Latar Belakang Hubungan pengetahuan, sikap, persepsi, dan keterampilan mengendara mahasiswa terhadap perilaku keselamatan mengendara (safety riding) di Universitas Gunadarma Bekasi tahun 2009

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Banyaknya kendaraan yang ada di jalan raya saat ini cukup berisiko untuk terjadinya kecelakaan. Organisasi Kesehatan Dunia WHO memperkirakan sekitar 1,2 juta orang meninggal dunia dan sekitar 50 juta orang mengalami luka berat dan ringan setiap tahunnya akibat kecelakaan lalulintas.WHO memperkirakan tahun 2020 kecelakaan jalan merupakan penyebab terbesar ketiga kematian di seluruh dunia setelah penyakit jantung dan depresi. Di Amerika, sejak mobil ditemukan sebanyak 3 juta orang meninggal akibat kecelakaan jalan, jauh lebih banyak dibandingkan kematian 650.000 orang Amerika akibat perang sejak perang revolusi sampai perang Iraq. Di kawasan Asia Tenggara, pada tahun 2001 diperkirakan sekitar 354.000 orang meninggal akibat kecelakaan di jalan dan diperkirakan sekitar 6,2 juta terpakasa dirawat di rumah sakit akibat kecelakaan jalan. Biaya akibat kecelakaan di jalan raya di negara – negara kawasan Asia Tenggara diperkirakan mencapai 15 milyar dolar Amerika Depkes, 2004. Penyebab kecelakaan lalu lintas di Indonesia yang paling besar adalah faktor manusia 89,50, dimana peran manusia sebagai pengemudi 82,39 dan sebagai pejalan kaki 7,11, faktor kendaraan 4,80 serta faktor jalan raya 5,05 dan lingkungan 0,65. Untuk sumber daya manusia, permasalahannya disebabkan oleh rendahnya disiplin berlalu lintas, rendahnya kesadaran akan keselamatan, dan belum memadainya kompetisi petugas bidang keselamatan Sitorus, 1992. 2 Berdasarkan data Polri terdapat 15.726 orang meninggal dunia diseluruh Indonesia akibat kecelakaan lalu lintas sepanjang tahun 2006 Polda Metro Jaya, 2008. Itu berarti sekitar 1.300 orang meninggal tiap bulannya, 45 orang tiap hari, dan 2 jam orang meninggal karena kecelakaan lalu lintas. Risiko mengemudikan kendaraan lebih tinggi daripada kontaminasi lingkungan akan radiasi, asbes, atau industri kimia Geller, 2001. Sedangkan di Jakarta angka kecelakaan dari 1 Januari sampai 20 April 2008 tercatat sebanyak 2.063 kasus, 236 orang meninggal dunia dan korban luka sebanyak 1.346 Polda Metro Jaya, 2 Kepala Seksi Pendidikan Masyarakat Lalu Lintas Polda Jawa Barat, Komisariat polisi Kompol Herman Yusuf, menyatakan penyebab utama dari kecelakaan lalu lintas itu adalah kesalahan manusia atau human error. Masih banyak pengguna kendaraan bermotor roda dua yang tidak berdisiplin dalam berlalu lintas Pemda Surabaya, 2007. Meningkatnya jumlah kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Indonesia seiring dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang beroperasi. Jumlah kendaraan bermotor sampai dengan tahun 2008 dimana sepeda motor merupakan jumlah yang paling banyak sebesar 38.013.043 unit, mobil sebanyak 8.424.412 unit, bus sebanyak 1.903.309 unit, dan truk sebanyak 4.840.680 unit Ditjen Prasarana, 2008. Data diatas adalah salah satu ciri dari suatu negara berkembang seperti Indonesia dimana jumlah kendaraan bermotor roda dua atau sepeda motor lebih banyak daripada jumlah kendaraan bermotor roda empat. Sepeda motor dapat menjadi ancaman terbesar terhadap kecelakaan yang terjadi di jalan dan menjadi penyumbang korban tertinggi. Setidaknya delapan dari sepuluh kecelakaan lalu lintas yang terjadi melibatkan sepeda motor. Kemudahan untuk 3 mendapatkan sepeda motor tidak dibarengi dengan kesadaran para pengguna sepeda motor untuk selalu berkendara dengan aman. Masih banyak pengendara sepeda motor di jalan yang membawa sepeda motornya dengan ugal-ugalan yang dapat membahayakan orang lain dan tentunya dirinya sendiri. Lebih dari 50 kecelakaan sepeda motor disebabkan oleh faktor pengendara selain oleh faktor pengendara lain dan lingkungan. Setiap kecelakaan sepeda motor yang terjadi bisa juga diakibatkan oleh tiga faktor yakni, kurangnya pengetahuan tentang peraturan dan perundangan, cara berkendara yang baik dan rambu-rambu lalu lintas Wikipedia, 2008. Di kota Bekasi, jumlah kendaraan yang beroperasi sampai bulan Oktober 2008 sebesar 127.391 unit yang terdiri atas sepeda motor sebesar 86.150 unit dan jumlah kendaraan beroda empat sebesar 41.241 unit. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa jumlah sepeda motor kota Bekasi dua kali lebih banyak dari jumlah kendaraan roda empat. Demikian pula dengan kejadian kecelakaan lalu lintas di kota Bekasi terhitung dari bulan Mei 2008 sampai dengan April 2008 terdapat 102 kejadian kecelakaan lalu lintas dengan 57 kejadian kecelakaan lalu lintas tersebut melibatkan sepeda motor atau sekitar 55,88 Lakapolres Bekasi, 2008. