Kondisi Tubuh Keselamatan Berkendara Safety Riding

31 g. Lulus ujian teori dan praktek 2.7.Standar Berkendara Sepeda Motor Setiap pengendara sepeda motor harus memiliki pengetahuan yang baik akan standar berkendara sepeda motor karena seorang pengemudi yang kurang memilki keterampilan dalam mengemudikan atau mengontrol arah serta tenaga dari suatu kendaraan sewaktu mengendarai kendaraan dapat berakhir dengan suatu kecelakaan lalu lintas Boediharto; 1987. Menurut Ditjen Perhubungan Darat Departemen Perhubungan Republik Indonesia tahun 2005, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang pengendara motor sebelum dan selama berkendara sepeda motor agar dapat berkendara secara aman.

2.7.1. Kondisi Tubuh

Berkendara sepeda motor lebih banyak tuntutannya daripada mengemudi mobil. Tiga faktor penting yang dapat menghambat berkendara dengan aman antara lain : 1. Alkohol Alkohol memainkan peran penting dalam kecelakaan yang menyebabkan cedera serius. Pengendara sepeda motor tidak boleh memiliki kandungan alkohol dalam darah mereka dari ambang batas pada saat mereka berkendara. Efek alkohol ini akan 32 bertahan lama di dalam tubuh. Alkohol dan berkendara merupakan kombinasi yang sangat fata. Beberapa hal yang harus disadari oleh pengendara motor antara lain : a. Alkohol mempengaruhi penilaian Pengendara akan mengalami kesulitan dalam menilai jarak aman, kecepatan kendaraan yang dikemudikan dan kecepatan kendaraan lain. b. Alkohol mempengaruhi keseimbangan pengendara Dalam jumlah atau kadar alkohol yang sedikitpun dan membuat pengendara sepeda motor sukit untuk menjaga keseimbangannya ketika berkendara. c. Alkohol memberi percaya diri semu Seorang pengendara sepeda motor yang mengkonsunsi alkohol tidak akan menyadari seberapa besasr alkohol mempengaruhi dirinya dalam berkendara dan seberapa besar risiko yang akan dihadapinya. d. Alkohol membuat pengendara sulit melakukan lebih dari satu hal pada saat yang sama. Pengendara sepeda motor harus berkonsentrasi ketika berkendara sepeda motor dan mengetahui posisi pengguna jalan lainnya. Jika seorang pengendara motor baru saja mengkonsumsi minuman beralkohol mungkin mampu untuk mengendarai sepeda motor tetapi tidak dapat memperhatikan hal penting lainnya seperti traffic light, mobil dari samping jalan atau pejalan kaki yang sedang menyeberang. e. Alkohol dapat membuat lelah Alkohol akan reaksi pengendara sepeda motor menjadi lambat dan dapat membuat celaka 33 2. Obat-obatan lain Obat-obatan dan narkoba akan membuat orang menjadi lemah,pusing atau mengantuk. Sebaiknya periksalah ke dokter atau farmasi jika obat yang dikonsumsi mempengaruhi kemampuan pengendara. Ganja merupakan jenis narkoba yang dapat mempengaruhi seseorang dalam berkendara, karena mempengaruhi perhatian seorang dan mengurangi kemampuan dalam memproses informasi yang diterima. 3. Kelelahan Mengendarai sepeda motor lebih membuat lebih membutuhkan stamina yang lebih baik dis banding mengendarai mobil. Kecelakaan akan mempengaruhi kemampuan seorang pengendara sepeda motor untuk dapat mengambil keputusan dengan cepatdan membuat pengendara tersebut sulit berkonsentrasi. Keseimbangan dan pandangan Menurut Gibson 1985 dalam Mujianto 2003 ada tiga variabel utama yang secara langsung mempengaruhi tingkah laku individu. Ketiga variabel utama tersebut adalah variabel individu, variabel psikologis dan variabel keorganisasian. Di bawah ini merupakan penjelasan dari masing-masing variabel 1. Variabel individu Variabel individu digolongkan atas kemampuan, keterampilan, latar belakang, dan demografis. Setiap golongan variabel membantu menerangkan perilaku dan prestasi individu. Kemampuan adalah sifat yang dibawa lahir atau dipelajari yang memungkinkan seseorang menyelesaikan pekerjaan. Keterampilan adalah kecakapan yang dihubungkan dengan tugas yang dimiliki dan dipergunakan oleh seseorang pada waktu tertentu. Kemampuan dan 34 keterampilan memainkan peranan utama dalam perilaku dan prestasi individu. Variabel kemampuan dan keterampilan ini dipengaruhi oleh mental dan fisik seseorang. Variabel latar belakang dipengaruhi oleh keadaan keluarga, tingkat sosial, dan pengalaman. Variabel demografis terdiri dari variabel umur, asal-usul, dan jenis kelamin. 