Dorongan dari unsur-unsur lingkungan sosial seseorang berpengaruh secara positif terhadap niat kewirausahaan seseorang
7
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang mempunyai pengaruh penting dan kuat terhadap perkembangan seseorang. Dukungan keluarga adalah
bantuan yang berupa perhatian, emosi, informasi, nasehat, materi maupun . Keluarga berperan sangat
penting dalam menumbuhkan serta mempercepat seseorang untuk mengambil keputusan berkarir sebagai wirausaha, karena keluarga terutama orang tua dapat
berfungsi sebagai konsultan pribadi dan mentor. Selain keluarga, dukungan dari teman dekat dan orang-orang yang dianggap penting juga dapat mendorong
timbulnya motivasi seseorang untuk berwirausaha. Bentuk-bentuk dukungan tersebut dapat berupa informasi atau nasehat berbentuk verbal atau non verbal,
penghargaan dan materi. Selain itu, dukungan dari pihak pemerintah untuk para pengusaha yang
merintis suatu bisnis dapat dilihat dengan adanya program-program peminjaman dana untuk modal usaha, pembinaan dan pelatihan, lomba atau kompetisi
kewirausahan, hingga pemberian penghargaan kepada usaha yang dipandang berprestasi. Beberapa perusahaan BUMN dan swasta juga ikut terlibat dalam
mendukung program-program tersebut. Peminjaman modal usaha dan berbagai program pembekalan wawasan kewirausahaan tersebut pada akhirnya
dimaksudkan agar lebih banyak orang yang tertarik untuk berwirausaha.
2.4.3. Lingkungan Keluarga
7
Hendro, Dasar-dasar Kewirausahaan Jakarta: Erlangga, 2006, h. 62.
penelitian yang diberikan oleh sekelompok anggota keluarga terhadap anggota keluarga yang lain dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikis
pihak penerima dukungan, sehingga pihak penerima dukungan akan semakin produktif, kreatif, serta mampu mengaktualisasikan potensi dirinya secara
optimal. Individu yang terlahir dan dibesarkan dari keluarga yang memiliki tradisi
kuat dalam bidang wirausaha secara sengaja atau tidak sengaja dapat menjiwai pekerjaan semacam itu
8
8
M. Musrofi, Kiat Sukses Berwirausaha Jakarta: Elex Media Komputindo, 2004, h. 17.
. Kebanyakan usaha keluarga akan diwariskan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Individu seperti ini
biasanya lebih dapat mengelola suatu usaha dikarenakan telah terbiasa sedari kecil. Hal ini akan menimbulkan rasa percaya diri yang kuat dalam mengelola
usaha tersebut. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hisrich dan Peters dalam Cahyono,
2010 menemukan bahwa dari 725 wirausahawan yang diteliti mempunyai orang tua terutama ayah yang juga seorang wirausahawan. Hasil penelitian Cahyono
2010 menemukan bukti bahwa pekerjaan orang tua berpengaruh signifikan terhadap intensi kewirausahaan. Demikian juga hasil penelitian Endi 2011
menemukan bukti bahwa mahasiswa yang latar belakang keluarga atau saudaranya memiliki usaha ternyata memiliki tingkat intensi kewirausahaaan yang
lebih besar dibandingkan mahasiswa yang keluarga atau saudaranya tidak memiliki usaha.
Pengusaha yang memulai bisnis karena faktor keluarga cukup banyak ditemui. Orang tua atau saudara pengusaha tersebut umumnya akan menganjurkan
anggota keluarga lain untuk membuka usaha juga atau keluarga sengaja mengajak anggota keluarga lain untuk meneruskan usaha, membuka cabang atau merintis
usaha lanjutan baru dari usaha yang sudah ada. Dengan demikian, pengusaha baru ini tinggal mengikuti anggota keluarganya yang sudah menjadi pengusaha
mengenai berbagai aspek mulai dari modal, bahan-bahan yang dibutuhkan, hingga manajemen bisnis barunya tersebut.
