1. Physiological need
Motivasi seseorang melakukan kegiatan kewirausahaan didorong untuk mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari secara fisiologi seperti makan,
minum, dan kebutuhan hidup layak lainnya secara fisik dan mental. 2.
Security need Motivasi seseorang melakukan kegiatan bisnis untuk memenuhi rasa aman
atas sumber daya yang dimiliki seperti investasi, perumahan, asuransi, dan lain-lain.
3. Social need
Motivasi seseorang melakukan kegiatan bisnis untuk memenuhi kebutuhan sosial dengan cara berhubungan dengan orang lain dalam suatu komunitas.
4. Esteem need
Motivasi seseorang melakukan kegiatan bisnis untuk memenuhi rasa kebanggaan, dimana diakui potensi yang dimiliki olehnya dalam melakukan
kegiatan bisnis. 5.
Self actualization need Motivasi seseorang melakukan kegiatan bisnis untuk memenuhi kebutuhan
aktualisasi diri. Keinginan wirausaha untuk menghasilkan sesuatu yang diakui secara umum bahwa hasil kerjanya dapat diterima dan bermanfaat bagi
masyarakat.
2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kewirausahaan
Pada dasarnya pembentukan motivasi kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal Suharti dan Sirine, 2011. Faktor internal
berasal dari dalam diri pengusaha seperti sifat-sifat personal, sikap, kemauan dan kemampuan yang dapat memberi kekuatan individu untuk berwirausaha. Faktor
eksternal berasal dari luar diri pelaku usaha yang dapat berupa unsur dari lingkungan sekitar seperti lingkungan keluarga, lingkungan dunia usaha,
lingkungan fisik, lingkungan sosial dan lain-lain. Menurut Suryaman 2006, yang mempengaruhi minat berwirausaha
secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah faktor-faktor yang timbul karena pengaruh
rangsangan dari dalam diri individu itu sendiri. Faktor-faktor intrinsik sebagai pendorong minat berwirausaha antara lain karena adanya kebutuhan akan
pendapatan, harga diri, dan perasaan senang. Faktor ekstrinsik adalah faktor- faktor yang mempengaruhi individu karena pengaruh rangsangan dari luar.
Faktor-faktor ekstrinsik yang mempengaruhi minat berwirausaha antara lain lingkungan keluarga, peluang, dan pendidikan.
Suryana 2006 mengemukakan bahwa perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor internal meliputi hak
kepemilikan, kemampuankompetensi, dan insentif, sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan. Karena kemampuan afektif internal mencakup sikap, nilai,
aspirasi, perasaan, dan emosi yang semuanya sangat bergantung pada kondisi lingkungan yang ada, maka dimensi kemampuan afektif dan kemampuan kognitif
merupakan bagian dari perilaku kewirausahaan dalam mengkombinasikan kreatifitas, inovasi, kerja keras, dan keberanian menghadapi resiko untuk
memperoleh peluang yang ada di lingkungan sekitarnya.
2.3. Faktor Internal
Faktor-faktor internal yang memotivasi seseorang untuk menjadi wirausahawan meliputi:
2.3.1. Kebutuhan akan Prestasi Need for Achievement
McClelland 1961 telah memperkenalkan konsep kebutuhan akan prestasi sebagai salah satu motif psikologis
2
1. Menyukai tanggung jawab pribadi dalam mengambil keputusan.
. Kebutuhan akan prestasi dapat diartikan sebagai suatu kesatuan watak yang memotivasi seseorang untuk menghadapi
tantangan untuk mencapai kesuksesan dan keunggulan Lee, 1997. Lebih lanjut, McClelland 1976 menegaskan bahwa kebutuhan akan prestasi sebagai salah satu
karakteristik kepribadian seseorang yang akan mendorong seseorang untuk memiliki minat kewirausahaan. Menurutnya, ada tiga atribut yang melekat pada
seseorang yang mempunyai kebutuhan akan prestasi yang tinggi, yaitu:
2. Mau mengambil resiko sesuai dengan kemampuannya.
3. Memiliki minat untuk selalu belajar dari keputusan yang telah diambil.
Hasil penelitian dari Scapinello 1989 menunjukkan bahwa seseorang dengan tingkat kebutuhan akan prestasi yang tinggi kurang dapat menerima
2
Nurul Indarti dan Rokhima Rostiani, Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan antara Indonesia, Jepang dan Norwegia Yogyakarta: Universitas Gajah Mada, 2008, h. 5-7.
kegagalan daripada mereka dengan kebutuhan akan prestasi rendah. Dengan kata lain, kebutuhan akan prestasi berpengaruh pada atribut kesuksesan dan kegagalan.
Sejalan dengan hal tersebut, Sengupta dan Debnath 1994 dalam penelitiannya di India menemukan bahwa kebutuhan akan prestasi berpengaruh besar dalam
tingkat kesuksesan seorang wirausahawan. Lebih spesifik, kebutuhan akan prestasi juga dapat mendorong kemampuan pengambilan keputusan dan
kecenderungan untuk mengambil resiko seorang wirausahawan. Semakin tinggi kebutuhan akan prestasi seorang wirausahawan, semakin banyak keputusan tepat
yang akan diambil. Pengusaha dengan kebutuhan akan prestasi tinggi adalah pengambil resiko
yang moderat dan menyukai hal-hal yang menyediakan balikan yang tepat dan cepat. Para pengusaha akan selalu berusaha mengejar prestasi setinggi mungkin
dengan tujuan agar bisnisnya dapat terus bertahan dari waktu ke waktu, karena itu mereka harus memiliki niat serta tekad yang kuat. Sekali seorang pengusaha
sukses atau berhasil mencapai prestasi maka akan memacunya untuk mencapai kesuksesan berikutnya, sehingga bisnisnya akan semakin maju dan berkembang
pula.
2.3.2. Kebutuhan akan Kebebasan Need for Independence
Kebebasan dalam bekerja merupakan suatu model kerja dimana seseorang melakukan pekerjaan untuk dirinya sendiri dan tidak berkomitmen bekerja untuk