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Novianti 2001 penyebab kecelakaan yang paling banyak yaitu disebabkan oleh pengemudi. Penyebab kecelakaan yang paling banyak yaitu pengemudi yang tidak memperhatikan adanya penyebrang sebanyak 13 kasus 23,63, pengemudi tidak bisa menjaga jarak sebanyak 9 kasus 16,36 dan selebihnya terdistribusi merata antara mendahului kendaraan lainnya, pengemudi mengantuk, kehilangan kendali, kendaraan memutar arah, masukkeluar jalan raya, kerusakan kendaraan, pengemudi mengebut, ban slip ke bahu jalan, dan lain-lain sebanyak 2 sampai 6 kejadian 3,64-10,91. 4 Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Nurwanti 2000 di Jakarta disebutkan bahwa dari 96 responden yang diteliti, sebanyak 47,9 responden berperilaku mentaati peraturan lalu lintas dikategorikan baik, sedangkan 52,1 lainnya berperilaku tidak mentaati peraturan lalu lintas dikategorikan buruk. Sedangkan penelitian lain menyebutkan bahwa proporsi responden yang berperilaku baik dalam mengendarai sepeda motor adalah sebesar 67,9, sedangkan yang berperilaku buruk dalam mengendarai sepeda motor adalah sebesar 32,1 Nurtanti, 2002. Dalam penelitian Nurtanti 2002 di Jakarta juga disebutkan bahwa proporsi perilaku buruk pada pengendara sepeda motor yang berketerampilan mengemudi baik sebesar 15,56, sedangkan proporsi perilaku buruk pada pengendara sepeda motor yang berketerampilan mengemudi buruk adalah sebesar 44,8. Kemudian, WHO juga mengungkapkan fakta terbaru, yaitu penyebab utama kematian manusia berumur 10 –24 tahun diseluruh dunia adalah kecelakaan lalu lintas. Disebutkan jika setiap tahunnya, sebanyak 400.000 jiwa menjadi korban kecelakaan lalu lintas WHO, 2007. Berangkat dari tersebut, maka peneliti ingin melihat perilaku mengendarai sepeda motor pada mahasiswa berdasarkan usia termasuk dalam kategori WHO sebagai usia yang penyebab utama kematiannya akibat kecelakaan lalu lintas. Universitas Gunadarma Bekasi merupakan salah satu perguruan tinggi swasta yang berada di jalan K.H Noer Ali Kalimalang, Bekasi. Sebagai perguruan tinggi yang terletak di pinggir jalan raya maka para mahasiswa dengan mudah mencapai keberadaan kampusnya tersebut. Akan tetapi, seiring dengan kenaikan bahan bakar minyak sebagian siswa memilih alternatif untuk mengendarai kendaraan pribadi, dalam hal ini adalah sepeda motor sebagai alat transportasi walaupun lokasi kampus mudah dijangkau. Hal ini dilakukan agar menghemat biaya dan mempercepat mahasiswa untuk sampai ke kampus. 5 Meskipun demikian, jalan sepanjang K.H Noer Ali Kalimalang tersebut sangat rawan untuk terjadi kecelakaan, hal ini disebabkan karena struktur jalan yang berlubang, serta padatnya lalu lintas disana. Berdasarkan informasi yang diberikan oleh petugas satuan pengamanan Universitas Gunadarma Bekasi dapat diketahui bahwa sering terjadi kecelakaan pada mahasiswa tidak jauh dari kampusnya tersebut. Berdasarkan data dari Polres Bekasi pada setahun terakhir terdapat 30 kasus kecelakaan yang melibatkan sepeda motor dan mengakibatkan luka berat, lika ringan, bahkan kematian. Saat ini belum diketahui bagaimana perilaku mengenai keselamatan berkendara pada mahasiswa Universitas Gunadarma Bekasi. Padahal penerapan perilaku safety riding amat penting guna mengurangi angka kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada usia produktif. Selain itu, berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan dengan cara observasi dan wawancara diperoleh masih terdapat mahasiswa yang belum mengetahui maksud dan pengertian dari safety riding dan belum berperilaku aman, diantaranya tidak mengenakan perlengkapan pelindung ketika mengendarai sepeda motor, seperti helm dan sarung tangan, masih mengenakan sandal saat datang ke kampus dan mengikuti kegiatan di luar jam kuliah, bahkan belum mempunyai SIM Surat Izin Mengemudi dan tidak membawa STNK Surat Tanda Nomor Kendaraan saat perjalanan. Hal ini memperkuat alasan untuk menerapkan perilaku safety riding agar dapat mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk menganalisis hubungan pengetahuan, sikap, persepsi dan keterampilan mengendara mahasiswa terhadap perilaku keselamatan berkendara safety riding di Universitas Gunadarma Bekasi tahun 2009 sebagai salah satu upaya dalam meminimalisasi kejadian kecelakaan lalu lintas akibat kesalahan manusia. 6