2.4.4. Lingkungan Kerja
Lingkungan tempat kerja seseorang mempunyai pengaruh yang cukup penting dalam menjalankan usaha. Menurut Hendro 2006, lingkungan kerja
yang nyaman dan sesuai dengan keinginan seseorang akan sulit menstimulus orang tersebut untuk berkeinginan menjadi pengusaha, namun bila lingkungan
kerjanya tidak nyaman maka hal itu akan mempercepat seseorang memilih karir sebagai seorang pengusaha. Selain itu, hubungan yang terjalin baik antara
seseorang dengan teman sejawat atau mitra kerjanya dapat dijadikan pertimbangan untuk mewujudkan mimpi seseorang untuk memiliki usaha sendiri
Utami, 2007. Para pengusaha dapat menentukan keputusan menjadi pengusaha
sepenuhnya dengan membandingkan pendapatan tetap dari pekerjaan yang masih digelutinya dengan pendapatan yang diperoleh dari bisnisnya. Pendapatan seorang
pengusaha biasanya naik turun, karena itu pengusaha tidak boleh terjebak dengan
keinginan keluar dari pekerjaan yang masih digelutinya jika pendapatan yang diperoleh dari bisnisnya belum stabil. Jika naik turunnya pendapatan yang
diperoleh dari suatu bisnis masih labil dan tidak bisa dijadikan pegangan, sebaiknya pengusaha jangan terburu-buru keluar dari pekerjaannya. Jika
pendapatan yang diperoleh dari bisnisnya minimal sama atau lebih besar dibandingkan pendapatan dari pekerjaan yang masih digelutinya serta pendapatan
tersebut sudah bersifat permanen dan stabil, maka pilihan untuk meninggalkan pekerjaan dan memutuskan menjadi seorang pengusaha sepenuhnya tentu dapat
diambil.
2.4.5. Kesiapan Instrumen
Tiga elemen kesiapan instrumen yang dipercaya mempengaruhi seseorang dalam memutuskan berbisnis yaitu akses modal, ketersediaan informasi dan
jaringan sosial
9
1. Akses modal
.
Akses kepada modal merupakan hambatan klasik terutama dalam memulai usaha-usaha baru, setidaknya terjadi di negara-negara berkembang dengan
dukungan lembaga-lembaga penyedia keuangan yang tidak begitu kuat Indarti, 2004. Studi empiris terdahulu menyebutkan bahwa kesulitan dalam
mendapatkan akses modal, skema kredit dan kendala sistem keuangan dipandang sebagai hambatan utama dalam kesuksesan usaha menurut calon-
calon wirausaha di negara-negara berkembang.
9
Nurul Indarti dan Rokhima Rostiani, op. cit, h. 8-9.
2. Ketersediaan informasi
Ketersediaan informasi usaha merupakan faktor penting yang mendorong keinginan seseorang untuk membuka usaha baru Indarti, 2004 dan faktor
kritikal bagi pertumbuhan dan keberlangsungan usaha. Penelitian yang dilakukan oleh Singh dan Krishna 1994 di India membuktikan bahwa
keinginan yang kuat untuk memperoleh informasi adalah salah satu karakter utama seorang wirausahawan. Pencarian informasi mengacu pada frekuensi
kontak yang dibuat oleh seseorang dengan berbagai sumber informasi. Hasil dari aktivitas tersebut sering tergantung pada ketersediaan informasi, baik
melalui usaha sendiri atau sebagai bagian dari sumber daya sosial dan jaringan. Ketersediaan informasi baru akan tergantung pada karakteristik
seseorang, seperti tingkat pendidikan dan kualitas infrastruktur, meliputi cakupan media dan sistem telekomunikasi.
3. Jaringan sosial
Mazzarol, dkk. 1999 menyebutkan bahwa jaringan sosial mempengaruhi minat kewirausahaan. Jaringan sosial didefinisikan sebagai hubungan antara
dua orang yang mencakup: a.
