Kemudahan Bergerak Mobilitas Kesulitan dalam Penginstalasian Jaringan Kabel pada Area-area Tertentu Antena Omnidirectional dipole

2.1 Wireless LAN Wireless LAN yang dengan nama lain adalah jaringan nirkabel merupakan sebuah LAN dimana transmisi data pengiriman maupun penerimaan data dilakukan melalui teknologi frekuensi radio lewat udara, menyediakan sebagian besar keunggulan dan keuntungan dari teknologi lama LAN namun tidak dibatasi media kabel atau kawat. Gunawan arief hamdani, Putra andi, 2004 : 5

2.1.1 Keuntungan Wireless LAN

Muncul dan berkembangnya sistem jaringan nirkabel dipicu oleh kebutuhan akan biaya pengeluaran yang lebih rendah menyangkut infrastruktur jaringan dan untuk mendukung aplikasi jaringan bergerak dalam efisiensi proses, akurasi dan biaya pengeluaran yang rendah dalam hitungan bisnis. Beberapa diantaranya adalah:

a. Kemudahan Bergerak Mobilitas

Kemudahan bergerak memungkinkan pengguna untuk berpindah-pindah secara fisik ketika menggunakan aplikasi seperti PDApersonal digital assistance dan semacam-nya Ada begitu banyak pekerjaan yang membutuhkan pekerja untuk bisa bergerak dengan bebas secara fisik, seperti petugas PAM, PLN, polisi, UGD spe-sialis, dan lain-lain. Namun walaupun demikian, teknologi jaringan kabel juga masih diperlukan untuk penambatan antara workstation tempat si pekerja dengan server utama, untuk menjaga tempat mana saja yang dapat 6 diakses si pekerja ketika ia berpindah ke workstation lain.

b. Kesulitan dalam Penginstalasian Jaringan Kabel pada Area-area Tertentu

Implementasi dari jaringan nirkabel memberikan banyak keuntungan yang nyata dalam penghematan biaya, ketika menghadapi keadaan dimana instalasi kabel sulit dilakukan. Bila Anda ingin menyambungkan 2 jaringan dalam masing-masing gedung dimana gedung tersebut dipisahkan oleh jalan, sungai atau rintangan lain dimana sulit dijangkau dengan sistem kabel, maka solusi yang terbaik adalah jaringan nirkabel. Solusi jaringan nirkabel dapat jauh lebih ekonomis daripada instalasi ka- bel atau menyewa peralatan komunikasi yang berupa kabel seperti layanan Informatika atau 56 Kbps lines. Beberapa perusahaan bahkan menghabiskan ribuan bahkan jutaan dolar untuk pemasangan sambungan fisik antar dua fasilitas atau gedung yang saling berdekatan.

c. Penghematan Biaya Jangka Panjang

Perkembangan organisasi menyebabkan perpindahan orang, lantai pada kantor yang baru, pembagian kantor dan renovasi yang lain. Perubahan Ini biasanya membutuhkan pengaturan sistem jaringan yang baru. Melibatkan baik pekerja maupun biaya secara materi. Dalam beberapa kasus, biaya pengaturan sistem kabel yang baru sangat besar, khususnya pada perusahaan dimana jaringannya sangat besar. Maka dalam keadaan ini, sekali lagi, keuntungan sistem nirkabel menjawab masa-lah biaya. Sistem nirkabel bahkan tidak membutuhkan banyak instalasi kabel, Anda dapat 7 memindahkan sambungan jaringan dengan hanya semudah memindahkan PC para pekerja. Gunawan arief hamdani, Putra andi, 2004 : 5 2.1.2 Standar wireless LAN Pada dasarnya WLAN memiliki dua konfigurasi, pertama ad hoc yaitu penggunaan WLAN pada suatu tempat bersifat sementara dan dibangun tanpa infrastruktur, contohnya dikelas, ruang rapat, ruang seminar, dll. Kedua konfigurasi infrastruktur yaitu penggunaan WLAN pada suatu tempat bersifat permanen dan memiliki infrastruktur, contohnya di kantor, pabrik dll. Untuk membangun WLAN diperlukan banyak elemen yang termasuk ke dalam perangkat keras, perangkat lunak, standarisasi dan pengukuran dan analisis kelayakan misalnya untuk menentukan posisi antena base stationBS. Dengan adanya berbagai merek perangkat keras dan lunak, maka diperlukan suatu standar, di mana perangkat perangkat yang berbeda merek dapat difungsikan pada perangkat merek lain. Standar-standar WLAN adalah IEEE 802.11, WINForum dan High Performance Radio Local Area Network HIPERLAN. Wireless Information Network Forum WINForum dilahirkan oleh Apple Computer dan bertujuan untuk mencapai pita Personal Communication Service PCS yang tidak terlisensi untuk aplikasi data dan suara dan mengembangkan spektrum yang menawarkan peraturan-peraturan yang sangat minim dan akses yang adil. HIPERLAN dilahirkan oleh European Telekommunications Standards Institute ETSI yang memfokuskan diri pada pita 5.12-5.30 GHz dan 17.1-17.3 GHz. IEEE 802.11 dilahirkan oleh Institute Electrical and Electronics Engineer IEEE dan berfokus pada pita ISM dan memanfaatkan teknik spread spectrum SS yaitu Direct Sequence DS dan Frequency Hopping FH, standar ini adalah 8 yang paling banyak dipakai. http:the-exploration.netindex.phpsejarah- wireless-lan-wifi

