69
responden yang berperilaku aman, proporsi responden yang berpengetahuan tinggi lebih besar dari proporsi responden yang berpengetahuan rendah.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Nurwanti 2000 yang menyatakan bahwa pengetahuan berhubungan dengan perilaku mengemudi seseorang Pvalue = 0,000.
Menurutnya, dengan memiliki pengetahuan yang lebih luas, berarti seseorang akan lebih sanggup untuk memberikan suatu sambutan yang benar terhadap suatu situasi dalam
berbagai bentuk, situasi tersebut berbahaya atau tidak. Kebermaknaan ini disebabkan pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang overt behavior. Rogers 1974 dalam Notoadmodjo 1993 mengatakan bahwa dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa
perilaku yang disadari oleh pengetahuan akan lebih langgeng long lasting daripada perilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan.
6.4. Sikap
Sikap responden diukur dengan 10 pernyataan yang terdiri atas 7 pernyataan sikap positif dan 3 pernyataan sikap negatif. Pada 4 pernyataan sikap positif proporsi jawaban
responden lebih banyak yang positif, yaitu sangat setuju dan setuju dibandingkan proporsi jawaban responden yang negatif yaitu tidak setuju dan sangat tidak setuju. Sedangkan pada
pernyataan sikap negatif diketahui proporsi jawaban responden yang negatif yaitu tidak setuju dan sangat tidak setuju lebih banyak dibandingkan proporsi jawaban responden yang
positif, yaitu sangat setuju dan setuju. Dengan demikian, jawaban responden cenderung positif pada pernyataan sikap positif, dan cenderung negatif pada pernyataan sikap negatif.
70
Berdasarkan hasil analisis univariat diketahui bahwa distribusi sikap responden lebih banyak yang negatif daripada yang positif. Sebanyak 74,4 mahasiswa Universitas
Gunadarma Bekasi yang memiliki sikap negatif sedangkan 25,6 lainnya memiliki sikap positif.
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Newcomb dalam Mar’at 1986 menyatakan bahwa sikap merupakan
kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaaan motif tertentu. Definisi sikap yang dirumuskan oleh sebagian besar ahli senantiasa diartikan adanya
kecenderungan, kesediaan yang dapat diramalkan tingkah laku apa yang dapat terjadi jika telah diketahui.
Sikap merupakan salah satu faktor yang diduga mempengaruhi perilaku. Menurut Departemen Perhubungan 2008 dengan mengubah sikap seseorang maka dapat mengubah
perilakunya dalam berlalu lintas. Berdasarkan hasil analisis bivariat diketahui terdapat hubungan yang bermakna antara sikap mahasiswa Universitas Gunadarma Bekasi dengan
perilaku safety riding perolehan Pvalue = 0,002. Dengan demikian, semakin positif sikap responden maka semakin aman perilaku responden dalam berkendara sepeda motor
safety riding. Kecenderungan ini dapat dilihat pada tabel 5.13. yang menunjukkan bahwa pada
responden yang berperilaku tidak aman, proporsi responden yang bersikap negatif lebih besar dari proporsi responden yang bersikap positif, dan sebaliknya, pada responden yang
berperilaku aman, proporsi responden yang bersikap positif lebih besar dari proporsi responden yang bersikap negatif.
Hal ini sejalan dengan teori Lancaster 2002 yang mengatakan terdapat hubungan antara sikap dengan kecenderungan untuk celaka. Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh
71
hasil penelitian Nurwanti 2000 yang membuktikan bahwa sikap berpengaruh terhadap peilaku mengemudi seseorang perolehan Pvalue = 0,000.
6.5. Persepsi