Komunikasi atau penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain. b.
Pertukaran barang dan jasa dari dua belah pihak. c.
Muatan normatif atau ekspektasi yang dimiliki oleh seseorang terhadap orang lain karena karakter-karakter atau atribut khusus yang ada.
Bagi wirausahawan, jaringan sosial merupakan alat mengurangi resiko dan biaya transaksi serta memperbaiki akses terhadap ide-ide bisnis, informasi dan
modal. Jaringan sosial terdiri dari hubungan formal dan informal antara pelaku utama dan pendukung dalam satu lingkaran terkait dan menggambarkan jalur
bagi wirausahawan untuk mendapatkan akses kepada sumber daya yang diperlukan dalam pendirian, perkembangan dan kesuksesan usahanya.
Kesiapan berbagai instrumen tersebut merupakan salah satu prasyarat bagi seorang pengusaha untuk memulai segala sesuatu dalam membangun bisnisnya.
Sekecil apapun instrumen yang dimiliki pengusaha tersebut harus dapat terus dipelihara dan dimanfaatkan secara optimal sehingga bisnisnya dapat semakin
maju dan berkembang.
2.4.6. Kesempatan dan Peluang
Peluang merupakan potensi yang dimiliki suatu daerah atau lingkungan di sekitar seseorang. Menurut Suryaman 2006, suatu daerah yang memberikan
peluang seseorang untuk menjadi pengusaha akan menimbulkan minat seseorang untuk memanfaatkan peluang tersebut. Sangat banyak kesempatan dan peluang
yang dapat memberikan keuntungan di lingkungan sekitar seseorang. Kesempatan inilah yang dimanfaatkan wirausahawan yang berkemampuan dan berkeinginan
kuat untuk meraih kesuksesan. Kesempatan dan peluang dapat muncul ketika pengusaha mengetahui
kebutuhan lingkungan sehingga menimbulkan keinginan berbuat sesuatu untuk memenuhi kebutuhan lingkungannya tersebut. Membaca peluang pasar tidak
hanya dilakukan oleh seorang pengusaha yang baru memulai bisnisnya, namun juga sebagai pondasi pada saat seorang pengusaha sudah bergelut lama dalam
dunia bisnis. Kemampuan seorang pengusaha dalam membaca peluang pasar juga harus dimiliki ketika pengusaha tersebut ingin lebih mengembangkan bisnisnya,
melakukan segmentasi pasar, maupun pada saat melakukan perluasan jenis usaha baru.
Kemampuan pengusaha dalam menangkap peluang pasar juga akan mempengaruhi orientasinya akan masa depan. Para pengusaha yang memiliki
pandangan ke masa depan akan selalu berusaha dan berkarya sehingga tidak cepat puas dengan apa yang telah ada. Meskipun terdapat resiko yang mungkin terjadi,
mereka tidak akan cepat puas dan akan selalu mempersiapkan kreasi selanjutnya dengan terus mencari berbagai kesempatan dan peluang.
2.4.7. Tokoh Panutan Role Model
Memiliki tokoh panutan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi individu dalam memilih kewirausahaan sebagai karirnya
10
Tokoh panutan berperan penting bagi seorang pengusaha karena dengan mengetahui serta memahami kisah-kisah tokoh panutan yang telah meraih
kesuksesan dapat memotivasinya untuk membuka usahanya sendiri. Pengusaha . Orang tua, saudara,
teman, guru atau wirausahawan lain dapat menjadi sosok panutan role model bagi suatu individu. Wirausahawan membutuhkan dukungan dan nasehat dalam
setiap tahapan dalam merintis usahanya, tokoh panutan dapat berperan sebagai mentor bagi wirausahawan. Wirausahawan juga akan meniru perilaku yang
dimunculkan oleh tokoh panutan tersebut.