2.1.2.1 IEEE 802.11

Standar 802.11 adalah standar pertama yang menjelaskan tentang peng operasian wireless LAN. Standar ini mengandung semua teknologi tranmisi yang tersedia termasuk Direct Sequence Spread Spectrum DSSS, Frequency Hoping Spread Spectrum FHSS, dan infra merah. Standar IEEE 802.11 mendeskripsikan system DSSS yang beroperasi hanya pada 1 Mbps dan 2 Mbps. Jika suatu system DSSS beroperasi pada rate data lain sebaik seperti pada 1 Mbps, 2 Mbps dan 11 Mbps maka itu masih termasuk standar 802.11. Tapi bilamana suatu sistem bekerja pada suatu rate data di luar atau selain 1 atau 2 Mbps, dan walaupun sistemnya kompatibe untuk bekerja pada 1 2 Mbps, sistem ini tidak bekerja pada mode 802.11 dan tidak bisa berkomunikasi dengan perangkat system 802.11 yang lain. Gunawan arief hamdani, Putra andi, 2004 : 125

2.1.2.2 IEEE 802.11a

Standar IEEE 802.1la adalah standar dimana wireless LAN bekerja pada frekuensi 5 GHz UNII. Karena berada pada UNII bands, standar ini tidak kompatibel dengan standar 802.11 yang lain. Alasannya adalah karena 9 sistem yang bekerja pada 5 GHz tidak akan dapat berkomunikasi dengan sistem yang bekerja di frekuensi 2.4 GHz. Dengan menggunakan UNII band, laju data bisa mencapai 6, 9, 12, 18, 24, 36, 48, dan 54 Mbps. Beberapa bisa mencapai 108 Mbps dengan menggunakan teknologi proprietary, seperti penggandaan laju. Laju tertinggi yang bisa dicapai dengan menerapkan teknologi terbaru tidak dideskripsikan oleh standar ini. Standar 802.1 la menetapkan agar wireless LAN dapat kompatibel dengan laju data 6,12, dan 24 Mbps. Sedangkan maksimum laju data adalah 54 Mbps. Gunawan arief hamdani, Putra andi, 2004 : 125

2.1.2.3 IEEE 802.11b

IEEE 802.lib, menetapkan DSSS yang bekerja pada frekuensi 1, 2, 5.5 dan 11 Mbps. 802.l i b samasekali tidak mendeskripsikan FHSS, sedangkan pe- rangkatnya sama dengan 802.11. Sehingga akan kompatibel dan dibutuhkan biaya yang rendah untuk meng-upgrade. Karena biaya yang rendah, dan laju data yang tinggi, membuat 802.lib sangat populer. Laju data yang tinggi dikarenakan penggunaan teknik pengkodean yang berbeda. Walaupun masih merupakan direct sequence, pengkodean chips CCK dibanding Barker Code dan teknik modulasi yang digunakan QPSK pada frekuensi 2, 5.5, 11 Mbps dan BPSK pada frekuensi 1 Mbps meng-hasilkan jumlah data yang ditransfer lebih banyak dalam satu time frame. 802.1 Ib hanya bekerja pada 2,4 GHz ISM band, antara 2.4000 dan 2.4835 GHz. Gunawan arief hamdani, Putra andi, 2004 : 125 10

