Afriando Siregar : Pengaruh Konsentrasi Benzoil Peroksida Pada Degradasi Thermal Polipropilena, 2009.
polimer berbobot molekul tinggi yang sangat encer mencapai 10-20 kali lebih besar dari viskositas pelarutnya.Wirjosentono,B,1995
2.6.1 Viskositas Intrinsik
Viskositas larutan polimer dapat memberikan informasi tentang volume, bentuk, kelenturan molekul, berat molekul, maupun tentang interaksi antara polimer dan
molekul-molekul pelarut.gordon,1959. Interpretasi sifat dasar viskositas larutan
polimer encer didasarkan pada analisa sifat-sifat dasar hidrodinamiknya yaitu sifat- sifat yang berhubungan dengan gerakan molekul-molekul dalam larutan. Gerakan
transilasi relatif makromolekul dalam larutan. Gerakan transilasi relatif makromolekul terhadap molekul-molekul pelarut mungkin acak Gerak Brown, terarah difusi atau
gerakan pada medan sentrifugal pengendapan.
Pada aliran laminar dengan kecepatan gradien tertentu sebagian makromolekul bergerak dengan kecepatan yang berbeda, tergantung apakah makromolekul berada
pada zona aliran cepat atau pada aliran yang lambat. Akibatnya, makromolekul mengalami aksi gaya kopel yang membuatnya berotasi dalam aliran. Gerakan translasi
dan rotasi makromolekul menyebabkan gesekan antara bagian-bagian makromolekul dan molekul-molekul pelarut yang mengakibatkan viskositas larutan lebih tinggi dari
viskositas pelarut murni. Pertambahan viskositas karena rotasi makromolekul ditetapkan sebagai viskositas instrinsik.Tager,A, 1972
Eksperimen menunjukkan hubungan antara berat molekul dengan viskositas
intrinsik adalah Govaerts,1947 dan Quackenbos, 1980
[ ]= k M
a
1
Dimana : = viskositas intrinsik
K, a = tetapan
[ ]= k M
a
Afriando Siregar : Pengaruh Konsentrasi Benzoil Peroksida Pada Degradasi Thermal Polipropilena, 2009.
Persamaan diatas disebut persamaan Mark-Kuhn-Houwink
Viskositas larutan polimer encer dapat di ukur dengan viskometer Ostwald- Fenske. Pada prinsipnya pengukuran koefisien viskositas adalah berdasarkan
persamaan Poiseuille Tager,A, 1972
= t
2
dimana : P
= Perbedaan tekanan pada ujung kapiler t
= Waktu alir cairan R
= Jari-jari kapiler L
= Panjang kapiler V
= Volume cairan yang di ukur = Koefisien viskositas
Bila cairan mengalir karena gaya gravitasi, maka :
P = ghd 3
Dimana : g
= gaya gravitasi h
= perbedaan tinggi cairan d
= densiti cairan
Substitusi persamaan 3 ke persamaan 2 diperoleh,
= t
Pengukuran viskositas biasanya dilakukan pada viskometer yang sama sehingga V, L dan R tetap :
= Kdt 4
= t
P = ghd
= t
= Kdt
Afriando Siregar : Pengaruh Konsentrasi Benzoil Peroksida Pada Degradasi Thermal Polipropilena, 2009.
K = Tetapan Viskometer
Dalam larutan polimer encer dipakai istilah viskositas relatif, yaitu perbandingan viskositas larutan dengan viskositas pelarut.
5
Untuk menentukan viskositas relatif, waktu alir larutan dan pelarut diukur pada alat yang sama dan mengambil harga densiti pelarut sama dengan larutan.
r
= tt
o
6
Viskositas spesifik,
sp
, adalah pertambahan viskositas larutan dibagi dengan
viskositas pelarut murni.
sp =
µ
r
– 1 7
Viskositas tereduksi,
red
, adalah perbandingan viskositas spesifik dengan konsentrasi
red
=
sp
C 8
Variasi viskositas tereduksi dengan konsentrasi adalah merupakan garis lurus yang dituliskan dengan persamaan,
sp
C = a
1
+ a
2
C 9
dimana : a
1
= intersep a
2
= kemiringan dengan jelas,
a
1
= lim
sp
C
c 0
Besaran ini disebut dengan viskositas intrinsik,
r
= tt
o
sp =
µ
r
– 1
red
=
sp
C
sp
C = a
1
+ a
2
C
Afriando Siregar : Pengaruh Konsentrasi Benzoil Peroksida Pada Degradasi Thermal Polipropilena, 2009.
[ ] = lim
sp
C
C
10
Substitusi persamaan 11 kedalam persamaan 10 diperoleh,
sp
C = [ ] + a
2
C 11
atau dapat ditulis
sp
C = [ ] + k’[ ]
2
C 12
Dengan ekstrapolasi dapat ditentukan harga viskositas intrinsik.
2.7 Uji Cara Thermal