Tata Cara Pemberian Remunerasi Polri

xii  KAUR PRODOK Kaur Prodok adalah Kepala Urusan Produksi dan Dokumentasi Urprodok, yang bertugas menyiapkan sambutan, bahan rapat, dan bahan pembekalan atau seminar Kapolda danatau Wakapolda.  KAUR BONGKOL Kaur Bongkol adalah Kepala Urusan Penghubung dan Protokol Urbungkol, yang bertugas melaksanakan urusan penghubung liaison dan urusan protokoler.  KAUR PANWAL Kaur Panwal adalah Kepala Urusan Pengamanan dan Pengawalan yang bertugas mengkoordinasikan pengamanan dan pengawalan terhadap Kapolda dan Wakapolda.

3.7 Tata Cara Pemberian Remunerasi Polri

Dalam tata cara pemberian remunerasi atau yang lebih akrab juga disebut sebagai tunjangan kinerja anggota Polri tersebut diatur dalam Perkap Nomor 6 Tahun 2011 dan atau Perkap Nomor 21 Tahun 2014 atas dasar perubahan Pasal 5 Ayat 5, tentang tata cara pemberian tunjangan kinerja, menimbang bahwa evaluasi jabatan telah menetapkan untuk memasukkan golongan kepangkatan Tamtama ke dalam sistem kelas jabatan. Tunjangan Kinerja tersebut memiliki indikator penilaian dari peran atasan dan rekan kerja dalam menilai kinerja pihak yang dinilai, prestasi kerja hasil kerja, pengetahuan pekerjaan, inisiatif, kecekatan mental, sikap, disiplin waktu dan absensi, serta kelas jabatan sebagai berikut : xiii Tabel 3 No. Grade EselonPangkat Indeks Tunjangan 1 Grade 18 IA KOMJEN Rp.21.305.000,- 2 Grade 17 Rp.16.212.000,- 3 Grade 16 IB IRJEN Rp.11.790.000,- 4 Grade 15 IIA BRIGJEND Rp.8.575.000,- 5 Grade 14 IIB KBP II B1 Rp.6.236.000,- 6 Grade 13 IIB KBP II B2, B3 Rp.4.797.000,- 7 Grade 12 IIIA AKBP III A 1 Rp.3.690.000,- 8 Grade 11 IIIA AKBP III A2PNS IVb Rp.2.839.000,- 9 Grade 10 III B KOMPOL Rp.2.271.000,- 10 Grade 9 IV A AKP PNS III cd Rp.1.817.000,- 11 Grade 8 IV B IPDA IPTU PNS III ab Rp.1.453.000,- 12 Grade 7 AIPDA-AIPTU PNS II d Rp.1.210.000,- 13 Grade 6 BRIGADIR-BRIPKA PNS II c Rp.1.010.000,- 14 Grade 5 BRIPDA-BRIPTU PNS II ab Rp.841.000,- 15 Grade 4 ABRIPTU-ABRIP PNS I cd Rp.731.000,- 16 Grade 3 BHARAKA-ABRIPDA PNS I b Rp.636.000,- 17 Grade 2 BHARADABHARATU PNS Ia Rp.553.000,- Sumber:Peraturan Kapolri Nomor 21 Tahun 2014 Beberapa kebijakan dan peraturan telah dikeluarkan oleh pimpinan Polri untuk mendukung peningkatan pelayanan dan kinerja personel Polri yang salah satu kebijakan adalah dengan dikeluarkannya Peraturan Kapolri Nomor 16 Tahun 2011 tentang Penilaian Kinerja Pegawai Negeri pada Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan Sistem Manajemen Kinerja. Sistem Manajemen Kinerja adalah sistem yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengukur kinerja pegawai negeri pada Polri agar selaras dengan visi dan misi organisasi Perkap No. 16 Tahun 2011. Mengingat bahwa dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan kinerja pegawai negeri pada Kepolisian Negara Republik Indonesia yang berbasis kompetensi, maka perlu diberikan penilaian berdasarkan standar kinerja secara objektif, transparan, dan akuntabel guna mendorong prestasi, produktivitas, xiv dedikasi, dan loyalitas kerja guna mencapai derajat objektivitas tertinggi dalam penilaian kinerja berbasis kompetensi terhadap pegawai negeri pada Kepolisian Negara Republik Indonesia yang menggunakan instrumen penilaian berupa sistem manajemen kinerja. Adapun dalam penilaian kinerja pada sistem ini terdapat pertama, peran atasan atau atasan pejabat penilai dan atau pejabat penilai serta rekan pihak yang di nilai terhadap objek kinerja pihak yang di nilai, kedua faktor kinerja yaitu objek kegiatan yang merupakan rangkaian pokok-pokok tugas, fungsi, dan cakupan tanggung jawab suatu jabatan pegawai. Faktor kinerja terbagi atas dua jenis, yaitu:  Faktor penilaian generik adalah penilaian yang diberlakukan sama untuk seluruh pegawai dan menilai 10 sepuluh faktor kinerja, meliputi: a Kepemimpinan b Jaringan sosial c Komunikasi d Pengendalian emosi e Agen perubahan f Integritas g Empati h Pengelolaan administrasi i Kreativitas, dan j Kemandirian.  