1.2. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Awam Terhadap Penderita HIV/AIDS di Kelurahan Petisah Tengah Tahun 2009

1 36 59

Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3M (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009

1 66 73

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PRAKTIK SAFETY RIDING

0 2 18

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PRAKTIK SAFETY RIDING (Studi Pada Mahasiswa Universitas Jember Angkatan 2009 dan 2010)

0 3 18

Perbedaan Perilaku Safety Riding (Keselamatan Berkendara) Berdasarkan Karakteristik Siswa SMA Negeri 1 Semarang Tahun 2013.

0 5 13

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SAFETY RIDING PADA MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT SEBAGAI Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Safety Riding Pada Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Sebagai Pengendara Sepeda Motor.

0 5 14

PENGARUH KAMPANYE KESELAMATAN BERKENDARA (SAFETY RIDING) TERHADAP SIKAP KEDISIPLINAN Pengaruh Kampanye Keselamatan Berkendara (Safety Roding) Terhadap Sikap Kedisiplinan dalam Berlalu Lintas.

0 1 17

Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung Tentang Keselamatan Lalu Lintas Tahun 2014.

0 0 19

Studi Mengenai Intensi Safety Riding Behavior Pada Mahasiswa Mengendara Motor Di Universitas Padjadjaran.

0 0 7

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KESELAMATAN BERKENDARA (SAFETY RIDING) PADA MAHASISWA (Studi pada Mahasiswa FMIPA UNNES Angkatan 2008-2015).

4 42 175