2. Variabel Psikologis Variabel psikologi terdiri dari persepsi, sikap dan kepribadian. Persepsi adalah proses kognitif yang dipergunakan oleh seseorang untuk menafsirkan dan memahami dunia sekitar. Dengan kata lain, persepsi mencakup penerimaan stimulus yang telah diorganisasi dengan cara yang dapat mempengaruhi perilaku dan pembentukan sikap. Menurut Chaplin 2002 dalam kamus lengkap psikologi persepsi adalah proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera. Sedangkan Atkinson, dkk 1991 mengartikan persepsi sebagai penelitian bagaimana kita mengintegrasikan sensasi ke dalam percept objek dan bagaimana kita selanjutnya menggunakan percept itu untuk mengenali dunia. Sesuai dengan teori persepsi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pembentukan persepsi tersebut sangat dipengaruhi oleh pengamatan dan penginderaan terhadap proses berpikir yang dapat mewujudkan suatu kenyataan yang diinginkan oleh seseorang terhadap suatu obyek yang diamati. Dengan demikian persepsi merupakan proses transaksi penilaian terhadap suatu objek, situasi, peristiwa orang lain berdasarkan pengalaman masa lampau, sikap, harapan dan nilai yang ada pada diri individu. Persepsi bukan sekedar penginderaan, melainkan the interpretation of experience penafsiran dari pengalaman. 35 Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Wilson D. 2000 adalah: 1. Faktor Eksternal atau dari luar, yang terdiri dari: a. Concreteness, yaitu wujud atau gagasan yang abstrak yang sulit di persepsikan dibandingkan dengan yang objektif b. Novelty atau hal yang baru, biasanya lebih menarik untuk dipersepsikan dibandingkan dengan hal-hal yang lama c. Velocity atau percepatan, misalnya gerak yang cepat untuk menstimulasi munculnya persepsi lebih efektif dibandingkan dengan gerakan yang lambat d. Conditioned stimuli, adalah stimulus yang di kondisikan seperti bel pintu, deringan telepon dan lain lain 2. Faktor Internal, yang terdiri dari: a. Motivation, misalnya merasa lelah menstimulasi untuk berespon terhadap istirahat b. Interest, hal hal yang menarik lebih diperhatikan daripada yang tidak menarik c. Need, kebutuhan akan hal tertentu akan menjadi pusat perhatian d. Assumptions, juga mempengaruhi persepsi sesuai dengan pengalaman melihat, merasakan dan lain-lain Sikap attitude adalah kesiapan-kesiapan mental yang dipelajari dan diorganisasi melalui pengalaman dan mempunyai pengaruh tertentu atas cara tanggap seseorang terhadap orang lain, objek, dan situasi yang berhubungan dengannya. 36 Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Newcomb d alam Mar’at 1986 menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaaan motif tertentu. Definisi sikap yang dirumuskan oleh sebagian besar ahli senantiasa diartikan adanya kecenderungan, kesediaan yang dapat diramalkan tingkah laku apa yang dapat terjadi jika telah diketahui. Dengan sendirinya, tindakan yang diawali melalui proses yang cukup kompleks dan sebagai titik awal untuk menerima stimulus adalah melalui alat indera seperti penglihatan, pendengaran, alat raba, rasa, dan bau. Sedangkan menurut sebagian besar para pakar psikologi sosial, sikap terbentuk dari pengalaman, melalui proses belajar. Pandangan ini mempunyai dampak terapan, yaitu bahwa berdasarkan pandangan ini dapat disusun berbagai upaya penerapan, pendidikan, pelatihan, komunikasi, dan sebagainya untuk mengubah sikap seseorang. Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu Azwar, 1988: 1. Menerima receiving, dimana subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek 2. Merespon responding, yaitu memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan. 3. Menghargai valuing, yaitu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah 37 4. Bertanggung jawab responsible, dimana subjek bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko. Dalam bagian lain, Allport 1964 dalam Mar’at 1986 menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen pokok, yaitu : 1. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap suatu objek 2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek 3. Kecenderungan untuk bertindak tend to behave Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh total attitude. Kepribadian ialah pola perilaku dan proses mental yang unik yang mencirikan seseorang. Kepribadian banyak dipengaruhi oleh faktor kebudayaan dan sosial. Dengan kata lain kepribadian seseorang ialah seperangkat karakteristik yang relatif mantap, kecendrungan dan perangai yang sebagian besar dibentuk oleh faktor keturunan dan oleh faktor-faktor sosial, kebudayaan, dan lingkungan. Perangkat variabel ini menentukan persamaan dan perbedaan perilaku individu. 3. Variabel Organisasi Organisasi merupakan kesatuan yang memungkinkan masyarakat mencapai suatu tujuan yang tidak dapat dicapai individu perorangan. Variabel organisasi mencakup sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan. Keefektifan setiap organisasi sangat dipengaruhi oleh perilaku manusianya. Orang adalah sumber daya yang umum bagi semua organisasi. Perilaku aman seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal antara lain meliputi persepsi, sikap, keyakinan, perasaan, nilai seseorang. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi munculnya perilaku aman meliputi pelatihan, kepatuhan 38 terhadap peraturan, komunikasi, penghargaan dan pengakuan, dan pengawasan secara aktif Geller, 2001.

