sejak manusia masih berbentuk janin. Bahkan sebelum itu, yakni sebelum terjadi pertemuan sperma nutfah
dengan ovum. Maksud
itulah arahan Rasulullah sejak ’perjuangan’ awal suami isteri untuk melahirkan keturunan”.
Kata ganti
Menggunakan kata ganti orang kedua dengan menggunakan kata “kita”, pada paragraf 3,6, 7, dst.
Leksikon
•
Paragraf 1 : memandang
•
Paragraf 3 : paripurna
•
Paragraf 4 : tolak ukur
•
Paragraf 7 : bersemayam
•
Paragraf 8 : keringanan
•
Paragraf 9 : sekelumit, buaian, mungil
•
Paragraf 12 : menyembelih
1. Segi Tema
Tema dalam tulisan ini adalah fase – fase yang dilalui manusia : janin, kanak-kanak, remajapemuda, tua.
2. Segi Skematik
Teks atau wacana umumnya mempunyai skema atau alur dari pendahualuan, isi, penutup, dan kesimpulan.
Judul artikel ini adalah fase – fase yang dilalui manusia. Ternyata untuk membentuk manusia paripurna itu, bimbingan dan perhatian Islam bukan
memulainya saat manusia beranjak dewasa, tetapi sejak berbentuk janin. Isi : Dalam rangka menjaga kesehatan janin, Islam juga memberikan
keringanan kepada para wanita hamil dalam ibadah shaum puasa. Rasulullah
SAW bersabda : ” Sesungguhnya Allah menggugurkan dari musafir setengah shalat dan
puasa dan memberi keringanan kepada wanita hamil dan menyusui untuk tidak berpuasa”. H.R At-Tarmidzi dan An-Nasai.
Kesimpulan : Meskipun perintah dan larangan dari Allah baru berlaku pada seseorang saat ia mencapai akil baligh akan tetapi penyiapannya dilakukan
sejak dini. Itu hanyalah beberapa contoh dari besarnya perhatian Islam terhadap manusia sejak awal diciptakan. Lalu ada juga sentuhan-sentuhan Islam yang
khusus untuk orang-orang berusia lanjut. Selebihnya adalah arahan Islam yang berlaku secara umum, baik orang muda maupun orang yang usia lanjut.
3. Segi Semantik
Latar artikel ini ternyata untuk membentuk manusia paripurna itu, bimbingan dan perhatian Islam bukan memulainya saat manusia beranjak
dewasa. Detil dalam berita ini adalah melainkan sudah diakukan jauh sebelum itu,
yakni sejak manusia masih berbentuk janin. Bahkan sebelum itu, yakni sebelum terjadi pertemuan sperma nutfah dengan ovum.
Sedangkan maksud dari artikel ini cukup jelas, pada kalimat itulah arahan Rasulullah sejak ’perjuangan’ awal suami isteri untuk melahirkan keturunan.
Bahkan jika boleh dirunut jauh ke belakang, sejak seorang laki-laki dan perempuan merencanakan pernikahan pun sudah mendapat bimbingan Islam
berupa tolak ukur yang dianjurkan dalam memilih pasangan hidup, dilanjutkan dengan bimbingan setelah seseorang memasuki rumah tangga, dan seterusnya”.
4. Segi Sintaksis