Pengertian Jurnalisme Media Cetak

Rubrik mutiara dakwah dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada para pembaca Majalah Ummi tentang fiqhudda’wah tentang hukum-hukum Islam dan muatan dakwah. Tulisan di rubrik ini juga dimaksudkan untuk menjadi bekal bagi para pembaca yang terlibat dalam aktifitas dakwah dan pembinaan umat.

2. Tema-tema dalam Rubrik Mutiara Dakwah

Tabel 4 No. Rubrik Mutiara Dakwah 1. Karakteristik Islam bagian 6 Integralitas Syumuliyyah Islam 2. Karakteristik Islam bagian 7 Fase-fase yang dialalui manusia 3. Karakteristik Islam bagian 8 Peran-peran manusia peran individu, peran anggota keluarga 4. Karakteristik Islam bagian 9 Peran-peran manusia peran anggota masyarakat, peran anggota alam semesta

C. Jurnalisme Media Cetak

1. Pengertian Jurnalisme Media Cetak

Secara etimologis kata ”jurnalistik” berasal dari bahasa Belanda, atau ”Jurnalism” dari bahasa Inggris, yang keduanya saduran dari bahasa Latin ”diurnal” yang berarti harian atau setiap hari. 7 Jurnalistik merujuk pada proses kegiatan, sedangkan pers berhubungan dengan media. Jurnalistik pers berarti proses kegiatan mencari, menggali, mengumpulkan, 7 Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru, Ciputat : Kalam Indonesia, 2005, cet-I , hal. 9. mengolah, memuat dan meyebarkan berita melalui media berkala pers surat kabar, majalah, tabloid kepada khalayak seluas-luasnya dan secepat-cepatnya. 8 Jurnalisme adalah sebuah profesi sekaligus seni, karena wartawan memiliki keterampilan khusus dan tunduk pada standar - standar yang umum. Tujuan pokok Jurnalis adalah menyediakan bagi masyarakat, informasi yang akurat dan dapat diandalkan. 9 Informasi yang disampaikan sangat bermanfaat bagi masyarakat akan pentingnya berita untuk menambah wawasan keilmuan. Terlebih lagi di zaman yang makin canggih sebagian besar khalayak membutuhkan informasi seperti makanan pokok sehari-hari. Oleh karena, sangat penting keberadaan berita dalam kehidupan manusia. Wartawan sebagai ujung tombak pemberitaan harus memiliki sifat dasar yaitu sikap yang mendasari dan memotivasi wartawan dalam bekerja. Wartawan sendiri berfungsi menyebarkan informasi kepada khalayak pembaca, penonton, pendengar. Informasi yang digali harus dari sumber yang akurat dan dapat dipercaya. Keakuratan akan suatu wacana sangat dibutuhkann agar tidak terjadi kesalahan dalam berkomunikasi. Oleh karenanya wartawan dituntut harus bersikap adil kepada semua pihak mana pun dengan tidak memanipulasi berita yang ada. Sikap dasar wartawan diantaranya : 10 a. Rasa ingin tahu curiosity yang tinggi terhadap informasi. Rasa ingin tahu menyebabkan wartawan peka terhadap sesuatu peristiwa, tidak mudah mengambil kesimpulan. Apalagi menyerah pada keadaan, wartawan harus mampu membuat berbagai pertanyaan agar semua tanda tanya suatu kasus terbongkar. 8 Drs. Haris Sumandiria, M.Si, Jurnalistik Indonesia menulis berita, dan feature panduan praktis jurnalistik professional , Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006, hal. 1 9 Deborah Potter, Buku Pegangan Jurnalisme Indepeden, Departemen Luar Negeri : httpUsinfo.state.gov, 2006, h.al 2-3. 