Keluarga Berencana Pengertian KB dan Sterilisasi

15

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KELUARGA BERENCANA

DAN STERILISASI

A. Pengertian KB dan Sterilisasi

Setiap kalimat yang telah dirumuskan dalam bentuk suatu istilah, ada baiknya dijelaskan lebih dahulu makna maksudnya secara definitif, agar terdapat kesatuan pengertian pada pihak-pihak yang bersangkutan dalam memahamkan persoalan sebaik-baiknya. Yang dimaksud dengan keluarga di sini ialah suatu kesatuan sosial yang diikat oleh tali perkawinan yang sah, atau dapat dikatakan kelompok orang yang ada hubungan darah atau perkawinan dan yang termasuk dalam kelompok tersebut adalah bapak, ibu, dan anak-anaknya. 1

1. Keluarga Berencana

Keluarga berencana adalah pasangan suami istri yang telah mempunyai perencanaan yang konkrit mengenai kapan anak-anaknya diharapkan lahir dan pasangan suami istri tersebut juga merencanakan beberapa anak yang dicita-citakan, 1 A. W. Widjaja, Manusia Indonesia, Individu, Keluarga dan Masyarakat, Jakarta: Akademika Pressindo, 1986, hal. 5. 16 yang sesuai dengan kemampuannya sendiri dan situasi kondisi masyarakat dan negaranya. 2 Jadi keluarga berencana dititikberatkan pada perencanaan, pengaturan, dan pertanggungan jawaban orang terhadap anggota-anggota keluarganya, berbeda dengan istilah birth control yang artinya pembatasanpenghapusan kelahiran. 3 Jika dilihat dari definisi keluarga berencana seperti tersebut di atas maka tidak ada alasan kita menolaknya. Hanya sekarang yang dipermasalahkan cara pelaksanaan keluarga berencana dimana dari sebagaian prakteknya ada cara-cara yang dilarang oleh agama Islam, misalnya vasektomi dan tubektomi. Keluarga berencana di Indonesia selain untuk kepentingan Nasional juga berkaitan erat dengan kepentingan pribadi dari suami isteri. Sebagai kepentingan Nasional sebab keluarga berencana oleh Pemerintah dimaksudkan untuk menekan laju pertambahan penduduk. Kalau keluarga berencana berhasil berarti Pemerintah akan lebih mudah menanggulangi masalah kependudukan yang semakin rumit, masalah sandang, pangan, perumahan, penanggulangan, kependudukan akan mudah diatasi jika program keluarga berencana berhasil dilaksanakan. Setelah kita mengetahui betapa pentingnya keluarga berencana, baik untuk kepentingan pribadi maupun demi kepentingan umum, dalam upaya mendukung program pemerintah, maka kita tidak perlu lagi menyaksikan atau ragu-ragu menjadi 2 Aminudin Yakub, Kb Dalam Polemik: Melacak Pesan Substantif Islam, Jakarta: Pusat Bahasa dan Budaya, UIN Syarif Hidayatullah, 2003, hal. 24. 3 Masjfuk Zuhdi, Islam dan Keluarag Berencana di Indonesia, Surabaya : PT Bina Ilmu, 1986, cet. V, hal. 40. 17 peserta keluarga berencana. Hanya saja untuk menjadi peserta keluarga berencana harus berpijak pada tiga dasar yaitu: a. Tidak hanya dengan cara yang bertentangan dengan ajaran agama Islam. b. Tidak menggangu dan merusak hubungan suami isteri. c. Mendapat izin dari suami atau dari isteri. Keputusan ikut dan tidaknya menjadi keluarga berencana ada sepenunya ditangani suami isteri, tetapi ada juga yang berdasarkan nasehat dokter. Menurut Nasaruddin Latif menjelaskan bahwa usaha-usaha keluarga berencana di Negara- negara Demokrasi dijalankan secara sukarela. 4 Mengenai keluarga berencana yang dijalankan oleh seseorang untuk membatasi jumlah anak dalam rumah tangganya, memang boleh dan tidak mengapa selama tidak bertentangan dengan aqidah Islam. Perinsip yang demikian ini, khusus sifatnya bukanlah menjadi ukuran bagi seluruh umat Islam. Jika mempergunakan suatu cara untuk mencegah kehamilan karena ini merupakan perbuatan khusus antara suami isteri yang bersifat darurat. 