kegagalan daripada mereka dengan kebutuhan akan prestasi rendah. Dengan kata lain, kebutuhan akan prestasi berpengaruh pada atribut kesuksesan dan kegagalan.
Sejalan dengan hal tersebut, Sengupta dan Debnath 1994 dalam penelitiannya di India menemukan bahwa kebutuhan akan prestasi berpengaruh besar dalam
tingkat kesuksesan seorang wirausahawan. Lebih spesifik, kebutuhan akan prestasi juga dapat mendorong kemampuan pengambilan keputusan dan
kecenderungan untuk mengambil resiko seorang wirausahawan. Semakin tinggi kebutuhan akan prestasi seorang wirausahawan, semakin banyak keputusan tepat
yang akan diambil. Pengusaha dengan kebutuhan akan prestasi tinggi adalah pengambil resiko
yang moderat dan menyukai hal-hal yang menyediakan balikan yang tepat dan cepat. Para pengusaha akan selalu berusaha mengejar prestasi setinggi mungkin
dengan tujuan agar bisnisnya dapat terus bertahan dari waktu ke waktu, karena itu mereka harus memiliki niat serta tekad yang kuat. Sekali seorang pengusaha
sukses atau berhasil mencapai prestasi maka akan memacunya untuk mencapai kesuksesan berikutnya, sehingga bisnisnya akan semakin maju dan berkembang
pula.
2.3.2. Kebutuhan akan Kebebasan Need for Independence
Kebebasan dalam bekerja merupakan suatu model kerja dimana seseorang melakukan pekerjaan untuk dirinya sendiri dan tidak berkomitmen bekerja untuk
atasan pada jangka panjang tertentu
3
Seorang pengusaha adalah individu yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usaha atau bisnisnya. Mandiri
berarti para pengusaha tidak menggantungkan keputusan tentang apa yang harus dilakukannya kepada orang lain. Mereka mengerjakan sesuatu karena kemauan
sendiri serta tidak merasa besar karena orang lain, namun merasa besar karena usaha kerasnya sendiri. Hal ini menyebabkan pengusaha merasa lebih bebas jika
dapat memegang kendali langsung atas kegiatan bisnisnya. Oleh karena itu, kemandirian para pengusaha inilah yang menjadi penentu kesuksesan dan
keberhasilan bisnis yang mereka jalankan. . Berangkat kerja tanpa terikat pada aturan
atau jam kerja formal, atau berbisnis jarang tetapi sekali mendapat keuntungan cukup untuk dinikmati berbulan-bulan atau cukup untuk sekian periode ke depan
Kao dan Knight, 1987. Kebebasan dalam bekerja ini adalah suatu nilai lebih bagi seorang wirausahawan.
Pada dasarnya orang yang mempunyai jiwa kepemimpinan maupun memiliki inisiatif akan lebih tertantang untuk melakukan suatu pekerjaan yang
membebaskan segala inovasi dan kreatifitasnya. Hisrich dan Peters 2000 menjelaskan bahwa seorang wirausahawan diharuskan untuk melakukan sesuatu
berdasarkan caranya sendiri, sehingga memiliki kebutuhan akan kebebasan yang tinggi. Kebutuhan akan kebebasan berarti kebutuhan individu untuk mengambil
keputusan sendiri, menentukan tujuan sendiri serta melakukan tindakan untuk mencapai tujuan dengan caranya sendiri.
3
Aditya Dion Mahesa, Analisis Faktor-faktor Motivasi yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha Semarang: Universitas Diponegoro, 2011, h 30-31.