2.1.2.4 IEEE 802.11g

Standar 802.llg menghasilkan kecepatan maksimum yang sama dengan 802.1l a, dan kompatibel dengan 802.11 b. Kekompatibelan ini akan membuat proses upgrading wireless LAN lebih mudah dan lebih murah. IEEE 802.1 Ig bekerja pada frekuensi 2.4 GHz ISM. Untuk mencapai laju data yang sama dengan pada standar 802.11 a, teknik modulasi yang digunakan pada standar 802.llg adalah Orthogonal Frequency Division Multiplexing OFDM. Dan bisa secara otomatis di- switch ke modulasi QPSK untuk berkomunikasi dengan standar 802.l i b yang lebih lambat dan standar 802.11 yang kompatibel. Gunawan arief hamdani, Putra andi, 2004 : 125

2.1.2.5 IEEE 802.11n

Secara spesifikasi, memang terlihat perbedaan yang cukup mencolok untuk kinerjanya. Terutama untuk transfer rate yang dimungkinkan oleh masing-masing standar tersebut. 802.11n juga memasukan standardisasi 802.11e untuk QoS dan power saving, ini memungkinkannya bekerja lebih baik. efisien dengan data rate yang lebih baik. Dan memang salah satu fitur utama pengembangan 802.11n adalah high throughput HT, dengan raw bit-rate hingga maksimal 600 Mbps. Dibandingkan dengan 802.11g yang hanya memiliki raw bit rate 54 Mbps. Subcarrier yang digunakan pada 802.11g hanya terdiri dari 48 OFD data subcarrier. Sedangkan, 802.11n menggunakan 52 subcarrier. Forward Error Correction FEC 11 yang digunakan pada 802.11g mencapai rasio 3:4. Pada 802.11n FEC ini ditingkatkan dengan rasio 5:6. Guard interval pada transmisi 802.11g sama seperti 802.11a pada kisaran 800ns. Sedangkan, pada 802.11n dipersingkat menjadi 400ns. http:www.pcmedia.co.id detail.asp?Id=1966Cid=18Eid=52

2.1.3 Komponen Jaringan Wireless LAN

Untuk membangun jaringan wirelesss LAN diperlukan beberapa kompo- nen yang sangat penting dan merupakan kebutuhan utama. Komponen jaringan wireless LAN yang dimaksud antara lain adalah :

2.1.3.1 Access Point

Administrator Wireless LAN dapat mengkonfigurasi dan mengelola device. Sesuai namanya, access point bertindak sebagai penghubung agar client dapat bergabung ke dalam sebuah system jaringan. Access point dapat menghubungkan client-client wireless dengan jaringan kabel dan access point lainnya. Dalam implementasinya, kita dapat membentuk access point ke dalam 3 mode, yakni :

1. Mode root

Mode di gunakan ketika access point di hubungkan ke jaringan kabel. Kebanyakan access point yang mendukung mode root menjadikannya mode default. Selain dengan client wireless, access point bermode root dapat pula berkomunikasi dengan access point bermode 12 root lainnya. Kemudian, access point dapat saling berkoordinasi dalam melakukan fungsi roaming. Dengan demikian, wireless client masih dapat berkomunikasi melalui cell berbeda. Gambar 2.1 Mode Root Arifin, Zainal, 2007 : 15

2. Mode Repeater

Di dalam mode repeater, access point mempunyai kemampuan menyediakan sebuah jalur upstream wirelesske jaringan kabel seperti gambar berikut. Penggunaan access point dengan mode repeater tidak disarankan. Mode demikian hanya digunakan jika benar-benar di perlukan karena antar-cell harus saling membnetuk irisan minimum 50. Akibatnya, komfigurasi demikian mengurangi jangkauan access point terhadap client wireless. 13 Gambar 2.2 Mode Repeater Arifin, Zainal, 2007 : 15