5 Keluarga berencana salah satu bentuk yang ditempuh untuk mengatasi masalah pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi, cara pengaturan kelahiran fertilitas dengan tujuan mencapai suatu kelurag ayah, ibu, dan anak yang sehat, baik fisik dan mental maupun sosial ekonomis. Dalam tujuan keluarga berencana 4 Nasaruddin Latif, KB Dipandang Dari sudut Hukum Islam, Jakarta : BKKBN, 1972, hal. 16. 5 Muhammad Alwi Al Maliki Al Hasani, Etika Dalam Rumah Tangga Islam, Surabaya : PT. Bungkur Indah, hal. 154. 18 tersebut terdapat kemaslahatan, yaitu kesejahteraan materiil dan s[iritual. Dalam pengertian ini, keluarga berencana adalah salah satu bentuk usaha menyiapkan generasi yang tanggung. Dengan demikian, selama cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan itu dapat dibenarkan ajaran Islam. Allah SWT berfirman :                Artinya : “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar ”. Q.S. An nisaa : 9. 6 Tujuan keluarga berencana itu dicapai dengan, misalnya menghindari kehamilan yang tidak atau belum diinginkan, mengatur jarak kehamilan, serta mengatur waktu kehamilan dan persalinan agar terjadi pada usia terbaik bagi ayah serta ibu. Meskipun tujuannya baik, tidak semua cara untuk mencapai tujuan itu diperkenankan oleh Islam. 7 Motivasi keluarga berencana dapat diberikan dengan berbagai cara, akan tetapi diharapkan caranya itu adalah yang mudah dan dapat diterima oleh rakyat banyak. Jika selama ini dari berbagai macam segi sudah mendukung, bagaimanapun agama diharapkan dapat memberikan motivasi kea rah sukesnya bangsa kita hidup 6 Al- Qur‟an dan Terjemahnya. 7 Departemen Pendidikan Nasional Pusat Perbukuan Proyek Buku Agama Pendidikan Dasar Pusat Tahun Anggaran 2001, Ensiklopedia Islam 3 KAL – NAH, Jakarta : PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 2005, hal. 27. 19 beragama, serta selalu mengaitkan seluruh permasalahan hidup mereka dengan aspek keagamaan. Pelaksanaan keluarga berencana, harus diarahkan pada pembinaan keluarga sebagai suatu alternatif untuk mencapai kesejahteraan keluarga. Alasan pelaksanaan keluarga berencana dalam hubungan ini adalah : a Kesehatan dan kemampuan ibu. b Kemampuan riil ekonomi orang tua atau rumah tangga. c Pendidikan anak-anak atau masa depan keluarga. 8 Keluarga berencana mempunyai kepentingan vital, bagi keluarga khususnya, dan bagi Negara umumnya. Dasar utama bagi suatu keluarga adalah kesadaran yang tumbuh atas kepentingan kesehatan, juga kesejahteraan. Sebagai salah satu upaya mengurangi lajunya pertambahan penduduk di Indonesia. Keluarga berencana mengandung pengertian usaha penjarakan kelahiran, atas dasar untuk mencapai kemaslahatan. Dengan demikian harus dapat ditingkatkan kesadaran di kalangan masyarakat secara meluas bahwa tujuan keluarga berencana adalah suatu langkah untuk memperkaya manusia, dan bukan menguranginya. Jelasnya tujuan program keluarga berencana adalah : 1. Memelihara kesehatan ibu dan anak, baik fisik maupun psychis dalam arti yang luas. 8 BKKBN, Keluarga Berencana Ditinjau Dari Segi Agama-agama Besar di Dunia, Jakarta : BKKBN, 1982, cet. IV, hal. 7. 20 2. Mengatur kehamilan dan kelahiran sesuai dengan kemampuan manusia yang terbatas. 3. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hakikat dan tanggung jawab keluarga. 9

2. Sterilisasi