Jojor Anita Oktariana Sitorus : Peranan Komunikasi Bagi Sales Person
Di Soechi International Hotel Medan, 2009. USU Repository © 2009
Pengumpulan data-data dari sumber seperti buku-buku, diktat, dan bacaan lainya yang dapat mendukung pembahasan permasalahan yang diangkat. Diharapkan hasil kerja
yang mendekati sasaran dapat menjadi manfaat di kemudian hari bagi penulis khususnya dan masyarakat umum.
1.5. SISTEMATIKA PENULISAN
Penulis menyusun Karya Tulis Akhir ini berdasarkan sistematika sebagai berikut :
BAB I : Dalam bab ini penulis menguraikan mengenai alasan pemilihan judul,
ruang lingkup permasalahan, tujuan penelitian, metode penelitian dan sistematika penelitian.
BAB II
: Dalam bab ini diuraikan mengenai pengertian sales marketing department, pengertian sales person, tugas-tugas seorang sales person dan pengertian
komunikasi.
BAB III
: Menguraikan mengenai sejarah singkat Soechi International Medan, fasilitas, dan struktur organisasi.
BAB IV
: Dalam bab ini diuraikan mengenai pentingnya komunikasi bagi seorang sales person, aktivitas sales person pada sales marketing department dan
hambatan-hambatan dalam pelaksanaan.
BAB V
: Dalam bab ini dituliskan kesimpulan-kesimpulan yang diambil serta saran- saran yang diajukan karena dianggap perlu sesuai dengan permasalahan yang
dihadapi.
DAFTAR PUSTAKA
Jojor Anita Oktariana Sitorus : Peranan Komunikasi Bagi Sales Person
Di Soechi International Hotel Medan, 2009. USU Repository © 2009
BAB II URAIAN TEORITIS
PENGERTIAN SALES AND MARKETING DEPARTMENT
Departement Penjualan dan Pemasaran memegang peranan penting dalam organisasi hotel. Ada beberapa bagian dari Sales and Marketing Department yaitu Marketing
Department, Sales and Promotion Department dan Public Relation . Ketiga bagian tersebut
adalah bagian dari pemasaran di dalam organisasi hotel. Yang memiliki peranan penting dalam operasional sebuah hotel. Oleh karena itu kita harus lebih memahami pengertian dari
pemasaran tersebut sebelum membahas mengenai bagian lainnya. Menurut Na’imuddin dalam diktatnya yang berjudul Manajemen Hotel 3, terdapat
beberapa ahli yang memiliki sudut pandang yang berbeda-beda mengenai defenisi pemasaran. Ada yang membuat defenisinya dari segi fungsinya, dari segi barangnya, segi
kelembagaannya dan ada pula yang menitikberatkan pada semua sisi tersebut sebagai suatu system. Salah satunya adalah Philip Kotler dalam Na’imuddin, 2007, menyatakan bahwa :
Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan pada usaha untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran.
Dengan demikian Kotler berpendapat bahwa pertukaran merupakan titik pusat kegiatan pemasaran dimana seseorang berusaha menawarkan sejumlah nilai kepada orang
lain. Dengan adanya pertukaran berbagai macam kelompok social seperti individu-individu, kelompok kecil, organisasi, dan kelompok masyarakat lain dapat terpenuhi
kebutuhannya.Berdasarkan defenisi tersebut, mula-mula menemukan kebutuhannya terlebih dahulu baru kemudian berusaha untuk memenuhinya dengan cara mengadakan hubungan.
Dapat pula dikatakan bahwa kegiatan pemasaran tersebut diciptakan oleh pembeli dan penjual dimana kedua belah pihak sama-sama ingin mencari kepuasan, pembeli berusaha
Jojor Anita Oktariana Sitorus : Peranan Komunikasi Bagi Sales Person
Di Soechi International Hotel Medan, 2009. USU Repository © 2009
untuk memenuhi kebutuhannya sedangkan penjual berusaha mendapatkan laba. Kedua macam kepentingan ini dapat diPertemukan dengan cara mengadakan pertukaran yang saling
menguntungkan. Defenisi lain yang cakupannya lebih luas sebagaimana yang dikemukakan oleh
BasuSwastha dalam Stanton, 1993 bahwa : Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan
untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada
pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
Secara terperinci Na’imuddin, 2007, menyatakan defenisi tersebut dapat dipisahkan ke dalam beberapa urutan berikut ini :
1. Suatu sistem : suatu sistem kegiatan usaha.
2. Dibuat untuk : merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan
mendistribusikan. 3. Sesuatu yang bernilai : barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan.
4. Untuk kepentingan : pasar, berupa konsumen rumah tangga yang ada dan
konsumen rumah tangga potensial atau pemakai industri. Adapun unsur-unsur penting yang terkandung di dalam defenisi ini adalah :
Pertama, defenisi sistem dan defenisi yang bersifat manajemen. Kedua, system bisnis yang ada harus berorientasi pada pasar atau konsumen.