Faktor penilaian spesifik yaitu didasarkan atas kesepakatan antara pejabat penilai atasan dengan pihak yang dinilai yang mencakup 5 lima faktor kinerja sesuai dengan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya. xv Peraturan ini bertujuan: 1. Sebagai pedoman dalam penilaian kinerja bagi pegawai untuk pembinaan sumber daya manusia danatau pemberian tunjangan kinerja 2. Terselenggaranya sistem penilaian kinerja pegawai secara tertib, objektif, transparan, dan akuntabel, dan 3. Meningkatnya produktivitas kerja, disiplin, dan tanggung jawab pegawai dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Adapun prinsip-prinsip dalam penilaian kinerja yaitu: 1. Objektif, yaitu penilaian kinerja didasarkan atas fakta dan capaian kinerja sesuai kesepakatan yang telah ditetapkan sebelumnya 2. Transparan, yaitu penilaian terhadap kinerja yang dilakukan secara terbuka terhadap faktor kinerja generik dan spesifik yang telah disepakati oleh pejabat penilai dengan pihak yang dinilai dan hasil penilaian disampaikan secara langsung 3. Akuntabel, yaitu hasil penilaian kinerja dapat dipertanggungjawabkan 4. Proporsional, yaitu penilaian kinerja didasarkan atas beban tugas yang menjadi tanggungjawabnya 5. Adil, yaitu penilaian diberikan berdasarkan kinerja yang dilakukan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang diemban tanpa membedakan yang satu dengan lainnya. Dalam upaya Polri untuk meningkatkan kinerja semenjak dikeluarkannya Perkap No.16 Tahun 2011 tentang Sistem Manajemen Kinerja, Lembaga Polri dianggap masih belum bekerja maksimal, namun langkah Polri untuk xvi meningkatkan kinerja yang berimbas pada tunjangan kinerja atau remunerasi diwujudkan dalam Perkap No.15 Tahun 2014 tentang Analisis Beban Kerja di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia. Analisis Beban Kerja ABK adalah suatu teknik manajemen yang dilakukan secara sistematis untuk menetapkan waktu bagi seseorang pegawai negeri pada Polri dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas, program dan kegiatan yang dilaksanakan baik dalam jabatan atau dalam unit kerjanya masing-masing, guna memperoleh informasi mengenai tingkat efektivitas dan efisiensi kerja, jabatan dan unit kerja yang ada berdasarkan objek daripada analisis beban kerja dan dilakukan pada tingkat Mabes Polri, Polda, Polres dan Polsek yang dilaksanakan pada aspek-aspek norma waktu, beban kerja pekerjaan rutininsidentil dan waktu kerja efektiv. Analisis Beban Kinerja memiliki prinsip-prinsip: 1. Objektif, yaitu perhitungan ABK didasarkan atas fakta yang dipergunakan secara efektiv dengan kondisi normal baik oleh setiap pejabat maupun unit kerja di lingkungan Polri untuk menyelesaikan satu pekerjaantugas, program dan kegiatan. 2. Transparan, yaitu perhitungan ABK dilaksanakan secara terbuka dengan mempertimbangkan saran masukan dan pendapat dari internal maupun eksternal Polri. 3. Proporsional, yaitu ABK didasarkan atas perhitungan beban tugas yang menjadi tanggung jawabnya. 4. Akuntabel, yaitu hasil perhitungan ABK dapat dipertanggung jawabkan Perkap No. 15 Tahun 2014. xvii Adapun Tujuan dari Analisis Beban Kerja adalah : 1. Sebagai pedoman bagi pegawai negeri pada Polri dalam menghitung beban kerja untuk meningkatkan kinerja, efektivitas dan efisiensi kerja baik pada jabatan maupun unit kerja. 2. Untuk mengetahui jumlah beban kerja, waktu kerja efektiv, personel yang dibutuhkan, efektivitas dan efisiensi kerja baik pada setiap jabatan maupun unit kerja di lingkungan Polri. 3. Terwujudnya jumlah personel ideal yang dibutuhkan dalam struktur organisasi dan meningkatnya kinerja personel di lingkungan Polri Perkap No. 15 Tahun 2014. Analisis Beban Kerja dilaksanakan dalam periode satu bulan dengan masa berlaku tidak terbatas, dilakukan dengan secara sistematis dengan mekanisme sebagai berikut : 1. Pengumpulan data, yaitu mengisi data sesuai dengan format Analisis Beban Kerja yang memuat uraian pekerjaan, jumlah beban kerja dan waktu yang diperlukan. 2. Pengelohan data, yaitu perhitungan jam kerja, perhitungan jumlah personel, perhitungan efektivitas dan efisiensi kerja. 3. Penelaahan hasil pengelohan data, yaitu untuk memperoleh hasil yang akurat dan objektif serta sesuai dengan kondisi sebenarnya. 4. Penetapan hasil Analisis Beban Kerja, yaitu guna sebagai bahan evaluasi dan pertimbangan Kapolri. Analisis Beban kerja dimanfaatkan untuk : xviii 1. Penataanpenyempurnaan struktur organisasi 2. Penilaian prestasi kerja jabatan dan prestasi kerja unit 3. Bahan penyempurnaan sistem dan prosedur kerja 4. Sarana peningkatan kenerja kelembagaan 5. Penyusunan standar beban kerja jabatan atau kelembagaan, penyusunan daftar susunan pegawai atau bahan penetapan eselonisasi jabatan struktural 6. Program mutasi pegawai dari unit yang berkelebihan ke unit yang kekurangan 7. Program promosi pegawai 8. Reward and punishment terhadap unit atau pejabat 9. Bahan penyempurnaan program Diklat 10. Bahan penetapan kebijakan bagi pimpinan dalam rangka peningkatan pendayagunaan sumber daya manusia Perkap No. 15 Tahun 2014. xix

BAB IV PENYAJIAN DATA