10 Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru, hal. 33-38. b. Menggali informasi seluasnya. Sikap inilah yang menjadikan wartawan pintar dalam mencari informasi, wartawan harus banyak mempunyai ide kreatif dalam mengupas sesuatu kasus agar berita yang ditampilkan layak dan menarik. c. Kesabaran Wartawan harus sabar dalam menjalankan tugas, tugas yang cukup berat dengan berbagai aral seperti kendala mewawancarai narasumber, tempat peristiwa yang tidak memadai, terbatas sarana dan prasarana. Sikap sabar yang harus dijadikan tolak ukur wartawan dalam menjalankan tugas. d. Kerja keras Kerja keras sangat dibutuhkan, karena tugas wartawan tidak gampang. Segala resiko materi sarana, prasarana maupun inmateri kondisi fisik yang lelah dapat menyebabkan pekerjaan kacau. Oleh karenanya dibutuhkan kerja keras extra, guna mendapatkan informasi yang terpercaya. Sikap dasar wartawan yang baik akan menghasilkan etika dalam bekerja. Etika adalah kepatuhan pada hal-hal yang tidak dapat dipaksakan, dengan demikian tergantung wartawan sendiri bukan Pemerintahbadan lain untuk menetapkan standar bagi profesi tersebut. 11 Wartawan yang patuh berusaha akan menjalankan tugasnya dengan sebaik- baiknya guna menghasilkan pelaporan yang akurat dalam memperoleh kepuasan profesional. Akan tetap etika seperti barang langka yang acap kali disusun dengan susah payah, tetapi begitu jadi segera dilupakan. 12 Media adalah alat atau sarana yang digunakan dalam penyampaian pesan dari komunikator penyampai pesan kepada khalayak. Media massa adalah alat yang 11 Budi Prayitno penerjemah, Etika Jurnalisme : Debat Global, Jakarta : kerja sama Institut Studi Arus Informasi dan keduataan Besar AS, 2006, edisi bahasa Indonesia, hal. 2. 12 Ibid, hal. viii. digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak penerima dengan menggunakan alat-alat komunikasi, seperti surat kabar, majalah, film, radio, televisi . Media mempunyai beberapa karakteristik di antaranya : 13 a. Bersifat melembaga yaitu pengumpulan, pengolahan penyelesaian informasi. b. Bersifat satu arah yaitu komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. c. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak karena memiliki kecepatan. d. Memakai peralatan teknis atau mekanis seperti radio, televisi dan surat kabar. e. Bersifat terbuka artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan di mana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin, dan suku bangsa. Media cetak dipengaruhi dua faktor yaitu : 14 a. Verbal : Menekankan pada kemampuan memilih dan menyusun kata dalam rangkaian kalimat dan paragraf yang efektif dan komunikatif. b. Visual : Merunjuk pada kemampuan dalam menata, menempatkan, mendesain tata letak atau hal-hal yang menyangkut dalam segi perwajahan. Kondisi media cetak sendiri ditentukan oleh kondisi di mana ia hidup, yakni sistem politik, sistem kekuasaan, serta kultur kekuasaan. Tapi di sisi lain, sifat media yang selalu kenyal, tak mau stagnan dapat bertahan hidup meski banyak sandungan. Media mempuyai kebijakan sendiri dalam lingkungan rumah tangganya tanpa campur tangan pihak lain asalkan sesuai dengan aturan yang berlaku. Media cetak di Indonesia berkembang di segala sisinya : 15 13 Prof. Dr. H. Hafied Cangara, MSc, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta : PT. Grafindo Persada, 2006, h.al 119-122. 14 Budi Prayitno, Etika Jurnalisme, hal. 4. 15 Setiawan Santana K, Jurnalisme Kontemporer, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2005, a. Waktu periodik terbitnya setiap pagi dan petang, harian, mingguan, dsb b. Begitu pula tampilan majalah, mengejar kebutuhan masyarakat. Desain yang bagus dan menarik sebagai daya tarik bagi pembaca sebagai salah satu syarat dalam memilih majalah.

2. Macam-macam Jurnalisme Media Cetak