Kebutuhan pembeli harus dipahami dan dilayani dengan efektif. Ketiga, defenisi tersebut menyarankan bahwa pemasaran merupakan suatu proses
usaha yang dinamis proses keseluruhan yang terintegrasi, tidak sekedar menunjukan penggolongan lembaga dan fungsi-fungsi saja. Pemasaran bukanlah
Jojor Anita Oktariana Sitorus : Peranan Komunikasi Bagi Sales Person
Di Soechi International Hotel Medan, 2009. USU Repository © 2009
suatu kegiatan, atau sejumlah kegiatan, tetapi merupakan hasil interaksi dari banyak kegiatan.
Keempat, program pemasaran bermula dari suatu ide mengenai produk dan tidak berakhir sampai kebutuhan langganan terlayani, yang kadang-kadang terjadi
sesudah penjualan dilakukan. Akhirnya, defenisi tersebut menyatakan secara tidak langsung bahwa untuk
mencapai sukses, pemasaran harus mampu memaksimumkan penjualan yang menguntungkan dalam jangka panjang. Jadi, pembeli harus dilayani dengan
memuaskan agar bersedia membeli kembali pada perusahaan yang bersangkutan. Jadi, berdasarkan Na,imuddin, 2007 : 52 pemasaran merupakan suatu interaksi yang
berusaha untuk menciptakan hubungan pertukaran. Tetapi pemasaran bukanlah suatu cara yang sederhana sekedar untuk menghasilkan penjualan saja. Dalam hal ini , pertukaran
hanyalah satu tahap di dalam proses pemasaran. Sebenarnya pemasaran itu dilakukan baik sebelum maupun sesudah pertukaran.
Sementara itu di bidang usaha perhotelan, kegiatan pemasaran menjadi semakin penting dan menentukan dengan berbagai perubahan yang berlangsung cepat, komlpeksitas
pasar yang makin meningkat, termasuk semakin kritisnya tamu terhadap kualitas dan kuantitas jasa pelayanan yang merupakan produk hotel. Hal ini menyebabkan kegiatan perlu
dilakukan secara profesional dan agresif karena keberhasilan usaha di bidang hotel tergantung kepada kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan tujuan-tujuan
tamu. Ada beberapa cara yang dilakukan untuk meningkatkan volume penjualan produk
hotel menurut Soechi International Hotel Medan, 2008 yaitu dapat dilakukan melalui 2
Jojor Anita Oktariana Sitorus : Peranan Komunikasi Bagi Sales Person
Di Soechi International Hotel Medan, 2009. USU Repository © 2009
cara, dimana yang satu dengan yang lain saling berkaitan. Kedua cara tersebut yaitu In-House Selling
dan Kepuasaan Tamu.
1. In-House Selling
Bagian dari setiap Rencana Tindakan Penjualan Sales Action Plan harus dilaksanakan melalui serangkaian tindakan-tindakan yang sistematik untuk meningkatan
pendapatan hotel melalui tamu-tamu yang menginapdi hotel, tindakan seperti inilah yang disebut dengan In-House Selling. Usaha-usaha yang dilakukan untuk menjual produk ke
dalam inilah yang sebenarnya harus dilakukan terlebih dahulu, karena tindakan penjualan seperti ini akan lebih mudah dan cepat dilaksanakan, ketimbang kita harus merencanakan dan
memerlukan waktu yang lebih lama untuk melakukan penjualan ke luar, walaupun hal ini perlu dilakukan. Tindakan-tindakan atau usaha-usaha melakukan penjualan ke dalam, akan
lebih banyak kemudahannya. Yang jelas bahwa tamu datang ke hotel, mereka pasti harus mengeluarkan atau membelanjakan uangnya. Masalahnya sekarang adalah bagaimana para
petugas mampu mempengaruhi para tamu untuk mau membeli produk hotel yang telah disediakan oleh hotel.
Usaha hotel yang tidak berhasil dapat dilihat dari tingkat hunian kamarnya. Apabila hotel terus menerus tingkat huniannya berada di bawah rata-rata, maka tidak perlu
dikhawatirkan secara berlebihan karena hari-hari yang tersisa dalam kurun waktu satu tahun dan ini berarti masih mempunyai waktu untuk dapat meningkatkan penjualan. Tindakan-
tindakan apa yang perlu dilakukan sekarang, bila tingkat hunian kamar mecapai 100, yang jelas sudah kamar lagi yang tersisa untuk dijual pada hari itu. Inilah waktu yang baik untuk
meningkatkan penjualan jenis-jenis produk hotel selain kamar, dan produk itu tidak lain adalah, makanan dan minuman, kolam renang, olah raga, rekreasi dan lain sebagainya. Dalam
keadaan seperti itulah, perlu dilakukan tindakan-tindakan yang lebih gencar lagi untuk