2.8. Kerangka Teori

Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Awam Terhadap Penderita HIV/AIDS di Kelurahan Petisah Tengah Tahun 2009

1 36 59

Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3M (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009

1 66 73

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PRAKTIK SAFETY RIDING

0 2 18

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PRAKTIK SAFETY RIDING (Studi Pada Mahasiswa Universitas Jember Angkatan 2009 dan 2010)

0 3 18

Perbedaan Perilaku Safety Riding (Keselamatan Berkendara) Berdasarkan Karakteristik Siswa SMA Negeri 1 Semarang Tahun 2013.

0 5 13

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SAFETY RIDING PADA MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT SEBAGAI Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Safety Riding Pada Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Sebagai Pengendara Sepeda Motor.

0 5 14

PENGARUH KAMPANYE KESELAMATAN BERKENDARA (SAFETY RIDING) TERHADAP SIKAP KEDISIPLINAN Pengaruh Kampanye Keselamatan Berkendara (Safety Roding) Terhadap Sikap Kedisiplinan dalam Berlalu Lintas.

0 1 17

Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung Tentang Keselamatan Lalu Lintas Tahun 2014.

0 0 19

Studi Mengenai Intensi Safety Riding Behavior Pada Mahasiswa Mengendara Motor Di Universitas Padjadjaran.

0 0 7

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KESELAMATAN BERKENDARA (SAFETY RIDING) PADA MAHASISWA (Studi pada Mahasiswa FMIPA UNNES Angkatan 2008-2015).

4 42 175