3. Mode Bridge

Pada mode bridge, access point bertindak seperti bridge wireless. Device bridge wireless berfungsi menghubungkan dua atau beberapa jaringan kabel secara wireless. Arifin, Zainal, 2007 : 11 Gambar 2.3 Mode Bridge Arifin, Zainal, 2007 : 15

2.1.3.2 Wireless Network Interface Card adapter WNIC

14 Pada umumnya setiap stasiun wireless laptop keluaran terbaru dilengkapi built-in dengan Wireless Network Interface Card adapter WNIC. Namun ada jenis WNIC lain yang dapat digunakan pada laptop atau PC dalam bentuk eksternal yaitu PCMCIA, USB dan PCI wireless adapter . Dalam sebuah WNIC tersebut terdapat radio dengan frekuensi 2,4 sampai 5GHz dan juga dilengkapi dengan antena untuk buatan vendor tertentu. Gambar 2.4 Wireless Network Interface Card adapter WNIC

2.1.3.3 Wireless Bridge

Sebuah wireless bridge menyediakan konektifitas antara dua jaringan kabel dam digunakan dalam bentuk konfigurasi point to point atau point to multipoint. Sebuah wireless bridge merupakan device half duplex yang memiliki kemampuan konektifitas layer 2. Dalam impelementasinya, sebuah bridge dapat membentuk mode berikut : 1. Mode Root Sebuah root bridge hanya dapat berkomunikasi dengan non-root bridge dan device-device client lainnya serta tidak dapat berasosiasi dengan root bridge lainnya. 15 2. Mode Non-Root Pada wireless bridge dalam mode non-root, bridge terpasang secara wireless ke wireless bridge yang menerapkan mode root. 3. Mode Access Point Dengan menggunakan mode demikian, sebuah bridge bertindak sebagai access point. 4. Mode Repeater Di dalam konfigurasi repeater, sebuah bridge akan ditempatkan diantara dua bridge lainnya dengan tujuan memperpanjang jangkauan wireless bridge. Arifin, Zainal, 2007 : 14

2.1.3.4 Antena

Perangkat yang dibutuhkan oteh device wireless salah satunya adalah Antena RF. Antena RF merupakan sebuah device yang digunakan untuk mengkonversi sinyat frekuensi tinggi di jalur pengirim agar dapat memancarkan gelombang ke udara. Ada 3 kategori antena RF, di antaranya: a. Omnidirectional b. Semidirectional c. Highly directional Masing-masing kategori memiliki beberapa jenis antena dengan karakteristik yang berbeda-beda.

a. Antena Omnidirectional dipole

Omnidirectional memancarkan energinya ke semua arah. 16 Kebanyakan antenna yang digunakan wireless LAN menggunakan jenis ini. Gambar 2.5 Dipole Doughnut Gambar disadur dan Certified Wireless Network Administrator Study Guide Administrator Study Guide Antena omnidirectional digunakan ketika jangkauan ke segala juaisan di sekitar poros antena horizontal diperlukan. Antena omnidirectional paling erektif jika cakupan area di sekitar titik pusat diperlukan. Antena omnidirectional biasa digunakan pada -hubungan point to multipoint dengan menggunakan topologi star. b. Antena Semidirectional Antena semidirectional memiliki beberapa bentuk yang berbeda. Beberapa jenis antena semidirectional yang digunakan pada Wireless LAN antara lain jenis antena Patch, Panel, dan Yagi. Semua jenis pada umumnya flat dan dirancang untuk dipasangkan pada dinding. Masing- masing memiliki karateristik tersendiri. Antena mengarahkan energi dari pemancar secara lebih kuat ke a rah tertentu. 17 Gambar 2.6 Antena-antena semidiiectional Arifin zainal, 2007 : 79 Antena semi directional lebih cocok digunakan untuk jarak pendek dan menengah. Oenis koneksi point to point biasa menggunakan jenis antena demikian. Contohnya adalah antena yang digunakan untuk menghubungkan jaringan dua gedung yang terpisah dengan jalan raya.

c. Antena Highly Directional