universitas Sumatera Utara
yang bermanfaat untuk meningkatkan kekuatan mortar. Abu sawit memiliki sifat pozzolan dan mengandung unsur silika yang cukup banyak berkisar 60, bila
unsur ini dicampur dengan semen akan menghasilkan kekuatan mortar yang lebih tinggi.
Tabel 1.1 Komposisi abu sawit hasil pembakaran serat dan cangkang
massa
Sumber: Graille dkk, 1985 dalam Utama dan Sentosa, 2005
Sektor agrobisnis kelapa sawit di Indonesia tercatat memiliki perkembangan yang sangat pesat. Hal ini terlihat dari luas areal kelapa sawit dari
produksi minyak sawit mentah Crude Palm Oil, CPO yang terus mengalami peningkatan. Indonesia saat ini adalah produsen CPO crude palm oil terbesar di
dunia dan memiliki lahan sawit terluas di dunia. Luas areal kelapa sawit di Indonesia tahun 2007 menurut Dirjenbun, Deptan, diperkirakan mencapai 6.6 juta
ha dan produksi CPO pada tahun tersebut mencapai 17.3 juta ton. Luas area dan produksi diperkirakan akan terus meningkat mengingat saat ini gencar dilakukan
pembukaan lahan-lahan sawit baru, terutama di pulau Kalimantan dan Papua.
Berdasarkan penjelasan diatas maka penulis mencoba melakukan penelitian terhadap pemanfaatan abu sawit sebagai campuran semen pada
pembuatan mortar.
Universitas Sumatera Utara
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH