Rumusan Masalah. Manfaat Penelitian

1.2. Rumusan Masalah.

Dengan memperhatikan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : a. Bagaimanakah gambaran visum et repertum psychitricum kekerasan dalam rumah tangga pada perempuan tahun 2007-2011 di RSUD Dr. Pirngadi Medan. b. Bagaimana proporsi kekerasan yang dialami oleh perempuan yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga berdasarkan visum et repertum psychiatricum pada tahun 2007-2011 di RSUD Dr. Pirngadi Medan berdasarkan demografi usia, tingkat pendidikan, status pekerjaan, status perkawinan.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan umum Untuk mengetahui gambaran visum et repertum psychiatricum kekerasan dalam rumah tangga KDRT pada perempuan tahun 2007-2011 di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

1.3.2. Tujuan khusus

Untuk mengetahui proporsi jenis kekerasan dalam rumah tangga yang dialami perempuan berdasarkan visum et repertum psychiatricum pada tahun 2007-2011 di RSUD Dr. Pirngadi Medan. Universitas Sumatera Utara

1.4. Manfaat Penelitian

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan proporsi kekerasan yang dialami oleh perempuan. b. Dengan diperolehnya proporsi jenis kekerasan yang dialami oleh perempuan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga, diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah wawasan mengenai kekerasan yang terjadi pada perempuan. c. Hasil penelitian ini dapat berlanjut untuk penelitian selanjutnya atau yang sejenis atau penelitian ini sebagai acuannya. Universitas Sumatera Utara

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Kekerasan adalah perbuatan yang dapat berupa fisik maupun non fisik, dilakukan secara aktif maupun dengan cara pasif tidak berbuat, dikehendaki oleh pelaku, dan ada akibat yang merugikan pada korban fisik atau psikis yang tidak dikendaki oleh korban. Kekerasan terhadap perempuan adalah setiap perbuatan berdasarkan pembedan jenis kelamin yang berakibat kesengsaraan dan penderitaan perempuan secara fisik, seksual, psikologis termasuk ancaman tindakan tertentu, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang baik yang terjadi di depan umum atau dalam kehidupan pribadi. Pada tahun 1992, penegasan bahwa kekerasan terhadap perempuan sebagai salah satu bentuk diskriminasi terhadap perempuan merupakan memontum yang penting bagi advokasi gerakan penegak hak-hak asasi manusia khususnya hak asasi perempuan. Penegasan ini dilatari oleh penajaman konsep hak asasi manusia tersebut telah ditegaskan oleh Komite PBB yaitu tentang penghapusan diskriminasi terhadap perempuan. Seiring dengan dikeluarkannya duapuluh butir rekomendasi khusus dari Komite PBB tersebut yang isinya mengenai landasan aksi yang harus dilakikan oleh Negara-negara peserta Konvensi Penghapusan Segala bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan atau convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women CEDAW. Dari latar belakang ini mulai terjadi kemajuan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan masalah kekerasan terhadap perempuan baik yang 4,7,9 Universitas Sumatera Utara