10
Suryana, Kewirausahaan Jakarta: Salemba Empat, 2006, h. 28.
dapat membaca dan memahami profil serta kisah perjuangan tokoh panutan tersebut mulai dari saat merintis bisnisnya hingga menjadi seorang tokoh yang
sukses. Kisah perjuangan tersebut dapat dijadikan pedoman bagi para pengusaha untuk dapat mencapai kesuksesan dengan cara yang serupa.
Selain itu, sorang pengusaha juga akan membutuhkan bantuan orang lain untuk mengerjakan beberapa pekerjaan dalam bisnisnya. Jika pengetahuan dan
kemampuan yang dimilikinya terbatas, maka pengusaha tersebut perlu mempertimbangkan masukan atau pendapat dari seorang mentor. Seorang mentor
dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya dapat membimbing seorang pengusaha dalam mengembangkan bisnisnya, baik dari bidang teknis
maupun manajemen.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota Medan, Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan mulai dari Februari 2015 hingga September 2015.
3.2. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yaitu penelitian yang dilaksanakan dengan tujuan mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada
suatu faktor berkaitan berkorelasi dengan satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasi Sinulingga, 2011. Dalam penelitian ini terdapat variabel-
variabel pada faktor internal dan faktor eksternal yang akan dihitung koefisien korelasinya terhadap faktor motivasi berbisnis.
3.3. Objek Penelitian
Objek penelitian yang diamati adalah responden yang menjadi sumber informasi mengenai kebutuhan data penelitian. Objek yang dijadikan responden
adalah para pengusaha yang tersebar di Kota Medan, Sumatera Utara yang menjadikan bisnisnya sebagai pekerjaan utama dan bisnisnya telah berjalan
minimal selama 5 tahun.
3.4. Kerangka Konseptual Penelitian
Kerangka konseptual merupakan suatu bentuk kerangka berpikir yang dapat digunakan sebagai pendekatan dalam memecahkan masalah. Kerangka
berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Motivasi Berbisnis
Gambar 3.1. Kerangka Berpikir
Faktor internal didefinisikan sebagai faktor-faktor yang menunjukkan sifat, sikap, kemauan, dan kemampuan suatu individu yang memotivasinya dalam
memutuskan berbisnis yang meliputi variabel kebutuhan akan prestasi, kebutuhan akan kebebasan, efikasi diri, harga diri, tantangan pribadi, fleksibilitas, inovasi
dan kreasi, dan pendapatan. Faktor eksternal didefinisikan sebagai faktor-faktor dari lingkungan sekitar suatu individu yang memotivasinya dalam memutuskan
berbisnis yang meliputi variabel dukungan akademik, dukungan sosial, lingkungan keluarga, lingkungan kerja, kesiapan intrumen, kesempatan dan
peluang, dan tokoh panutan.
3.5. Variabel Penelitian
3.5.1. Variabel Independen
Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen. Variabel-variabel independen diperoleh dari
jawaban responden dalam kuesioner terbuka pada pengumpulan data pendahuluan dimana jawaban-jawaban yang sama atau mirip akan dikelompokkan lebih lanjut
dan diidentifikasi sebagai variabel. Variabel independen dalam penelitian ini antara lain:
1. Faktor internal meliputi varibel kebutuhan akan prestasi X
1
, kebutuhan akan kebebasan X
2
, efikasi diri X
3
, harga diri X
4
, tantangan pribadi X
5
, fleksibilitas X
6
, inovasi dan kreasi X
7
, dan pendapatan X
8
. 2.
Faktor eksternal meliputi variabel dukungan akademik X
9
, dukungan sosial X
10
, lingkungan keluarga X
11
, lingkungan kerja X
12
, kesiapan intrumen X
13
, kesempatan dan peluang X
14
, dan tokoh panutan X
15
.
3.5.2. Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang nilainya dipengaruhi atau ditentukan oleh nilai variabel lain. Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah motivasi berbisnis para pengusaha Y.
3.6. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: