43
4.1. Desain Penelitian
Penelitian ini mengenai hubungan pengetahuan, sikap, persepsi dan keterampilan mengendara mahasiswa terhadap perilaku keselamatan berkendara safety riding di
Universitas Gunadarma Bekasi tahun 2009 dengan metode penelitian cross sectional. Penelitian cross sectional maksudnya adalah jenis penelitian non eksperimental dalam
rangka mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efeknya yang berupa penyakit atau status kesehatan tertentu, dengan model point time yang diobservasi
sekaligus pada saat yang sama Praktinya,2007
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini bertempat di Universitas Gunadarma Bekasi, yang berlokasi di Jalan K.H Noer Ali Kalimalang, Bekasi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli
tahun 2009, termasuk dalam pengumpulan data primer maupun sekunder, serta pengolahan dan penyajian data.
4.3. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Universitas Gunadarma Bekasi yang mengendarai sepeda motor. Sedangkan sampel penelitian ini adalah mahasiswa
Universitas Gunadarma Bekasi yang mengendarai sepeda motor dengan menggunakan sistematic random sampling.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan uji hipotesis beda dua proporsi dikarenakan penelitian pada proses yang berjalan dan dimana
jumlah populasi dan kerangka sampel belum tersedia.
44
n =
{
Z
1- α2
√
2P 1-P + Z
1- β
√
P
1
1-P
1
+ P
2
1-P
2
}
2 P
1
- P
2 2
Keterangan : n
= Jumlah sampel yang diteliti P
= Rata-rata proporsi pada populasi P
1
+P
2
2 = 30,18 Z
1- 2
= Derajat kepercayaan, CI 95 = 1,96 , α = 5 two tail
Z
1- β
= Kekuatan uji 80 = 0,84 P
1
= Proporsi pengendara sepeda motor berperilaku tidak aman dengan keterampilan mengemudi buruk = 44,8 Nurtanti, 2002
P
2
= Proporsi pengendara sepeda motor berperilaku tidak aman dengan keterampilan mengemudi baik = 15,56 Nurtanti, 2002
Berdasarkan rumus diatas, maka sampel yang dibutuhkan sebesar 39 orang. Kemudian sampel dikalikan dua sehingga menjadi 78 orang. Untuk menghindari terjadinya drop out atau
missing maka sampel ditambahkan 10, sehingga jumlah sampel menjadi 86 orang.
4.4. Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam kuesioner ini adalah kuesioner yang dibuat oleh peneliti yang digunakan sebelumnya. Oleh Nurtanti 2002 dalam penelitiannya yang berjudul
“Gambaran perilaku pengendara sepeda motor di jalan Arteri Margonda Depok terhadap kecelakaan lalu lintas tahun 2002”
Sistem pengumpulan data yang digunakan adalah dengan metode wawancara berupa kuesioner. Kuesioner ini meliputi pertanyaan yang mengukur keterampilan mahasiswa dalam
berkendara, meliputi pengalaman dalam berkendara, dan keadaan jasmani dan rohani pada
45
saat berkendara, variabel selanjutnya pengetahuan, sikap, persepsi juga perilaku. Pada tiap pertanyaan diberikan skoring. Proses skoring untuk masing- masing variabel dijelaskan
sebagai berikut: a.
Keterampilan Responden Pada variabel ini terdapat 8 pertanyaan, pertanyaan ini mengenai keterampilan
berkendara, diberikan skor 1 jika jawaban benar dan 0 jika jawaban salah. Skoring diberikan hanya pada pertanyaan no 1, 2, 3, 4, 6, dan 8. Sedangkan untuk pertanyaan no 5 dan 7 hanya
gambaran deskriptif saja. .
Hasil skor keterampilan mengemudi kemudian dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu sebagai berikut:
0. Buruk apabila nilainya nilai median
1. Baik apabila nilainya ≥ nilai median
b. Pengetahuan
Variabel pengetahuan diukur dengan 10 pertanyaan dengan bobot skor 0 jika jawaban salah dan skor 1 jika jawaban benar untuk masing-masing jawaban, dan jumlah
nilai kumulatif berada dalam rentang 0 sampai dengan 12. Hasil skor pengetahuan kemudian dikategorikan menjadi sebagai berikut:
0. Rendah apabila nilainya nilai median
1. Tinggi apabila nilainya ≥ nilai median
c. Sikap
Variabel sikap diukur dengan 10 pertanyaan , yang terdiri dari 6 pertanyaan positif dan 4 pertanyaan negatif. Pada aspek positif 1, 2, 3, 5, 9, 10 diberikan bobot nilai 4
untuk jawaban sangat setuju, 3 untuk jawaban setuju, 2 untuk jawaban tidak setuju, dan
46
1 untuk jawaban sangat tidak setuju, sedangkan penilaian untuk pernyataan pada aspek sikap negatif 4,6,7,8 diberikan bobot nilai 1 untuk jawaban sangat setuju, 2 untuk
jawaban setuju, 3 untuk jawaban tidak setuju, dan 4 untuk jawaban sangat tidak setuju. Dengan demikian, jumlah nilai kumulatif berada dalam rentang 10 sampai dengan 40.
Kemudian hasil skor sikap dikategorikan menjadi sebagai berikut: 0.
Negatif apabila nilainya nilai median 1.
Positif apabila nilainya ≥ nilai median Variabel sikap dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan skala likert.
Skala likert umumnya digunakan untuk mengukur tingkat kesepakatan seseorang terhadap himpunan pertanyaan berkaitan dengan konsep tertentu Agung, 1992.
Menurut beberapa ahli skala likert lebih sederhana dalam penggunaannya dan lebih mudah untuk pengembangannya Mar’at, 1986.
d. Persepsi
Variabel persepsi diukur dengan 5 pertanyaan dengan bobot skor yang diberikan sebesar 0 jika jawaban salah dan diberikan skor 1 jika jawaban benar untuk seluruh
pertanyaan sehingga jumlah nilai kumulatif berada dalam rentang 0 sampai dengan 5. Kemudian hasil persepsi dikategorikan menjadi sebagai berikut:
0. Negatif apabila nilainya nilai median
1. Positif apabila nilainya ≥ nilai median
e. Perilaku
Pada kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini, variabel perilaku diukur dengan 10 pertanyaan. Pada pertanyaan 1, 3, 4, 5, 7, 9, 10, diberikan skor penilaian 0
jika jawaban salah dan diberikan skor 1 jika jawaban benar, untuk pertanyaan 6
47
diberikan skor sebesar 0 jika jawaban salah dan diberikan skor 1 sampai 2 jika jawaban benar, untuk pertanyaan 8 diberikan skor 0 jika jawaban salah dan diberikan skor 1
sampai 3 jika jawaban benar, sedangkan pertanyaan nomor 2 merupakan gambaran deskriptif saja, sehingga tidak diberikan skor penilaian. Dengan demikian, jumlah nilai
kumulatif berada dalam rentang 0 sampai dengan 12. Setelah itu hasil skor perilaku dikategorikan menjadi sebagai berikut:
0. Tidak aman apabila nilainya nilai median
1. Aman apabila nilainya ≥ nilai median
Cut of point data menggunakan nilai median jika data berdistribusi tidak normal atau terdapat nilai ekstrim, dan sebaliknya menggunakan nilai mean jika distribusi data
bersifat normal. Untuk menentukan bentuk distribusi data tersebut digunakan test of normality
. Jika nilai sig.0,05 berarti data berdistribusi normal, sedangkan jika nilai sig.0,05 berarti data berdistribusi tidak normal.
4.5. Teknik Pengambilan Data