HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Keragaman Spesies Rotan
Keragaman spesies rotan untuk mengetahui aneka ragam jumlah spesies rotan yang terdapat pada suatu kawasan hutan dengan mengetahui jenis dan
kelompok marganya. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat, Kecamatan Adiankoting ditemukan
bahwa terdapat 9 spesies rotan yang terdiri dari 4 marga diantaranya adalah Calamus 6 spesies, Khortalsia 1 spesies, Plectocomiopsis 1 spesies,
Daemonorops 1 spesies. Pada tabel 2 di bawah ini disajikan spesies-spesies rotan yang diperoleh dari hasil eksplorasi yang telah dilakukan.
Tabel 2. Daftar spesies rotan pada kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara
No Nama Daerah
Nama Ilmiah Sifat Tumbuh
Alat Panjat 1
Hotang Buar-buar Calamus scipionum
Berumpun Flagela
2 Hotang Pulogos
Calamus trachycoleus Berumpun
Sirus 3
Hotang Mallo Khortalsia echinometra
Berumpun Sirus
4 Hotang Hotari
Calamus caesius Berumpun
Sirus 5
Hotang Pahu Calamus exilis
Berumpun Flagela
6 Hotang Maranak
Calamus ornatus Berumpun
Flagela 7
Hotang Bas-bason Daemonorops hystrix
Berumpun Sirus
8 Hotang Dokkan
Plectocomiopsis geminiflora Berumpun
Sirus 9
Hotang Dekke Calamus tetradactylus
Berumpun Flagela
Dari tabel 2 di atas diketahui bahwa keanekaragaman spesies rotan di kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat, Kecamatan Adiankoting, Kabupaten
Tapanuli Utara tergolong cukup tinggi bila dibandingkan hasil penelitian di daerah kawasan Taman Nasional Bukit Tigapuluh, Riau ditemukan
keanekaragaman jenis rotan sebanyak 3 jenis Wahyudi 2011. Hasil penelitian Kalima 2010 keanekaragaman jenis rotan di Hutan Lindung Batu Kapar,
Universitas Sumatera Utara
Gorontalo Utara sebanyak 11 jenis. Hasil penelitian Bless 2011 keragaman jenis rotan yang terdapat pada areal hutan Distrik Ayamaru Kabupaten Maybrat Papua
Barat ditemukan 9 jenis rotan. Jumiati 2012 memperoleh bahwa kenekaragaman jenis rotan di Dusun III Senami, Desa Jebak, Kabupaten Batanghari, Jambi
sebanyak 19 jenis. Sedangkan hasil penelitian Purba 2014 bahwa jumlah spesies rotan yang ditemukan di kawasan Hutan Produksi Terbatas Desa Sihombu,
Kecamatan Tarabintang, Kabupaten Humbang Hasundutan sebanyak 12 spesies rotan.
Berdasarkan hasil yang diperoleh terdapat 4 marga spesies rotan dari 9 marga rotan yang ada di Indonesia diantaranya terdapat marga Calamus,
Khortalsia, Plectocomiopsis, dan Daemonorops. Untuk setiap marga terdapat beberapa ciri pembeda yang digunakan. Ciri utama yang membedakan antara
marga adalah bentuk anak daun, dari marga Calamus bentuk daunnya bervariasi sedangkan marga lainnya ada yang berbentuk belah ketupat. Disamping itu juga
kehadiran tangkai anak daun, bentuk ujung anak daun merupakan ciri yang tetap sehingga dapat digunakan karakter pembeda antar marga.
Nama rotan yang lazim digunakan oleh masyarakat di sekitar kawasan Hutan Batang Toru, Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara
merupakan nama daerah berdasarkan pengenalan secara turun temurun dari nenek moyang. Nama daerah tersebut berbeda dengan nama dagangnya yang dikenal
secara umum sehingga memungkinkan untuk satu jenis rotan terdapat berbagai nama daerah karena dipengaruhi oleh tempat tumbuhnya dan bahasa daerah
dimana rotan tersebut tumbuh. Nama dagang yang secara umum digunakan untuk hotang buar-buar adalah rotan semambu, hotang pulogos dengan nama dagang
Universitas Sumatera Utara
rotan irit, hotang pahu dengan nama dagang rotan paku atau rotan lilin, hotang bas-bason dengan nama dagang rotan sepet atau rotan uwi, hotang mallo dengan
nama dagang rotan udang, hotang dokkan tidak ditemukan nama dagang yang umum digunakan namun di daerah Kalimantan dikenal dengan rotan batu dan di
daerah Sumatera dikenal dengan rotan buluh, hotang maranak dikenal dengan rotan kesup di daerah Bengkulu dan rotan lambang di daerah Sulawesi Tenggara,
hotang dekke dengan nama dagang rotan putih, dan hotang hotari nama dagang dikenal dengan rotan sega. Menurut Kalima 1996 dan Mogea 2002
mengatakan bahwa nama lokal sangat tidak akurat dan bahkan akan sangat menyesatkan apabila dilakukan konversi langsung ke nama ilmiah tanpa
mengidentifikasi terlebih dahulu. Identifikasi berlaku untuk semua spesies dalam mendapatkan ketepatan nama ilmiah. Dengan demikian nama lokal tidak dapat
untuk menentukan nama ilmiah. Sifat tumbuh setiap rotan bervariasi tergantung dari jenis rotan tersebut
dan dipengaruhi oleh faktor tempat tumbuh juga. Hasil pengamatan dari ke 9 spesies rotan tersebut diperoleh bahwa ke 9 jenis rotan tersebut sifat tumbuhnya
merumpun dan tidak didapati yang tumbuhnya tunggal soliter. Selain itu, rotan juga membutuhkan alat bantu untuk pertumbuhannnya yaitu sirus dan flagela
yang digunakan untuk memanjat yang dapat menjadi pengait ujungnya pada tegakan pohon atau tumbuhan lain yang ada di dekatnya. Adapun jenis rotan yang
menggunakan sirus sebagai alat panjatnya adalah sebanyak 5 spesies rotan dan flagela sebanyak 4 spesies rotan. Sirus dan flagela memegang peranan penting
dalam pertumbuhan rotan hal ini sesuai dengan pernyataan Dransfield dan Manokaran 1996 yang menyatakan bahwa rotan tergolong dalam jenis
Universitas Sumatera Utara
tumbuhan pemanjat yang memerlukan inang untuk proses pertumbuhan memanjang. Rotan tumbuh di antara pepohonan sebagai liana yang berdiri tegak
karena undak pelepah flagellum, undak daun cirrus, dan rakisnya berpegangan erat pada cabang-cabang pohon terdekat.
2. Kelimpahan Populasi Spesies Rotan