59
Melakukan sterilisasi untuk mempertahankan jiwa dan menjaga keselamatan ibu dan anak diperbolehkan, karena hal itu merupakan kebutuhan pokok manusia, dan
dharurat sifatnya. Kaedah Ushul Fiqh menjelaskan :
ر ظح حي ر ض
“Keterpaksaan dapat memperbolehkan memperoleh hal yang dilarang”.
12
B. Fatwa MUI Tentang Sterilisasi Dalam Keluarga Berencana
1. Deskripsi Masalah Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia, pada 1979 telah menfatwakan bahwa
vasektomitubektomi hukumnya haram. Fatwa yang ditetapkan pada 13 Juni 1979 ini diputuskan setelah membahas kertas kerja yang disusun oleh KH. Rahmatullah
Siddiq, KHM. Syakir, dan KHM. Syafi‟I Hadzami, yang menegaskan bahwa; a.
Pemandulan dilarang oleh agama; b.
Vasektomitubektomi adalah salah satu bentuk pemandulan; c.
Di Indonesia belum dapat dibuktikan bahwa vasektomitubektomi dapat disambung kembali.
Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, kini vasektomi dapat dipulihkan kembali pada situasi semula. Menyambung spermatozoa vas deferen
dapat dilakukan oleh ahli urologi dengan menggunaan operasi menggunakan mikroskop. Namun, kemampaun untuk mempunyai anak kembali akan sangat
menurun tergantung lamanya tindakan vasektomi.
12
Abdul Wahab Khalaf, Kaedah-kaedah Hukum Islam, Jilid II, Bandung 1983, h. 143.
60
Vasektomi, yang dalam terminology BKKBN dikenal dengan istilah MOP Medis Operasi Pria merupakan salah satu metode kontrasepsi efektif yang masuk
dalam system Program BKKBN. Kelebihan alat kontrasepsi ini adalah memiliki efek samping sangat kecil, tingkat kegagalan sanagt kecil dan berjangka panjang.
Kalau dulu MOP dianggap permanent, bagaimana pandangan hokum islam terhadap vasektomitubektomi dengan ditemukannya “rekanalisasi” penyambungan ulang?.
2. Ketentuan Hukum
MUI mengeluarkan fatwa diharamkannya sterilisasi, bahwasanya sterilisasi vasektomitubektomi sebagai alat kontrasepsi KB sekarang ini dilakukan dengan
memotong salurang sperma. Hal itu berakibat terjadinya kemandulan tetap. Upaya rekanalisasi penyambungan kembali tidak menjamin pulihnya tingkat kesuburan
kembali yang bersangkutan. Oleh sebab itu, Ijtima Ulama Komisi Fatwa memutuskan praktek vasektomi hukumnya haram.
3. Dasar Penetapan
Adapun dasar penetapannya, MUI menggunakan nash-nash yang bersumber dari al-
Qur‟an dan hadist Nabi serta kaidah-kaidah ushuliyyah didalam menetapkan fatwa diharamkannya sterilisasi, diantaranya:
a. Firman Allah SWT dalam QS. Al-An‟am[6] : 151 :
61
Artinya :
“Katakanlah: Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas
kamu oleh
Tuhanmu Yaitu:
janganlah kamu
mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu
membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan
janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi,
dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah membunuhnya melainkan dengan sesuatu sebab yang
benar. demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahaminya. QS. Al-
An‟am[6] : 151.
b. Firman Allah SWT dalam QS. Al-Isra[17]: 31
Artinya :
“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka
dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar. QS. Al-Isra[17]: 31.
c. Firman Allah SWT dalam QS. Al-Syura[42]: 50
Artinya :
“Atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Dia
menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha mengetahui lagi Maha Kuasa. QS. Al-Syura[42]:
50.
d. Firman Allah SWT dalam QS. Al-An‟am[6]: 137:
62
Artinya : Dan Demikianlah pemimpin-pemimpin mereka telah
menjadikan kebanyakan dari orang-orang musyrik itu memandang baik membunuh anak-anak mereka untuk
membinasakan mereka dan untuk mengaburkan bagi mereka agama-Nya[509]. dan kalau Allah menghendaki, niscaya
mereka tidak mengerjakannya, Maka tinggallah mereka dan apa yang mereka ada-adakan. QS. Al-
An‟am[6]: 137.
e. Firman Allah SWT dalam QS. AL-Nisa‟[4]: 119:
Artinya : Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan
membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka memotong telinga-telinga binatang ternak,
lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka mengubah ciptaan Allah, lalu benar-benar mereka
merubahnya. Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, Maka Sesungguhnya ia menderita
kerugian yang nyata. QS. AL-
Nisa‟[4]: 119. f.
Hadis Nabi SAW
يغ ع :
ع ع أ ع
دأ ع س ي ع ه ى ص ه سؤ ى ع ض س ك
ي ع ي ر ر
401:2
Artinya :
“Dari Mughirah ra ia berkata: “Rasulullah SAW. Melarang mengubur anak perempuan hidup-hidup, durhaka pada
orang tua, menarik pemberian, berkata tanpa jelas sumbernya
63
hanya katanya-katanya,
banyak meminta,
dan menghamburkan-menghamburkan harta. HR. Al-
Darimi”.
g. Hadis Nabi SAW
د عس ب ع :
ش ج
ص ع ي س ي ع ه سر ع س
ه خ يغي ي ا حأ ر
Artinya :
“Dari Ibn Masud ra ia berkata: Saya mendengar rasulullah SAW. Melaknat perempuan yang memendekkan rambutnya,
membuat tato yang merubah ciptaan Allah”. HR. Ahmad.
h. Kaidah Ushuliyyah:
ئ س ع ي ء يش ع ي
Artinya :
“Larangan terhadap sesuatu juga merupakan larangan terhadapo sarana-
sarananya”. i.
Kaidah Ushuliyyah:
ع د ج ع ع ر ي ح
Artinya :
“Penetapan hukum tergantung ada-tidaknya „illat”.
j. Kaidah Ushuliyyah:
ئ ع حأ أ
أ يغ ب حأ يغ يا
Artinya :
“Tidak diingkari adanya perubahan hukum sebab adanya perubahan waktu, tempat, kondisi, dan kebiasaan”.
k. Penjelasan Prof. Dr Farid Anfasa Moeloek, Bagian Obteri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta dan penjelasan FUrqan Ia Faried dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN
64
pada Halqah
MUI tentang
Vasektomi dan
Tubektomi yang
diselenggarakan di Jakarta pada 22 Januari 2009.
C. Analisa Terhadap Fatwa MUI Tentang Sterilisasi Dalam Keluarga