Penyembuhan Luka Episiotomi Episiotomi 1. Definisi

7. Benang yang Digunakan dalam Penjahitan Episiotomi

Alat menjahit yang digunakan dalam perbaikan episitomi atau laserasi dapat menahan tepi – tepi luka sementara sehingga terjadi pembentukan kolagen yang baik. Benang yang dapat diabsorbsi secara alamiah diserap melalui absorbsi air yang melemahkan rantai polimer jahitan. Diperkirakan proses hidrolisasi menimbulkan respons peradangan yang minimal dibandingkan dengan respons mediasi enzim. Benang jahit yang dapat diabbsorbsi secara alamiah yang paling banyak digunakan adalah krom, yang mampu menahan luka hingga 10-14 hari sebelum aktivitas enzim mulai menghancurkannya. Absorbsi lengkap biasanya terjadi setelah 90 hari luka dijahit. Benang sintetik yang dapat diabsorbsi yang paling banyak digunakan adalah polygarin 910 Vicryl yang dapat menahan luka kira-kira 65 dari kekuatan pertamanya setelah 14 hari penjahitan dan biasanya diabsorbsi lengkap setelah 70 hari prosedur dilakukannya. Ukuran yang paling umum digunakan dalam memperbaiki jaringan trauma adalah 2- 0, 3-0, dan 4-0, 4-0 yang paling tipis. Benang jahit yang biasa digunakan dalam kebidanan dimasukkan ke dalam jarum Wals, 2008, hlm. 560.

8. Penyembuhan Luka Episiotomi

Jika jaringan tubuh mengalami trauma, proses penyembuhan terjadi dalam 3 fase, yaitu : Fase 1 : Segera setelah cedera, respons peradangan menyebabkan peningkatan aliran darah ke area luka, meningkatkan cairan dalam jaringan, serta akumulasi Universitas Sumatera Utara leukosit dan fibrosit. Leukosit akan memproduksi enzim proteolitik yang memakan jaringan yang mengalami cedera. Fase 2 : Setelah beberapa hari kemudian, fibroblast akan membentuk benang – benang kolagen pada tempat cedera. Fase 3 : Pada akhirnya jumlah kolagen yang cukup akan melapisi jaringan yang rusak kemudian menutup luka. Proses penyembuhan sangat dipengaruhi oleh usia, berat badan, status nutrisi, dehidrasi, aliran darah yang adekuat ke area luka, dan status imunologinya. Beberapa prinsip umum yang perlu di ingat : 1. Mempertahankan tehnik aseptik yang steril sangat penting untuk menurunkan risiko terjadinya infeksi. 2. Terjadinya hemostatis sebelum perbaikan episiotomi penting untuk pencegahan pembentukan hematoma dan visualisasi yang baik. 3. Penanganan minimal pada area yang cedera mencegah kerusakan yang lebih parah yang dapat menghambat penyembuhan 4. Batasan luka harus dapat diperkirakan dengan baik untuk menghindari ruang mati yang dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri anaerob. 5. Jahitan sebaiknya memiliki kekutan atau tegangan yang tidak terlalu kuat sehingga jahitan tersebut dapat tertarik saat respon peradangan mengakibatkan edema jaringan. Penyembuhan luka sayatan episiotomi yang sempurna tergantung kepada beberapa hal. Tidak adanya infeksi pada vagina sangat mempermudah penyembuhan. Keterampilan menjahit juga sangat diperlukan agar otot-otot yang tersayat diatur kembali sesuai dengan fungsinya atau jalurnya dan juga dihindari sedikit mungkin Universitas Sumatera Utara pembuluh darah agar tidak tersayat. Jika sel saraf terpotong, pembuluh darah tidak akan terbentuk lagi Wals, 2008, hlm. 559 Ibu yang telah mendapat episiotomi, akan dikontrol dengan cara rawat inap selama 2-3 hari. Seminggu setelah pulang ke rumah ibu harus kontrol ulang. Jika perkembangan jahitan sudah bagus, ibu diminta datang kembali setelah 40 hari. Hubungan seks baru diperbolehkan setelah hari ke-40 Sinsin, 2008, hlm. 90. Untuk menghindari terjadinya infeksi, maka cara membersihkannya adalah sebagai berikut: 1. Siapkan alat-alat cuci seperti sabun yang lembut, air, baskom, washlap sapu tangan handuk, kasa, dan pembalut wanita yang bersih. 2. Cuci tangan di kran atau air yang mengalir dengan sabun. 3. Lepas pembalut yang kotor dari depan ke belakang. 4. Semprotkan atau cuci dengan antiseptik bagian perineum dari arah depan kebelakang. 5. Keringkan dengan washlap atau handuk dari depan ke belakang. 6. Pasang pembalut wanita dari depan ke belakang. 7. Setelah selesai, rapikan alat-alat yang digunakan pada tempatnya. 8. Cuci tangan hingga bersih. 9. Catat, jika ada perubahan-perubahan perineum, khususnya tanda infeksi Kartika, 2008, hlm. 33 Ibu harus menjaga kebersihan daerah intim sebaik mungkin. Setelah buang air besar, sebaiknya bilas dengan bersih dan gantilah pembalut atau celana dalam sesering mungkin dan secara teratur. Yang paling penting jangan sampai darah nifas selalu Universitas Sumatera Utara menggenang di daerah luka, karena dapat mengundang kuman masuk dan berkembang biak Sinsin, 2008, hlm. 91. Adapun gejala-gejala adanya tanda infeksi adalah: 1. Kemerahan sekitar luka jahitan, edema bengkak 2. Pendaran sekitar jahitan 3. Pengeluran cairan nanah di sekitar luka jahitan 4. Timbul rasa panas pada luka jahitan Jika terjadi demikian, maka hubungi dokter atau bidan terdekat. Dalam keadaan normal, proses penyambungan jaringan akan terjadi sekitar 10 hari, jika tidak ada gejala infeksi. Untuk mengurangi rasa nyeri pada jahitan perineum, lakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Kompres dengan es 2. Pembalut wanita harus diganti setiap 4 jam dan bersihkan daerah perineum. 3. Lakukan berendam, jika dirasa perlu. 5. Lakukan tidur dengan ketinggian sudut bantal tidak boleh lebih dari 30 derajat. 6. Adapun cara untuk beranjak dari tempat tidur atau bangun meninggalkan tempat tidur adalah sebagai berikut: Untuk naik ke tempat tidur: a. Duduk di tepi kasur tempat tidur. b. Angkat kedua siku disisi yang sama dan kedua kaki dibagian bawah tempat tidur, pertahankan lutut ditekuk 45 derajat, setelah itu rebahkan badan secara perlahan miring, kemudian baru terlentang. Universitas Sumatera Utara Untuk turun dari tempat tidur: Posisikan tubuh untuk miring ke sisi tempat tidur, dengan bantuan tangan menekan tempat tidur, dengan bantuan tangan menekan kasur untuk menyangga tubuh, pertahankan lutut ditekuk, kemudian diturunkan ketepi tempat tidur dan prtahankan duduk, setelah itu baru melakukan berdiri Kartika, 2008, hlm. 35.

9. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Penyembuhan Luka